EDURANEWS, JAKARTA: Dalam era globalisasi yang semakin mendalam, upaya mempromosikan dan melestarikan warisan budaya suatu negara menjadi sangat penting. Hal ini tidak hanya memperkuat identitas nasional tetapi juga menjalin hubungan diplomasi budaya antarnegara. Salah satu contoh nyata dari inisiatif semacam ini adalah program pengabdian masyarakat kolaboratif internasional yang dilakukan oleh Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dalam memperkenalkan budaya Indonesia, khususnya tari Reyog Ponorogo, kepada para mahasiswa Universitas Studi Internasional Hebei, Tiongkok. Program ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman tentang warisan budaya tak benda Indonesia, khususnya di kalangan mahasiswa asing, melalui pelatihan tari tradisional yang mendalam.
Menjaga dan Memperkenalkan Warisan Budaya Indonesia
Reyog Ponorogo telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia sejak tahun 2013 melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 238/M/2013. Tarian yang sarat dengan makna filosofis dan sejarah ini tidak hanya menjadi simbol budaya Indonesia, tetapi juga sarana untuk memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara ke panggung internasional. Dengan dukungan dari UNESCO, Reyog Ponorogo sedang dalam proses untuk diakui sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 2024, yang akan menambah daftar panjang budaya Indonesia yang telah mendapatkan pengakuan global.
Namun, pengakuan ini hanya akan berarti jika kita mampu menjaga dan meneruskan warisan budaya ini kepada generasi berikutnya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Oleh karena itu, program pelatihan tari Reyog Ponorogo untuk mahasiswa Universitas Studi Internasional Hebei menjadi sangat relevan. Program ini tidak hanya mengajarkan tarian tradisional, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat memperkuat apresiasi dan pemahaman terhadap kekayaan budaya Indonesia.
Pentingnya Diplomasi Budaya
Diplomasi budaya adalah salah satu cara efektif untuk memperkuat hubungan antarnegara. Melalui pertukaran budaya, negara-negara dapat saling memahami dan menghargai perbedaan, yang pada akhirnya memperkuat ikatan diplomatik. Dalam konteks ini, memperkenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa di Tiongkok melalui program pengabdian masyarakat ini memiliki banyak manfaat strategis. Selain memperkuat hubungan antara Indonesia dan Tiongkok, program ini juga membantu memperkenalkan Indonesia sebagai negara yang kaya akan warisan budaya dan tradisi.
Selain itu, program ini juga menjadi ajang promosi pariwisata yang efektif. Dengan memperkenalkan tarian Reyog Ponorogo kepada komunitas internasional, khususnya di Tiongkok, dapat meningkatkan minat wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia dan menyaksikan langsung keindahan budaya kita. Ini tidak hanya akan berdampak positif terhadap sektor pariwisata, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal.
Proses Pelaksanaan Program
Program pelatihan ini dirancang secara komprehensif dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk mahasiswa dan dosen dari Universitas Negeri Jakarta serta dosen dan mahasiswa dari Universitas Studi Internasional Hebei. Program ini dilaksanakan selama satu tahun dengan kombinasi metode daring dan luring. Kegiatan daring dilaksanakan sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan luring di Tiongkok, yang bertujuan untuk mempersiapkan dan mengevaluasi hasil pelatihan.
Selama pelaksanaan kegiatan luring di Tiongkok, mahasiswa diajarkan gerakan-gerakan dasar dalam tarian Reyog Ponorogo, khususnya Jathil, yang merupakan bagian dari tarian ini. Jathil merupakan tarian yang menggambarkan seorang penunggang kuda dan berasal dari ritual untuk menghormati kuda mitologis. Tarian ini dipilih karena gerakannya yang dinamis dan menarik, sehingga cocok untuk diajarkan kepada mahasiswa asing.
Tantangan dan Solusi
Dalam menjalankan program ini, tim dari UNJ menghadapi beberapa tantangan, termasuk keterbatasan sumber belajar bahasa Indonesia yang tersedia di Universitas Studi Internasional Hebei. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengajar bahasa Indonesia di universitas tersebut, diketahui bahwa mahasiswa masih memiliki pengetahuan yang minim tentang budaya Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini, tim dari UNJ mengintegrasikan pelajaran bahasa Indonesia dengan pelatihan tari tradisional, sehingga mahasiswa tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga memahami konteks budaya di baliknya.
Selain itu, program ini juga menghadirkan tantangan dalam hal koordinasi dan pelaksanaan kegiatan secara lintas negara. Namun, dengan komunikasi yang efektif dan dukungan dari kedua belah pihak, tantangan ini dapat diatasi dengan baik. Program ini juga mendapat sambutan yang positif dari mahasiswa Universitas Studi Internasional Hebei, yang menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mempelajari budaya Indonesia.
Dampak dan Manfaat Program
Program pengabdian masyarakat ini memiliki dampak yang luas, tidak hanya bagi mahasiswa yang terlibat, tetapi juga bagi hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok. Mahasiswa yang mengikuti program ini mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang budaya Indonesia, yang akan memperkaya pengalaman belajar mereka dan membuka wawasan baru tentang keragaman budaya di dunia.
Selain itu, program ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia yang terlibat untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam mengajarkan budaya dan seni Indonesia kepada audiens internasional. Hal ini sejalan dengan upaya UNJ untuk mempersiapkan lulusannya agar siap bersaing di tingkat global dan menjadi duta budaya yang mampu mempromosikan Indonesia di kancah internasional.
Lebih jauh lagi, program ini diharapkan dapat memperkuat pengakuan internasional terhadap keanekaragaman budaya Indonesia. Dengan semakin banyaknya orang yang mengenal dan menghargai budaya Indonesia, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya kita akan terus dilestarikan dan berkembang di masa depan.
Kesimpulan
Program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Universitas Negeri Jakarta dalam memperkenalkan tari Reyog Ponorogo kepada mahasiswa Universitas Studi Internasional Hebei adalah contoh nyata dari upaya diplomasi budaya yang efektif. Program ini tidak hanya berhasil memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada audiens internasional, tetapi juga memperkuat hubungan antara Indonesia dan Tiongkok. Melalui program ini, kita dapat melihat betapa pentingnya peran budaya dalam menjembatani perbedaan dan memperkuat ikatan antarbangsa. Diharapkan, program semacam ini dapat terus dikembangkan dan diadopsi oleh institusi pendidikan lainnya untuk mempromosikan dan melestarikan budaya Indonesia di kancah global.