Dosen UNJ: Inovasikan Dongeng Dalam Media Pembelajaran Kontemporer

0
269
Ilustrasi: Tampilan Dongeng Kontemporer DOKITA (Dokumentasi Screenshot Kegiatan)

EDURANEWS, JAKARTA: Webinar Lokakarya Dokita: Media Pembelajaran untuk menanamkan kembali nilai-nilai luhur pancasila dalam dongeng kolaboratif. Kegiatan ini terselenggara atas dukungan Fakultas Bahasa dan Seni UNJ dengan Pusat kajian Jurnal Seni (PKJS) UNJ.

DOKITA (Dongeng Kita Anak Indonesia) merupkan konsep media aplikasi berbasis permainan untuk pembelajaran siswa dengan metode mendongeng. Sebelumnya konsep ini merupakan representasi disertasi Doktoral oleh ketua Pusat Kajian Jurnal UNJ Seni Dr. Rizky Taufik Rakhman M.Si, Kepala Pusat Kajian Jurnal Seni UNJ.

“Dongeng pada lokakarya ini mengenalkan nilai luhur Pancasila. Juga berorientasi kepada pembelajar untuk dapat mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila tersebut.” Ujar Dr. Liliana Musti M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni menyebut

Generasi Native tehcnology saat ini tidak menutup kemungkinan memberi dampak negatif terhadap perilaku anak muda saat ini. Seperti ketidakjujuran atau berkurangnnya rasa hormat merupakan masalah pudarnya budi pekerti.

Baca Juga: Webinar Kesehatan Rohani UNJ #5. Urgensi Doa dalam Suasana Pandemi

“dahulu, nenek moyang kita mengajarkan secara turun temurun melalui dongeng. Dalam setiap dongeng terselip pesan moral. Saya membayangkan bagaimana menghidupkan dongeng untuk menumbuhkan budi pekerti. Dengan konten Pancasila sebagai tema pokok, sehingga lahirlah DOKITA.”Ujar Rizky Taufik Rakhman Ketua PKJS dan pemateri lokakarya.

Selain itu dalam pembahasannya, Rizky Taufik merasa bahwa temuan lapangan memperlihatkan bahwa anak-anak tidak begitu akrab dengan dongeng.

“Dongeng hanya menjadi media belajar disekolah dan jauh dari peranan orang tua untuk dapat melakukan dongeng kepada anak mereka. Doneng adalah warisan nenek moyang yang harus tetap dijaga. “Ujar Rizki Taufik.

Menurut Rizki Taufik terdapat empat poin penting media pembelajaran bagi anak. Pertama, meski belajar, caranya adalah bermain. Kedua, melibatkan dua arah, anak didik harus diajak bukan disuruh Ketiga, repetisi yaitu pengulangan dan keempat, adalah duplikasi yaitu seorang anak akan melakukan terus-menerus.

Eksperimentasi DOKITA

Hasil dari eksperimentasi penelitian tersebut menghasilkan aplikasi dongeng. Tujuan aplikasi DOKITA adalah membangun storytelling anak-anak untuk bercerita dan membangun ide cerita. Bercerita dengan konsep utama yaitu catat, coret dan cerita.

Ketiga hal tersebut tidak terpisahkan dari kegiatan mendongeng dan tercantum dalam aplikasi pembelajaran tersebut.

Foto: Pengenalan Aplikasi Dongeng DOKITA (screenshot kegiatan)

Konten aplikasi ini mendalami pembalajaran Pancasila. Berangkat dari lima sila Pancasila menjadikan tiap-tiap sila sebagai tema pembelajaran. Dengan desain gambar animasi dan video menjelaskan Pancasila. harapannya aplikasi ini mampu merangsang pikiran dan bisa mengamalkan nilai pancasila.

 

Aplikasi ini juga menjadi platform bagi anak-anak untuk berbagi kisah dongeng. Pengguna aplikasi bisa membagikan cerita dongeng melalui teks atau pun video untuk dilihat oleh anggota lainnya.

Workshop secara langsung kepada para peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa dan guru menjadi penutup kegiatan lokakarya tersebut.