Tingkatkan Kualitas Pendidikan Vokasi, UNJ Lakukan Penandatanganan kerjasama Dengan Universitas di China

0
23
Foto: (kiri ke kanan) Rektor UNJ Prof Komarudin, Wu Huiyuan Vice President of Wusi Institute of Technology, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek RI) Prof Sri Suning Kusumawardani, dan Prof Haibin, Ph. D Vice President, Wuxi Institute of Technology. berforo bersama usai pelaksanaan penandatanganan MoU.

EDURANEWS, JAKARTA-Dalam rangka tingkatkan mutu lulusan pendidikan vokasi, Universitas Negeri Jakarta jalin kerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi di China. Menurut Rektor UNJ Prof Komarudin mengatakan bahwa kolaborasi ini dapat memberi peluang penyerapan lulusan.

“Program ini semoga tidak selesai pada penandatanganan MoU, akan tetapi lebih lanjut pada program yang lebih kontrit seperti workshop pemetaan ketenagakerjaan dan lebih lanjut pada training pada lulusan dan penyerapan tenaga kerja Indonesia di perusahaan China,” ungkapnya.

Hal ini dirinya sampaikan pada saat memberi sambutan dalam kegiatan bertema “China-Indonesia Industry-Education Integration Community” dan “China-Indonesia Insutry-Education Integration Development Forum” di Ballroom Hotel UTC-UNJ by Naraya, Jakarta Timur (18/12).

Prof Komarudin mengemukakan bahwa kerjasama tersebut pada dasarnya merupakan rintisan yang sudah dibangun sejak tiga tahun lalu dan pelaksanaan pendidikan tinggi di China yang sudah berkembang sangat baik hingga memotivasi pelaksanaan kerjasama ini.

Pada kesempatan itu Prof Komarudin juga mengatakan bentuk lain kerjasama ini kedepannya adalah adanya pembentukan asosiasi gabungan para Universitas dari China dan Indonesia.

Sejalan dengan itu menurut Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek RI) Prof Sri Suning Kusumawardani bahwa Perguruan Tinggi tidak hanya melaksanakan Tri–Dharma Perguruan Tinggi tetapi melakukan integrasi dalam mengupayakan kontribusi dalam pembangunan ekonomi-sosial negara.

“Program ini sudah berjalan beberapa waktu dan pelaksanaan FGD ini guna memperkuat dan mempertajam aspek kerjasama, saat ini landscape pekerjaan berubah secara drastis, dan munculanya pekerjaan baru eprlu disikapi secara bersama dan China fokus pada penguatan akapsitas SDM luar biasa dan kita perlu belajar dari sana,” ungkapnya.

Dirinya menambahkan bahwa pertumbuhan tenaga kerja adaptif masih menjadi tantangan dalam menciptakan SDM yang kompeten dalam dunia industri.
Dirinya menyebutkan misalnya selama ini program Magang dan Studi Indepodenden Bersertifikat (MSIB) dirancang untuk mdendekatkan dan menginternalisasikan cara belajar dengan keadaan di dunia industri.

Menurutnya kegiatan tersebut jgua ebrtujuan untuk mempersempit gap antara kompetensi dan kebutuhan tenaga kerja di dunia idnustri saat ini.
Pada kondisi ini juga dirinya menambahkan bahwa MSIB turunan program dari MBKM telah menjadi katalisator dan kerjasama antara pendidikan tinggi dengan dunia industri menjadi lebih baik.

Selain itu Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Yassierli turut mengapresiasi pelaksanaan kerjsama ini dan berharap kedepan forum ini akan menghasilkan manfaat bagi pendidikan Tinggi maupun dunia industri.

Menurutnya saat ini terdapat dua tantangan penting bagi sektor ketenagakerjaan dengan fokus pada peningkatan upskilling dan reskilling yang dapat dikembangkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan.

Dirinya menambahkan bahwa selain itu menentukan prioritas kompetensi yang didukung oleh sistem pendidikan yang baik dan sertifikasi kompetensi.
Dirinya berpesan agar Perguruan Tinggi harus responsif menjawab tantangan kebutuhan dunia industri saat ini dimana masih terdapat gap antara mutu lulusan dan skill yang dibutuhkan dunia industri.

Pada kesempatan itu Prof Haibin, Ph. D Vice President, Wuxi Institute of Technology dalam sambutannya mengapresiasi pelaksanaan penandatanganan kerjasama ini dan menjadi peretmuan yang bermakna.

Pada kesempatan itu dirinya juga akan menggagas untuk emngundang 100 seklah tinggi vokasi dan 100 persuahaan untuk berkolaborasi dalam program kerjasama ini.

Selain itu menurut Wu Huiyuan Vice President of Wusi Institute of Technology menyebutkan bahwa kerjasama ini kedepan juga akan lebih banyak melakukan pelatihan terkait peningkatan skill dan pengembangan pendidikan bdiang vokasi serta pertukaran pelajar diantara kedua negara.

Pada kesempatan itu dirinya jgua ebrharap bahwa kerjasama ini dapat memberikan model pengembangan pendidikan vokasi yang baik kedepannya.