EDURANEWS, JAKARTA: Mahasiswa Pendidikan Tari memerlukan ketrampilan mengomunikasikan gagasan kreatif dari proses mengritisi karya tari yang tampil di atas panggung. Ini diperlukan, karena kritik tari awalnya tidak membuat pembaca berminat untuk menonton tari.
Sebagaimana pernah manjadi bahan diskusi di antara para kritikus tari semisal Sal Murgiyanto, Edy Seyawati dan sebagainya, kondisi ini membuat para tokoh Kritik tari bermigrasi ke tulisan-tulisan media masa.
Berangkat dari fenomena ini, mempertemukan kritikus tari yang akrab dengan dunia tulis menulis Kritik dari perspektif berbeda menjadi penting. Michael H.B. Radikal, MA, Ph.D (Cand) dihadirkan sebagai salah satu upaya, agar mahasiswa memperoleh stimulus dalam mendapatkan perspektif berbeda dalam menyusun Kritik tari.
Berlatar belakang ilmu Antropologi Budaya, kajian seni dan sekarang tengah studi di University of Melbourne, menjelaskan bahwa dalam menulis kritik, kata kuncinya harus ada di tempat melihat langsung. Melalui strategi ini, proses pengamatan karya menjadi lebih cermat dan akurat.
Selanjutnya, trik dan langkah yang disarankan dalam menulis kritik adalah mulai menulis dari kesan utama yang paling menyenangkan yang didapat. Bagian ini, intinya merupakan narasi tentang deskripsi, klasifikasi, kontekstualisasi. Selanjutnya baru menulis pada penjelasan karya, interpretasi, dan diakhiri dengan analisis karya tari.
Demikian di antara rangkuman kegiatan workshop kritik tari yang berlangsung di Program studi pendidikan Tari UNJ hari ini, Jumat 2 Mei 2025.
*) penulis adalah peneliti dan dosen estetika tari Universitas Negeri Jakarta