Wujudkan Pendidikan Profesional Melalui Kurikulum Sekolah Penggerak

0
135
Foto: Kedua dari kiri, Tunjungsari Sekarningtyas M.Pd memberi paparan sekolah penggerak dalam webinar paradigma pembelajaran 5.0 di kampus UNJ.

EDURANEWS,Jakarta-Program Studi S3 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta selenggarakan webinar bertema “Menyongsong Paradigma Baru Pembelajaran 5.0.” kegiatan tersebut terselenggara secara daring dan luring terbatas (15/12).

Tunjungsari Sekarningtyas M.Pd merupakan pemateri sekaligus mahasiswa S3 Pendidikan Dasar UNJ. Dirinya  beri paparan penting terkait peran kurikulum sekolah penggerak untuk wujudkan pendidikan dasar profesional masa depan.

Sekolah penggerak merupakan kebijakan baru dalam satuan pendidikan terutama pendidikan dasar yang tengah dicanangkan dalam semua satuan pendidikan. Menurut Tunjung, penerapan kurikulum sekolah penggerak belum bisa menyeluruh.

“Hanya sekolah-sekolah terpilih saja yang sudah diberikan diklat pada kepala sekolah dan guru dalam menerapkan kurikulum sekolah penggerak terutama untuk sekolah dasar kelas 4,5 dan 6,”tegasnya.

Tunjung menyebut peningkatan kualitas pendidikan dasar saat ini menjadi faktor penyesuaian diterapkannya kurikulum sekolah penggerak.

Dalam paparannya, Tunjung melihat motivasi eksternal lebih dominan terhadap peserta didik ketimbang motivasi internal dalam bersekolah.

Oleh sebab itu, kurikulum sekolah penggerak diharapkan jadi program belajar yang menyenangkan bagi peserta didik karena basisnya peserta didik sebagai pusat pembelajaran.

Menurut Tunjung, kurikulum sekolah penggerak dalam beberapa aspek mengubah pola lama ekosistem pendidikan dasar saat ini.

Tunjung menjelaskan, seperti pimpinan sekolah, kedepan tidak sekedar mengatur, akan tetapi menjadi pelayan.

Selain itu, guru tidak sekedar menjadi pelaksana kurikulum. Menurut Tunjung, guru sebagai pemilik dan pembuat kurikulum peserta didik berdasarkan kebutuhan dan peran guru sebagai fasilitator sumber pengetahuan.

Foto: kedua dari kiri, Tunjungsari Sekarningtyas M.Pd

oleh karena itu, dalam kurikulum tersebut, guru harus memiliki catatan profil kompetensi siswa, sehingga guru dapat menentukan model belajar sesuai kebutuhan siswa berdasarkan kemampuannya itu.

“Kemampuan guru dalam teori harus terwujud menjadi praktek dalam kurikulum sekolah penggerak,” tegasnya.

Tunjung menyebut, kurikulum sekolah penggerak juga menyematkan karakter profil pelajar pancasila yang terdiri dari 1)beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia. 2) Berkebhinekaan global. 3) Bergotong royong. 4) Kreatif. 5) Bernalar kritis. 6) Mandiri.

Ke-6 profil pelajar pancasila tersebut menjadi unsur penting dan tersemat dalam proses belajar peserta didik baik pada intrakulikuler maupun ekstrakulikuler.

Tunjung berharap kurikulum sekolah penggerak dapat menjadi katalis dalam mewujudkan pembelajaran yang mengedepankan peserta didik untuk bernalar kritis, mandiri dan berjiwa gotong-royong.

Tunjung menyebut, semangat kurikulum sekolah penggerak tidak terlepas dari gagasan pendidikan Ki Hadjar Dewantara dalam hal gagasan merdeka belajar.

Tunjung menyebut tujuan penting sekolah penggerak sebagai upaya menyongsong paradigma baru pembelajaran 5.0.