Prof. Achmad Husen: Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Harus Terintegratif

0
157

EDURANEWS, JAKARTA. Pemahaman tentang kedudukan manusia tidak lepas dari sebagai hamba Allah, pengabdian manusia harus berdampak pada manusia lain dan alam.  Hal inilah yang  Prof. Achmad Husen uraikan dalam orasinya bertajuk “PKLH Sebagai Manifestasi Tanggung Jawab Manusia Selaku Khalifatullah Fii Ardhi dan Hamba Allah”  di Aula Latief Hendraningrat Gedung Dewi Sartika UNJ (23/11). 

Namun penurunan kualitas SDM dalam hal ini berkaitan dengan alam telah terjadi kerusakan lingkungan. Laporan “Our Common Future” mengemukakan bahwa banyak di antara masalah-masalah lingkungan hidup yang kritis.  Hal ini menurut Prof. Achmad Husen berkaitan dengan pembangunan yang tidak merata, kemiskinan, pertumbuhan penduduk yang relatif cepat.  

Yang mengakibatkan tekanan-tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap alahan, air, hutan, dan sumber daya alam lainnya yang ada di planet bumi ini. 

Prof. Achmad Husen menjelaskan bahwa hal ini dipicu oleh mentalitas frontier yaitu sikap yang  menganggap bumi itu tidak terbatas dan manusia bukan dari bagian alam. 

Menurut Prof. Achmad Husein hal ini dapat diurai dengan pendidikan.  Kesadaran manusia akan lingkungan yang diakibatkan rusaknya lingkungan yang masif karena tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab.  Dengan jalan pendidikan akan mampu menumbuhkan kesadaran akan fungsi manusia dalam kedudukannnya. Menempatkan manusia dalam ekosistem.

Pendidikan yang dimaksud Prof. Achmad Husen adalah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Yakni suatu program pendidikan untuk membina anak/peserta didik memiliki pengertian, kesadaran, sikap dan perilaku yang rasional serta tanggungjawab tentang pengaruh timbal balik antara penduduk dan lingkungan hidup.

Prof. Achmad Husen juga menegaskan bahwa pendidikan kependudukan lingkungan hidup harus terintegratif dan monolitik  dengan metode based learning. Sayangnya dalam kurikulum merdeka pendidikan kependudukan dan  lingkungan hidup  tidak menjadi pelajaran prioritas yang berimplikasi pada wawasan pembangunan yang berkelanjutan.