EDURANEWS, JAKARTA-Jend TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P sampaikan pentingnnya pembangunan dan penguatan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi berbagai tantangan dunia kedepan.
Terlebih menurutnya saat ini dunia tengah menghadapi tantangan global seperti perubahan cepat dengan segala resiko, kompleksitas, kondisi mengejutkan dan krisis seperti ekonomi global, pangan dan energi yang menurutnya terjadi pada kondisi pandemi covid-19 saat ini.
Hal ini dirinya sampaikan dalam seminar nasional bertema Penguatan Tata kelola Pendidikan Nasional Dalam Meningkatkan Kualitas SDM di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Kampus UNJ, Rawamangun (19/06).
Menurutnya meningkatkan kualitas pendidikan menjadi penting menjawab tantangan global tersebut. Moeldoko mengatakan Indonesia melalui Presiden Jokowi periode ini tengah memprioritaskan pembangunan pada sektor SDM, infrastruktur dan peningkatan fleksibilitas birokrasi dengan pendekatan digital dalam pelayanan dan penyederhanaan regulasi dalam memantik peluang investasi.
Menurut Moeldoko keseriusan pemerintah membangun SDM juga terlaksana dengan peningkatan anggaran untuk kartu Indonesia pintar pada 2023 menjadi 21.7 Triliun.
“Harapan tidak ada warga yang tertinggal dalam akses pendidikan,”ungkapnya.
Menurutnya peningkatan kualitas SDM tidak terlepas juga dari penanganan stunting yang hingga saat ini sudah tertangani sebesar 22.6 persen dengan target pada 2024 sebesar 14 persen. Hal ini menurutnya adalah gambaran pembanguann yang fokus pada Human Development Index.
“Jangan kita bicara SDM pada sisi lain masih banyak anak-anak kita mengalami stunting, karena mereka akan sulit bersaing karena pertumbuhannya terganggu,”katanya.
Moeldoko juga menyebutkan saat ini pemerintah telah menyiapkan program manajemen Talenta Nasional (MTN) yang menurutnya rancangan besarnya sudah teralisasi dan menunggu keluarnya Peraturan Presiden untuk dapat dilaksanakan.
“MTN dipersiapkan dalam rangka mewujudkan kehadiran negara untuk mengelola SDM yang memiliki talenta baik pada bidang olahraga, kebudayaan, kesenian, saint dan teknologi pada sektor riset dan development,”katanya.
Dalam orasinya Moeldoko juga menitipkan lembaga pendidikan harus memperhatikan pembentukan karakter sebagai fondasi pembangunan SDM berkelanajutan kedepan. Menurutnya pembentukan karakter saat ini juga menjadi atensi serius yang ahrus diperhatikan.
“Anak-anak harus diajarkan selalu berpikir tentang complex problem solving, critical thinking dan creative and Inovative dan berpikir tentang inovasi.
Dirinya juga menyebut saat ini KSP membuat program sekolah staf presiden (SSP) sebagai upaya pemerintah membekali wawasan kebangsaan generasi muda dan dirinya berharap melalui program ini dapat terlahir karakter para pemimpin bangsa.
Selain itu menurut Rektor UNJ Prof Komarudin menyebut Era revolusi industri 4.0 dan society 5.0 juga ditandai dengan adanya era disrupsi teknologi dan informasi yang berbasis Internet of things atau Artificial intelegence
Rektor UNJ mengutip Fukuyama menyebut era disrupsi mengandung makna gangguan dan inovasi. “Perubahan bermakna sebagai inovasi bagi mereka yang menganggap bahwa perubahan adalah peluang untuk menghasilkan karya dan mengasah jati diri yang bermanfaat bagi semesta,”katanya.
Menurut prof Komarudin bagi UNJ disrupsi merupakan peluang untuk bertransformasi dalam membangun tata kelola pendidikan nasional yang unggul dan berkelas dunia.