EDURANEWS, JAKARTA-Dalam mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Universitas Negeri Jakarta melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Meemorandum of Understanding (MoU) dengan pemerintah dan 8 pelaku Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) di Aula Bung Hatta kampus A, UNJ (12/07).
Di level pemerintah UNJ menjalin kerjasama dengan Kementerian Koordinator Perekonomian dan 8 pelakau usaha dan industri diantaranya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Karawang, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), DPC Karawang Pemuda Tani Indonesia, Asosiasi HRD-GA Karawang, PT. Karawang Nusantara Jaya, PT. Panasonic manufacturing Indonesia, PT. Carsome Academy, serta PT. Idena Emas Nusantara.
Menurut Prof Komarudin rektor UNJ menyebut saat ini UNJ tengah fokus menggandeng DUDI dalam rangka memperkuat pendidikan dan membangun SDM vokasi berdaya saing tinggi.
Bahkan dirinya juga mengabarkan saat ini UNJ tengah diajak untuk berkolaborasi membangun pendidikan vokasi yang diperuntukan bagi program kereta cepat dari China.
“Dari sekian banyak kampus UNJ yang ditawari, karena memang UNJ sudah memiliki program studi manajemen transportasi, saya kira ini merupakan bekal dan lulusannya dari situ bisa terserap di perusahaan kererta cepat,” ungkapnya.
Menurut Rektor UNJ program MBKM telah membawa dampak pada lulusan agar lebih siap dan memilkiki kompetensi soft skill dan hard skill sesuai tuntutan zaman dan teknologi.
“Harus ada jembatan sebelum bekerja di dunia nyata, salah satunya kegiatan magang,” katanya.
R.R Yuli Seri Wilanti Selaku Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hoortikultura Kementerian Bidang Perekonomian berharap bisa terlibat dalam merancang program MBKM untuk menyambungkan berbagai lintas sektor yang terkait dengan holtikultura.
Hal ini dirinya representasikan dalam kegiatan kolaborasi pengembangan pertanian dengan Universitas yang sudah berjalan dan memiliki manfaat baik bagi dunia industri dan mahasiswa itu sendiri.
“Praktik ini memberi dampak signifikan, terutama pada pengaplikasian penerapan teknologi tepat guna dari Perguruan Tinggi untuk menciptakan efisiensi,” ungkapnya.
Wasis Kartijoso selaku manager Training and Human Development PT. Panasonic menyebutkan saat ini ada 8 target pengembangan kompetensi yang juga sedang dikembangkan oleh perusahaan Panasonic Manufacturing.
Panasonic berkomitmen mengembangkan SDM industri yang berkolaborasi dengan lembaga pendidikan dengan mengembangkan pelaksanaan kurikulum, praktik, pelatihan untuk guru, sebagai guru tamu industri mengajar, kelas industri, sertifikasi guru dan siswa, teaching factory, dan komitmen penyerapan.
Menurutnya 8 faktorn tersebut merupakan kunci utama membangun kompetensi SDM unggul dalam dunia industri. “Masalah industri sangat banyak dan butuh sentuhan akademisi,” katanya. Hal ini adalah tujuan visi perusahaan elektronika mencapai revolusi industri 4.0 pada 2030.