Pocong Gundul, Pengalaman dan Elemen Horor lainnya

0
150

Apakah tetap horor jika  pocongnya  gundul ?

Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul adalah salah satu film alih wahana dari cerita horor yang dikenal orang-orang lewat sebuah podcast. Sebagai alih wahana, tantangan seorang sutradara salah satunya adalah memindai elemen kengerian menjadi visual dalam film, tentu ini tidaklah mudah. 

Kita sebagai pendengar kisah horor melalui medium podcast tentu memiliki pengalaman berbeda jika disajikan dalam bentuk elemen film.  Dengan cara penyampaian narasi dan dialog-dialog yang mungkin saja berbeda, kita dapat menyelami kehororan yang berbeda karena adanya permainan teknik pengambilan gambar, CGI, colour grading dan hal-hal lainnya yang mendukung pada tawaran kengerian pada film. 

Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul yang digawangi Awi Suryadi mencoba meramu film ini berdasarkan apa yang dituturkan Om Hao. Dari awal dimulai film ini, Awi Suyadi mencoba tidak terburu-buru membawa elemen kengerian, lebih membawa ke penonton masuk ke dalam story atau cerita yang dibangun.

Kesabaran dalam membangun cerita ini, menjadi daya tarik tersendiri dalam masuk ke elemen kengerian selanjutnya, ketika Hao (Deva Mahenra) mencoba menelusuri kejadian hilangnya Sari (Nayla D. Purnama) siswi di sekolah SMK. 

Dengan kesabaran untuk memasukan elemen kengerian dan jumpscare dari hantu pocong gundul yang memang sedikit muncul dalam film, justru kengerian, ketakutan, kaget sebagai penonton dirasakan lewat pengalaman-pengalaman tokoh di dalamnya; Hao, Sari, Walisdi dan lainnya. 

Meskipun sedikit muncul, beberapa penonton merasa kaget saat beberapa kali elemen horor pocong gundul melalui siluet maupun suara dentuman. Kemampuan Hao yang disebut dengan retrokognisi inilah yang coba dimasukan ke dalam film sebagai pengalaman penonton untuk merasakan hilang seperti Sari. Terutama scene saat menjahit di sekolah. 

Berbeda ketika hanya mendengar atau menonton dalam podcast, puzzle kengerian dalam film ini saling terhubung dari, narasi, teknik pencahayaan, latar sekolah  yang membangun mood film yang mencekam. Entah mengapa visual yang ‘kuning’ menjadikan film ini terasa mewah.

Kengerian dari wajah Hao dan Sari yang muncul dalam cermin ini menjadi elemen horor yang coba memaksa visual penonton mengalami pengalaman itu. Tentu kemampuan naratif dari film ini yang sabar membangun cerita horor ini sedikit menawarkan kengerian tersendiri didukung dengan kengerian karakter Walisdi (Iwa K) dan pemeran lainnya yang tidak kalah penting. Karakter Rida (Della Dartyan)  yang humoris membawa elemen humor yang mengundang tawa beberapa penonton.  

Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul menawarkan kengerian dari kayanya elemen visual yang ditawarkan yang terasa mewah, kekuatan naratif sentuhan dari Agasyah Karim Khalid Kashogi dalam film ini menjadikan sesuatu yang berbeda dari film-film karya Awi Suryadi lainnya.   

Sepertinya itu yang terjadi, narasi yang kuat dengan sabar masuk hingga kita sejenak melupakan formula  horor yang barangkali hanya itu-itu saja yang hadir dalam film ini.