Plastik Biodegradabel Jadi Solusi Pemakaian Plastik Sintetis Tak Ramah Lingkungan

0
12
Foto: Prof Yusmaniar saat menyampaikan orasi ilmiah pengukuhan guru besarnya di Aula latief Hendraningrat, Kampus UNJ.

EDURANEWS, JAKARTA-Menurut Prof Yusmaniar pemanfaatan plastik biodegradabel memungkinkan jadi solusi pemakaian plastik sintetis tak ramah lingkungan dan menjadi ancaman besar bagi kesehatan lingkungan saat ini.

Hal ini dirinya ungkapkan dalam orasi ilmiah bertajuk “Perkembangan Plastik Sintetis Menjadi Plastik Biodegradabel untuk Mewujudkan Lingkungan yang Bersih” saat pengukuhan guru besarnya di Aula Latief Hendraningrat, Kampus UNJ (24/07).

Dalam paparannya Prof Yusmainiar mengungkapkan bahwa penggunaan plastik sintetis berbahan dasar minyak bumi saat ini tanpa disadari telah menjadi ancaman bagi keberlangsungan ekosistem baik di darat, laut, maupun di udara.

“Dalam laporan Plastic Waste Makers Index 2023 dunia menghasilkan 139 juga ton sampah sekali pakai dan jumlah ini naik 6 juta ton lebih banyak dari tahun 2019” ungkapnya.

Atas kondisi tersebut saat ini menurutnya negara-ngeara sedang berlomba mengurangi volume sampah yang beredar, tidak terkecuali negara Indonesia yang juga fokus pada penanganan tersebut.

“Perlu ada kesadaran dalam masyarakat untuk menghindari bahaya penggunaan plastik sitetis tersebut,” katanya.

Pada kesempatan itu Prof Yusmaniar memberi terobosan penggunaan plastik bidegradabel sebagai alternatif penggunaan plastik sintetis yang tidak ramah lingkunganl.

Menurutnya penggunaan palstik biodegradabel ramah lingkungan dan tidak bertentangan dengan kelestarian alam lantaran sifatnya yang mudah terurai.

“Para peneliti telah mencari material yang ramah lingkungan dan beberapa diantaranya fokus pada penggantian bahan dasar (monomer) dari plastik untuk kemasan dari bahan bakar fosil diganti dengan bahan yang mudah terurai atau biodegradabel,” pungkasnya.

Menurut Prof Yusmaniar bahwa penggunaan plastik biodegradabel yang ramah lingkungan juga didukung dengan ketersediaan bahan yang menurutnya di Indonesia berlimpah seperti pati dan selulosa untuk membaut bioplastik.

“Prof Yusmaniar bahwa Pati sebagai salah satu biopolimer yang baik dengan nilai yang menjanjikan karena dapat terurai, terbarukan, berlimpah, dan ekonomis. Sedangkan selulosa dan turunan selulosa bersifat ekologis dan menjadi bahan ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan akrena tidak mudah rusak dan dapat di daur ulang pengunannya,” ungkpanya.