Film animasi Totto-Chan: The Little Girl at the Window menawarkan imajinasi pendidikan lewat mata bocah
Bersekolah bagi bocah seperti Totto-Chan adalah hal yang membuat dirinya mengenal akan dunia. Namun ketika bersekolah ia dianggap pembuat ‘onar’. Totto-Chan dianggap gadis yang sulit diatur; dengan kekhasan dirinya yang penasaran dengan apapun. Ia pun mesti berpindah-pindah sekolah.
Di sekolah gerbong kereta Tomoe lah Totto-Chan mulai mendapatkan dirinya diterima. Pak Kobayashi dengan kesabaran dan kelembutan mendengarkan cerita dari seorang gadis yang akan bersekolah di gerbong kereta itu.
Sebagai film animasi yang diadaptasi dari buku terkenal karangan Tetsuko Kuroyanagi, Totto-Chan menawarkan kegembiraan lewat mata bocah. Kesegaran-kesegaran visual yang ditawarkan dalam film animasi ini begitu kuat membawa kegembiraan bagi siapa saja yang menontonnya.
Kita akan mudah mengenali momen-momen penting yang ditangkap dalam buku menjadi visual yang mengesankan penonton. Misalnya bagaimana bekal anak-anak sekolah Tomoe adalah harus berasal dari paduan darat dan laut. Mereka pun diajak untuk mengenal dunia lewat makanan. Serta bagaimana anak-anak begitu penasaran akan kehadiran gerbong kereta baru yang akan hadir di sekolah mereka.
Pak Kobayashi adalah gambaran besar bagaimana pendidikan menjadi jalan anak-anak mengenal dunianya. Meskipun Jepang kala itu sedang dalam Perang Dunia 2, pendidikan menjadi mutlak yang harus terus diusahakan dalam dunia yang hancur lebur akibat perang. Pak Kobayashi benar-benar memiliki sifat guru pendidik; ia memimpikan dunia yang setara bagi murid-muridnya. Obrolan-obrolan singkatnya dengan Yasuaki mencerminkan Pak Kobayashi benar-benar mengusahakan sekolahnya bagi semua anak-anak.
Shinnosuke Yakuwa sebagai sutradara juga memanjakan mata penonton lewat kegembiraan musik yang dibawakan Pak Kobayashi. Visual yang menarik perhatian saya adalah bagaimana Yakuwa membuat mata kita tercengang lewat sentuhan visual persahabatan Totto-Chan dan Yasuaki.
Terutama ketika Yasuaki memberanikan diri untuk mandi di kolam renang sekolah; visual animasi ketika ia menyelam seolah-olah kita dibawa kebebasan Yasuaki. Shinnosuke Yakuwa juga pintar menyelipkan beberapa adegan kegetiran akibat perang.
Film animasi Totto-Chan: The Little Girl at the Window akan membawa kegembiraan sekaligus kesedihan dan kemarahan. Seperti Pak Kobayashi, perang dan apinya tidak akan menyurutkan bagi siapa saja yang mengusahakan pendidikan lewat sekolahan.
* Film animasi Totto-Chan: The Little Girl at the Window dapat kalian temui di Cinepolis terdekat. Rasakan pengalaman yang menarik ketika menonton di Cinepolis.