Prof. Setia Budi: Material Elektroda Berstruktur Nano Dapat Mempercepat Transisi Energi

0
15

EDURANEWS, JAKARTA. Prof. Setia Budi  memberi Orasi Ilmiah bertajuk “Material Elektroda Berstruktur Nano untuk Pengembangan Teknologi Energi Terbarukan  di Aula Latief Hendraningrat (24/7). Orasi Ilmiah ini sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai guru besar bidang ilmu Kimia Material. Orasi Prof. Setia Budi ini merupakan bagian dari riset yang ia tekuni selama 15 tahun terakhir.

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Setia Budi langsung menyoroti krisis bahan bakar fosil. Dalam 50 tahun ke depan dunia akan mengalami krisis bahan bakar. Hal ini juga yang sudah disadari Richard Smalley peraih Nobel Laureate Bidang Kimia tahun 1996 yang memprediksi bahwa energi akan menjadi permasalahan utama dunia. 

Konsumsi energi bahan bakar fosil yang menggila, seharusnya dunia harus menengok sumber daya terbarukan. Menurut Prof. Setia Budi, selain ketersediaannya berlimpah juga memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih rendah. Ia menyoroti salah satunya adalah pemanfaatan sumber energi terbarukan  direct ethanol fuel cell (DEFC) dan photoelectrochemical water splitting (PECWS). 

DEFC memiliki komponen penting elektroda yang merupakan tempat berlangsungnya proses konversi energi melalui reaksi oksidasi reduksi. Sedangkan sel PECWS bekerja dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip fotovoltaik dan elektrokimia dalam sebuah sel. 

Amatan Prof. Budi, menunjukan luas permukaan katalis dapat ditingkatkan dengan nanostrukturisasi material yang berdampak signifikan. Yang akan memungkinkan lebih banyak atom permukaan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia. 

Inilah yang akan menjadikan rekaya yang tepat pada skala nano dapat mengoptimalkan interaksi antara katalis dan reaktan yang menghasilkan laju reaksi dan efisiensi yang lebih baik. Dan yang terpenting dapat menekan biaya dan mengurangi limbah. Prof. Setia Budi melihat lebih jauh potensi melalui pengembangan dua material elektroda NanoMePTA dan NanoMoCO. 

Dari riset yang dilakukan Prof. Setia Budi pada pengujian NanoMePTA dan NanoMoCO menunjukan bahwa dua material elektroda ini memiliki durabilitas yang baik dan dapat menghasilkan proses konversi energi yang efisien. Bagi Indonesia teknologi ini membuka peluang yang besar jika dipabrikasi yang akan mempercepat transisi energi.