Mempersiapkan generasi Emas 2045 Dari Kebijakan Pendidikan

0
296
Foto: Prof Warsito Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

EDURANEWS, JAKARTA-Menurut Prof Warsito Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Kemenko PMK menyebut dalam rangka mempersiapkan generasi emas tahun 2045 perlu kebijakan pendidikan yang tepat dan terarah.

Hal itu dirinya sampaikan dalam seminar nasional bertema Kepemimpinan dan Kebijakan Pendidikan Indonesia: Catatan Akhir Tahun 2022 di Aula Latief, Kampus UNJ (15/12).

Baca Juga: Guru BK Sangat Vital Dalam Pengembangan karier Siswa

Mengawali cerahnya, Prof Warsito menyampaikan amanat Presiden Jokowi terkait prioritas pembangunan SDM 2020-2024 yang terfokus pada pembangunan karakter SDM Indonesia.

Menurutnya karakter tersebut meliputi pekerja keras, dinamis, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengundang talenta global untuk ikut bekerjasama.

Menurut Prof Warsito Kemenko PMK saat ini terus mendorong kurikulum merdeka belajar agar implementasinya mudah diterjemahkan dalam tataran implementasi.

Dia mengatakan kurikulum merdeka memiliki aspek kebebasan belajar terutama dalam  melahirkan talenta dengan keunikannya masing-masing.

Menurutnya metode pembelajaran harus berupaya melahirkan peserta didik yang memiliki pengetahuan literasi, numerasi dan sains sebagai agenda penting saat ini.

Oleh sebab itu Prof Warsito menyebut saat ini Kemenko PMK juga tengah menanggulangi gap pendidikan terutama pada  proses seleksi Perguruan  Tinggi yang harus selaras dengan program merdeka belajar.

“Kita berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan maupun agama untuk bersama menyelaraskan kurikulum,”

Prof Warsito menyebut saat ini Kemenko PMK juga telah mendorong penguatan sistem pendidikan vokasi dalam rangka mengurangi jumlah pengangguran terbuka.

Menurutnya setiap tahun lahir angkatan kerja sebanyak 4.20 juta jiwa per tahun di Indonesia.

Untuk itu menurutnya dukungan penguatan sangat diperlukan diantaranya melalui melalui lembaga sertifikasi profesi serta mendorong pembelajaran berbasis industri dan teknologi agar dapat beradaptasi dengan pasar dunia kerja saat ini.

“Kedepan semua pekerjaan sudah dialihkan oleh tenaga mesin”

Menurut Prof Warsito otomatisasi dan artificial intelligence menjadi penanda penting kehidupan masa kini dan mendatang.

Selain itu dirinya juga menyoroti permasalahan pokok guru di Indonesia terutama dalam hal rekrutmen guru, status dan kesejahteraannya, pengembangan karir guru, distribusi guru yang tidak merata, manajemen guru secara nasional dan politisasi guru.

Namun menurutnya yang terpenting dari pokok persoalan tersebut bahwa guru seorang guru harus mampu menghadirkan lulusannya memiliki karakter critical thinking, collaboration, teamwork, creativity and innovation, communication and confidence.