EDURANEWS, JAKARTA- Melalui Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UNJ Totok Bintoro turut membuka pameran pendidikan Taiwan Higher Education Fair 2023 bertempat di PPM School of Management, Cikini, Jakarta Pusat (17/03).
Totok menyebutkan pameran pendidikan Taiwan ini dapat menjadi langkah bagi Indonesia untuk berperan dalam mempromosikan pendidikan Indonesia bagi masyarakat Taiwan.
“Kalau Taiwan adalah tujuan belajar dari orang-orang Indonesia maka Indonesia juga harus mengambil peluang agar Indonesia menjadi tujuan belajar dari masyarakat dan pelajar Taiwan,” katanya
Totok menyebut di era VUCA, dunia pendidikan harus optimis dan kreatif merancang model pembelajaran yang berorientasi pada hasil. Menurutnya hal ini sangat berguna untuk menghadapi tantangan masa depan.
“Saya harus mengatakan bahwa para siswa dan orang tua mereka sangat beruntung memiliki layanan semacam ini, sebuah “kemewahan” yang tidak saya miliki selama hari-hari saya,” katanya.
Totok menyebut Universitas Negeri Jakarta dalam program International Student Mobility Award (ISMA) juga telah mengirim sebanyak 10 mahasiswa ke Taiwan
Dirinya berharap pameran ini dapat memberikan informasi seluas mungkin kepada peserta yang ingin menempuh jalur studi ke Taiwan.
Dalam sambutannya Deputy Representative of Taipei Economic and Trade Office in Jakarta/Wakil Kepala TETO Jakarta Seng Peng Chen menegaskan bahwa Taiwan merupakan sebuah negara kepulauan yang sangat kecil dengan jumlah penduduk 24 juta jiwa.
Chen juga menyebut Taiwan berbeda dengan Indonesia karena Taiwan tidak memiliki capital dalam bidang sumber daya alam seperti Indonesia.
“Satu-satunya yang bisa kami manfaatkan adalah sumber daya manusia. Ini berarti, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam membangun Taiwan,” katanya.
Menurutnya pameran pendidikan Taiwan adalah momentum untuk memperkenalkan pendidikan di Taiwan kepada Indonesia karena bahwa pendidikan merupakan potensi yang sangat penting untuk pengembangan manusia.
Chen menyebut lebih dari 6.000 mahasiswa Indonesia tengah mengejar mimpi melalui pendidikan di Taiwan dan Indonesia kata Seng adalah negara terbesar kedua sekitar 300-ribuan orang yang bekerja di Taiwan.
“Taiwan punya sesuatu yang dapat menarik minat para mahasiswa-mahasiswi untuk datang,” katanya.
Chen berpendapat bahwa karena pendidikan merupakan fundamental utama bagi pembangunan di Taiwan maka saat ini Taiwan tengah ekspansi memfasilitasi berbagai penyokong kemajuan pendidikan.
“Kami menyediakan bermacam-macam beasiswa, tutor ahli untuk mahasiswa, dan biaya pendidikan yang terjangkau,” katanya.
Ying Huei Chen Dekan International College, Asia University serta inisiator Taiwan di Surabaya menyebut Taiwan menyediakan banyak sekali tawaran pekerjaan bagi mahasiswa Indonesia untuk dijadikan sebagai pekerjaan sampingan sembari menyelesaikan studi.
“Saya bahkan sudah membuat perbandingan, jika anda bersekolah di Australia selama satu tahun anda bisa bersekolah di Taiwan selama 10 tahun, jika anda bersekolah di singapura selama setahun, di Taiwan bisa untuk tujuh tahun dan jika anda bersekolah di jepang selama satu tahun, dapat membiayai kuliah di Taiwan selama lima tahun,” ungkapnya.
Itulah sebabnya Chen mengungkapkan saat ini animo masyarakat Jepang memilih Taiwan sebagai tempat menempuh pendidikan Sarjana mulai nampak.
Dirinya menyebut bahasa Mandarin dan Inggris merupakan bahasa terpenting di dunia yang di terapkan di Taiwan dan dirinya menambahkan bahwa Taiwan adalah Negara demokratis.