EDURANEWS, JAKARTA. Mahasiswa S2 Pendidikan Geografi UNJ Angkatan 2024 adakan simulasi Mitigasi Gempa di Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri Mampang Prapatan 01 Jakarta Selatan (13/12). Simulasi ini merupakan hasil luaran dari mata kuliah Pendidikan Kebencanaan yang diampu oleh Prof. Dr. Muzani dan Dr. Cahyadi Setiawan.
Mahasiswa yang melakukan sosialisasi dan mitigasi gempa adalah Rianto, Adelia Dwi Rahmawati, Bukhori Brata dan Fadhli Muhammad.
Taman Kanak-Kanak dipilih karena anak usia dini adalah termasuk kelompok rentan yang harus diberikan pemahaman mengenai pentingnya mitigasi gempa bumi. Jakarta juga termasuk wilayah yang rentan akan bencana gempa bumi.
Kumiyati kepala sekolah TK Negeri Mampang Prapatan 01 merasa sosialisasi dan simulasi gempa ini sangat penting. Karena mengajarkan anak usia dini untuk siap menghadapi bencana gempa bumi.
“Untuk anak TK mengikuti mitigasi sejak dini jadi tahu harus ke mana mencari perlindungan dan tidak perlu panik,” ujar Kumiyati.
Puluhan peserta didik dari TK Prapatan 01 telah berkumpul sejak pagi. Mereka bersiap untuk menerima materi mitigasi gempa.
Bukhori Brata salah satu pemateri memberikan wawasan bertajuk, “Sosialisasi Kebencanaan, Cara Aman Menghadapi Gempa Bumi.”
Bukhori memberikan penjelasan mengenai bagaimana melindungi diri jika terjadi gempa bumi. Dengan materi berbasis visual yang menarik Bukhari mengajak peserta didik mengenal ancaman gempa bumi dan cara melindungi diri.
Apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi? Ada tiga hal yang disampaikan yakni; berlindung di bawah meja, tutup kepala dan leher dengan tangan, dan tunggu sampai gempa berhenti dan setelah itu pergi.
Lewat visual yang menarik, animasi dan juga lagu anak-anak, mereka diajak mengenal ancaman gempa bumi. Di sela-sela materi, Adelia memberikan kuis kepada anak-anak peserta didik agar mengingat materi yang disampaikan.
Hal yang menarik adalah ketika secara sederhana anak-anak diajak untuk mengenal cara melindungi diri dari ancaman gempa bumi, berusaha untuk tidak panik dan mengikuti aturan yang ada dan guru pun harus mampu mengarahkan apa yang harus dilakukan.
Agar peserta didik lebih memahami materi, mereka pun mengikuti simulasi gempa bumi. Saat sirine berbunyi tanda gempa bumi terjadi, peserta didik diajak untuk melindungi diri.
Dari simulasi itu peserta didik ada yang melindungi diri dengan menutupi kepala, berlindung di meja, dan jalan tanpa panik sambil menjaga kepala dengan tas.
Mereka pun berkumpul di titik kumpul sementara yang terlindung dari ancaman jatuhnya benda-benda karena gempa bumi. Titik kumpul sementara dipilih sebelum mereka menuju titik kumpul utama agar terlindung dari ancaman.
Ida Hanurawati salah satu guru sangat mengapresiasi kegiatan sosialisasi dan simulasi. Menurutnya kegiatan ini sangat penting bagi anak-anak peserta didik di TK Prapatan 01. Anak-anak pun akan mengerti apa yang harus dilakukan jika ada bencana gempa bumi.
“Mudah-mudahan ketika ada bahaya gempa mereka mengingat apa yang harus dilakukan,” ujarnya.