EDURANEWS, Jakarta- UNJ selenggarakan kegiatan penandatanganan nota kesepahaman kerjasama antara UNJ dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern, Swiss secara daring. Kerjasama tersebut diharapkan semakin mendorong fokus UNJ dalam menggerakan program internasionalisasi kampus.
Menurut Dr. Totok Bintoro M,Pd Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UNJ bercerita ihwal terjalinnya kerjasama dan mengerucut pada perjanjian kerjasama tersebut karena kolaborasi pengajar BIPA yang ditugaskan KBRI Indonesia untuk Swiss mengajar BIPA di Fakultas Bahasa dan Seni UNJ.
Seperti gayung bersambut, kegiatan tersebut berlanjut pada hubungan kerjasama yang disambut baik oleh Prof. Muliaman Dharmansyah Hadad, Ph.D KBRI Indonesia di Bern, Swiss.
Menurut Dr. Totok Bintoro pada tahun akademik semester ganjil tahun ajaran 2021-2022 terdapat enam orang mahasiswa UNJ terdiri dari tiga mahasiswa pendidikan bahasa Jerman serta tiga mahasiswa pendidikan bahasa Indonesia telah melaksanakan program magang mengajar di KBRI Indonesia di Bern, Swiss.
“Tahun ajaran semester genap tahun 2021-2022 dan tepatnya mulai hari ini UNJ kembali mengirim pengajar BIPA di Bern, Swiss,”katanya.
Menurut Rektor UNJ Prof. Komarudin Perguruan tinggi dituntut harus responsif, terutama UNJ sebagai LPTK dalam memerankan fungsinya sebagai penghasil sumber daya manusia yang adaptif terhadap kebutuhan dan tuntutan terhadap tren yang terjadi seperti dunia usaha dan industri saat ini.
Oleh karena itu menurut Prof. Komarudin, dalam mencapai visi UNJ sebagai Universitas bereputasi di kawasan Asia, maka UNJ terus menggelorakan program internasionalisasi dengan cara mengembangkan kerjasama dengan mitra baik mitra pada sektor pendidikan maupun mitra pada dunia usaha dan industri.
“Penandatanganan MoU ini adalah wujud UNJ memperluas kerjasama internasional, dengan kerjasama tersebut, diharapkan akan semakin banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh kedua belah pihak, khususnya implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi,”katanya.
Prof. Muliaman Dharmansyah Hadad, Ph.D Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss memberikan apresiasi proses MoU dan kerjasama UNJ dengan KBRI Swiss. Langkah tersebut menurut Prof. Muliaman menjadi awal untuk terjalinnya kerjasama pada bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata dan pendidikan.
Prof. Muliaman menjelaskan bahwa hubungan diplomasi Indonesia dengan Swiss mengalami pasang surut sejak 70 tahun terakhir. Menurutnya, tahun ini merupakan tahun istimewa karena baru dirayakan 70 tahun hubungan diplomatik antara Swiss dengan Indonesia.
“Kedepannya, kita terus menggali potensi kerjasama agar hubungan kedua negara semakin baik,”katanya.
Menurut Prof. Muliaman hubungan Swiss dan Indonesia saling mementingkan satu sama lain. Terutama saat ini, Swiss merupakan negara ke-5 investor terbesar di Indonesia.
Perdagangan merupakan jalan menuju komunikasi yang lebih intens antara Swiss dan Indonesia. Prof. Muliaman menjelaskan kondisi Indonesia saat ini mengalami surplus dari hubungan dagang tersebut bahkan sampai pada catatan ekonomi triwulan ketiga tahun 2021.
Lebih lanjut, Prof. Muliaman mengabarkan Indonesia saat ini telah dijadikan sebagai salah satu negara prioritas bagi Swiss. Prof. Muliaman menyebut tidak banyak negara yang dijadikan prioritas di Swiss, sementara di Asia hanya dua negara yaitu Jepang dan Indonesia.
Indonesia dan Swiss akan menandatangani perjanjian professional agreement kata prof. Muliaman, yaitu program magang di perusahaan yang bisa diikuti oleh mahasiswa atau kaum milenials selama maksimum mencapai dua tahun.
Magang tersebut akan menjadi kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh Universitas-Universitas di Swiss maupun Indonesia yang sudah bekerjasama. Prof. Muliaman menyebut detil tersebut dapat dipelajari dan akan disiapkan secara detil.
Menurut Prof. Muliaman, kerjasama antar kampus bisa menjadi langkah awal untuk mengeksplor kerjasama lebih lanjut untuk masa yang akan datang
“Kami dari KBRI Indonesia di Swiss ingin membantu UNJ melalui perjanjian ini untuk mendampingi UNJ, hal ini dapat dinikmati tidak hanya bagi mahasiswa, akan tetapi juga dosen, kurikulum dan lain sebagainya,”katanya.