EDURANEWS, JAKARTA-Prof Yuliani Nurani menyebut guru pendidikan anak usia dini (PAUD) agar membiasakan peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir reflektif terutama dalam media pembelajaran yang bersifat inovatif.
“Keterampilan ini mengarah pada upaya perbaikan dan inovasi dalam proses pembelajaran dan yang utama pengembangan karakter anak,” ungkapnya.
Hal ini dirinya sampaikan dalam orasi ilmiah pengukuhan guru besarnya di Aula latief Hendraningrat, kampus UNJ (05/06) dengan mengangkat tema “Pemikiran Reflektif: Mewujudkan Generasi Emas 2045 Anak Indonesia yang Berkarakter & Berbudaya dalam Membangun Peradaban Dunia (Implementasi Teknologi Pembelajaran Anak Usia Dini)”.
Prof Yuliani menjelaskan bahwa dalam rangka stimulasi pendidikan karakter kepada anak usia dini, penting penggunaan media pembelajaran yang inovatif yang membantu pengembangan kemampuan kognitif anak agar tidak terjebak pada verbalisme semata.
Penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi juga dapat mendukung pendidik atau guru dalam mengembangkan karakter anak usia dini.
Prof Yuliani menyebut tujuan berpikir reflektif adalah untuk mengembangkan kesadaran dan meningaktkan praktik pembelajaran.
“Guru reflektif mampu mengenali masalah, memeriksa tujuan konteks, mempertimbangkan probabilitas dan mampu menciptakan metode pembelajaran yang sesuai kebutuhan peserta didik mencapai tujuannya.
Prof yuliani menyebut metode berpikir reflektif diantaranya adalah habitual action, understanding, reflection, dan critical thinking yang mampu menjadi sarana pendorong dalam pemecahan masalah yang terjadi kini dan masa mendatang.
Menurut Prof Yuliani bahwa pembelajaran keterampilan berpikir reflektif juga dapat dilakukan melalui belajar sambil bermain, karena pada dasarnya bermain menurut Prof yuliani merupakan sarana bagi anak untuk belajar.
“Padahal bermain bagi anak usia dini adalah suatu kegiatan yang serius laiknya orang dewasa saat bekerja,”ungkapnya.