Shahrul Khan kembali ke layar lebar, apa hanya menawarkan goyangan?
Setelah Pathaan (2023) menjadi pertanda baik kembalinya Shah Rukh Khan dengan kisah superheronya yang beken, kini ia kembali melalui film yang lebih menggebrak dengan tawaran penyajian yang lebih dramatis dan penuh nuansa kritik melalui Jawan (2023).
Di bawah arahan Arun Kumar atau yang biasa dengan panggilan Atlee, yang telah membawa karakter Shah Rukh Khan menjadi sorot utama yang tak hanya jenaka, tetapi juga kharismatik.
Atlee tak hanya membawa film ini ke arah heroik dengan aksi tembak-tembakan pada umumnya, jauh dari itu dia membawa banyak tawaran mulai dari gagasan, kritik sosial, peran perempuan, isu petani, dan persoalan pelik lainnya yang berasal dari Negara yang rusak-rusakan.
Cerita-cerita kesedihan dari kesedihan mulai terungkap dari karakter perempuan yang menggebrak di awal film akibat negara yang abai melalui kebijakannya yang nir akal. Mereka adalah Lakshmi (Priyamani), Eeram (Sanya Malhotra), Ishkra (Girija Oak), Kalki (Lehar Khan), Helena (Sanjeeta Bhattacharya). Yang menjadikan film ini mengikis maskulinitas heroik, karena menawarkan perjuangan sebuah perempuan lintas profesi.
Narasi-narasi kekerasan negara mulai terungkap dari karakter Lakshmi yang harus melihat ayahnya gantung diri akibat Traktornya diambil paksa. Dan Dr. Eeram yang harus menanggung penderitaan karena sebagai dokter ia telah dipaksa menjadi tersangka dari sistem kesehatan yang buruk akibat pejabat-pejabat negara yang korup.
Dibalik filmnya yang heroik nan penuh romansa dan goyangan karena khasnya musik India, ia menawarkan sesuatu narasi besar yang sangat relevan bagi siapa saja.
Narasi-narasi kekerasan negara dibalut dengan segala rupa sepak terjang Azhaad Rathore (Shah Rukh Khan) yang mengerjai para pejabat yang korup di bidang kesehatan dan pertanian. Dua isu yang sangat relevan di tengah krisis pangan karena el nino. Kita disajikan dua karakter heroik yang diperankan dengan sangat baik oleh Shah Rukh Khan serta karakter villain yang diperankan Vijay Sethupathi. Tentunya karkater Narmada Rai (Nayanthara) menjadi duet epik bagi Azhaad Rathore. Serta kejutan karakter Sanjay Dutt yang jenaka.
Terlebih isu pemilu di dalam film yang menyajikan suara rakyat begitu penting dalam mempertahankan negara yang korup atau menghancurkannya. Jawan menjadi film heroik yang menjanjikan, dengan story yang menarik, slow motion yang memikat, peran perempuan, dan kritik sosial bagi negara yang korup menjadikan film ini sangat layak untuk ditonton. Ternyata, Shah Rukh Khan gak cuma romansa dan bergoyang!
Menonton dan menarilah sambil memikirkan isu kritik sosial di film yang mungkin saja relevan dengan kehidupan sehari-hari kita, apalagi menjelang pemilu.