Peluang Bulutangkis Indonesia Meraih Emas di Ajang Olimpiade Tokyo 2021

0
207

Sebagai negara yang memiliki banyak potensi atlet berbakat di bulutangkis, Indonesia tercatat memiliki prestasi gemilang di Olimpiade. Raihan medali banyak dihasilkan oleh para atlet di ajang paling bergengsi itu. Olimpiade Tokyo 2021 sudah di depan mata, evaluasi dan monitoring terus dilakukan

Edura UNJ mencoba mengulas lebih jauh peluang dan tantangan bulutangkis Indonesia dengan mengadakan webinar bertajuk “Road To Gold Medal Tokyo Olympics Games 2021 Peluang Bulutangkis Indonesia” (7/9). 

Menghadirkan Deputi IV Pengembangan Prestasi Menpora Chandra Bakti, jajaran PBSI seperti Sekjen PBSI Achmad Budiharto, pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi, pelatih ganda campuran Richard Mainaky, pelatih fisik Iwan Hermawan, serta Ketua Edura Sport UNJ Endang Drajat dan dimoderatori oleh wartawan senior olahraga Kompas Yunaz Santoni Aziz. 

Ketua Edura UNJ Henry Eryanto mengatakan webinar ini diadakan untuk memperingati Hari Olahraga Nasional  ke 37.

“Spirit yang ingin kami ingin teruskan adalah mari memasyarakatkan olahraga dan dukung terus prestasi Indonesia di kancah internasional,” ungkap Henry. 

Webinar ini menjadi bentuk dukungan Edura UNJ dalam pengembangan keilmuan keolahragaan. Langkah positif  ini terus digaungkan dengan adanya webinar, akademi, pelatihan dan kejuaraan.

“Semoga dengan webinar ini memperoleh langkah positif dalam perjuangan meraih emas di Olimpiade Tokyo 2021,” ucap Rektor UNJ Komarudin dalam sambutannya. 

Peningkatan Prestasi

Chandra Bakti menjelaskan bahwa program peningkatan prestasi atlet dalam bidang olahraga sesuai dengan visi Presiden Jokowi. Kebijakan pun tertuang dalam pengembangan bakat calon atlet berprestasi, seleksi calon atlet berprestasi, pelatihan performa tinggi atlet berprestasi, pembinaan kehidupan sosial atlet berprestasi, pembiayaan, dan pengawasan pelaporan.

“Bulutangkis memang menjadi cabang olahraga prioritas yang memiliki historis,” ungkap Chandra. Target emas dicanangkan dalam Olympic Games Tokyo 2021. 

Achmad Budhiarto mengatakan PBSI fokus mengembangkan atlet mulai dari pembinaan teknik dasar. Pembinaan ini juga tergantung kepada pelatih terutama pelatih-pelatih daerah. Kompetisi juga dilakukan mulai dari tingkat kabupaten hingga nasional. Puncaknya pada sirkuit nasional, atlet daerah dapat mengukur kemampuan selama berlatih. Kesempatan itu menjadi penilaian dalam rangking nasional dan atlet berhak menjadi atlet nasional.

Olimpiade Rio Brazil 2018 memberikan pelajaran yang berharga. Pelibatan semua aspek menjadi penting. Persiapan dan seleksi sudah dipersiapkan selama satu tahun. Penyesuaian tempat juga dilakukan seperti mencari tempat pelatihan dan menginap. Di Jepang, beberapa daerah sudah menawarkan diri untuk menjadi pusat pelatihan sebelum Olimpiade Tokyo berlangsung. 

“Penundaan ini (covid 19) tidak menjadi masalah,” kata Budiharto,  “Ini membutuhkan kerja keras terutama bagaimana kita bisa menerapkan  sport science untuk menerapkan performa atlet,” lanjutnya. 

Ganda putra menjadi tumpuan dalam meraih emas, sebagai catatan tunggal putra, ganda campuran dan juga putri mengalami peningkatan. 

Kesiapan atlet

Herry Iman Pierngadi mengatakan pandemi covid 19 mengubah program yang sudah direncanakan PBSI. Banyak turnamen yang harus ditunda. Ada 11 bulan waktu untuk menata ulang program.

Ganda campuran di Olimpiade Rio 2018 meraih emas. Raihan ini tidak lepas dari peran pelatih yang mampu menciptakan atlet sekelas Tontowi dan Butet. Richard Mainaky pelatih ganda campuran sering menciptakan atlet putri menjadi leader di lapangan. Richard menjelaskan porsi latihan putri sama dengan yang putra.

“Pemain putri memang harus menjadi leader untuk memancing bola untuk menekan lawan,” kata Richard, “Otomatis putri harus lihai dalam peran dan pertahanan,” lanjutnya. 

Iwan Hermawan menjelaskan bagaimana pos fisik setelah Olimpiade Rio menjadi bahan evaluasi terus dalam program pelatihan fisik. Pandemi sebetulnya menguntungkan bagi pelatih fisik untuk meningkatkan performa atlet. Pelatih fisik berfokus kepada empat komponen fisik dan koordinasi gerak. Penerapan sport science juga membantu untuk mendapatkan data detail poin fisik atlet. 

Endang Drajat berharap semakin banyak perkumpulan menjadi sangat baik dan kompetitif. Perkumpulan daerah yang terkendala ekonomi perlu didukung untuk dapat berkompetisi di tingkat nasional. 

Basri Yusuf  juga mengingatkan mengenai penentuan unggulan (seeding) meskipun beberapa atlet unggulan sudah aman. Poin penting yang harus diperhatikan salah satunya strategi mengantisipasi kemungkinan atlet dari negara lain untuk menyodok. Perolehan poin rangking yang dinamis jangan membuat Indonesia lengah. 

“Tetap harus memonitor dan mengevaluasi,” ungkap Basri.

Previous articleImpulsive Buying
Next articleArti Merdeka
Kuliah di Pendidikan Geografi UNJ dan aktif di LKM UNJ. Sejak kuliah aktif menerbitkan buku karangan mahasiswa. Esainya pernah dikurasi saat mengikuti kompetisi esai mahasiswa Tempo Institute. Kumpulan esainya dapat ditemui pada buku “Sama dan Beda”, kumpulan cerita anak “Raden Anggana Suta dan Kuda Putih”. Tulisan pernah diterbitkan di Kompas, Solopos, Berita Bekasi, Radar Bekasi, Koran Sindo, Koran Jakarta, & Majalah Stomata.