Komitmen Kampus Inklusif, Mahasiswa Difabel Tampil Memukau di PKKMB UNJ Tahun 2024

0
35
Foto: Beberapa mahasiswa difabel UNJ usai tampil pada pagelaran PKKMB UNJ 2024 di Stadion Atletik, Rawamangun, Jakarta Timur. Sumber foto/Humas UNJ

EDURANEWS, JAKARTA-Pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun akademik 2024/2025 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang diselenggarakan pada Senin, 19 Agustus 2024 bertempat di Stadion Atletik Rawamangun menjadi istimewa karena UNJ resmi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum melalui terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2024 Tentang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Universitas Negeri Jakarta yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pertanggal 14 Agustus 2024.

Selain itu juga pada gelaran PKKMB tahun akademik 2024/2025 yang mengangkat tema “Merdeka Berkarya Berkolaborasi Menuju Indonesia Emas” menjadi istimewa dan pertama kali karena adanya penampilan yang memukau dan menawan hati oleh mahasiswa difabel UNJ dengan membawakan lagu “Laskar Pelangi” dihadapan 7.699 peserta PKKMB. Tampilan memukau mahasiswa difabel UNJ ini turut menyemarakan kegiatan PKKMB dan membawa suasana kebersamaan yang inklusif.

Pada kesempatan ini, Andy Hadiyanto selaku Wakil Rektor UNJ Bidang Kemahasiswaan dan Alumni mengatakan bahwa penampilan mahasiswa difabel pada gelaran PKKMB tahun ini kembali menegaskan komitmen UNJ terhadap inklusivitas pendidikan. Menurutnya pada tahun ini UNJ menerima 23 mahasiswa baru dari kelompok difabel yang tersebar di berbagai prodi dan fakultas di UNJ.

“Tahun ini naik jumlahnya dari tahun lalu sebanyak 11 mahasiswa difabel. Hal ini memperteguh komitmen UNJ terhadap kampus yang inklusif. Sebagaimana data dari Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Puslapdik Kemdikbudristek) pada tahun 2023 lalu merilis data bahwa UNJ menjadi peringkat pertama kampus terbanyak penerima mahasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Disabilitas,” ungkap Andy Hadiyanto.

Sementara itu Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ mengungkapkan harapannya agar UNJ dapat menjadi kampus yang benar-benar inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk masyarakat difabel.

Menurutnya memperoleh pendidikan merupakan hak bagi setiap masyarakat, tidak terkecuali bagi para difabel yang memiliki kedudukan yang sama dengan masyarakat lainnya.

“Sebagai bagian dari masyarakat, difabel memiliki hak untuk memperoleh pendidikan yang setara dengan masyarakat lainnya. Untuk itu UNJ sangat berkomitmen untuk hak akses pendidikan bagi para difabel ini,” ungkap Prof. Komarudin.

Lebih lanjut, Prof. Komarudin menjelaskan bahwa UNJ terus berbenah untuk memastikan bahwa seluruh kebutuhan mahasiswa difabel dapat terpenuhi. Ia mengakui bahwa pada awalnya, infrastruktur kampus ini belum sepenuhnya didesain untuk memenuhi kebutuhan teman-teman difabel. Namun, seiring waktu, UNJ terus berproses untuk meningkatkan fasilitas dan kualitas layanan agar kampus ini menjadi lebih ramah bagi semua kalangan.

“Upaya ini mencakup penambahan fasilitas fisik yang mendukung aksesibilitas, seperti ramp, lift khusus, dan toilet yang ramah disabilitas, serta penyesuaian kurikulum dan metode pengajaran untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan mahasiswa difabel,” tambah Prof. Komarudin.

Prof. Komarudin juga mengajak seluruh mahasiswa difabel untuk memiliki semangat yang kuat dalam menempuh pendidikan di UNJ. “Tentu kita akan selalu berusaha membantu apa-apa yang menjadi kendala mahasiswa difabel ketika mereka kuliah di UNJ. Dengan begitu, mereka bisa menjalankan pendidikan dengan lancar dan mencapai prestasi yang optimal,” pungkasnya.

Selain UNJ memiliki Program Studi Pendidikan Khusus yang berada di Fakultas Ilmu Pendidikan, UNJ juga terus berupaya menjadi pelopor dalam memberikan pendidikan yang inklusif di Indonesia. Bentuk komitmen kepedulian UNJ terhadap kelompok difabel juga diwujudkan diantaranya, (1) Memiliki pusat PSB dan Layanan Disabilitas di LP3M; (2) Keberpihakan terhadap kaum disabilitas dengan memberikan kuota untuk penerimaan maba disabilitas; dan (3) Kerjasama dengan PT. Sumber Alfaria Trijaya pengelola Alfamart dalam rangka penyiapan tenaga kerja disabilitas untuk dipekerjakan di Alfamart.

“Beberapa wujud kepedulian terhadap kelompok difabel ini diharapkan menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain untuk lebih membuka diri dan memberikan kesempatan yang sama terhadap kelompok difabel,” ucap Prof. Komarudin.

________________________________________________________

Ditulis oleh: Syaifudin, Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi dan Sekretaris EDURA-UNJ