Praktik baik Pendidikan Perkuat Kompetensi Literasi, Numerasi, dan Sains Siswa

0
88
Foto: Narasumber seminar nasional bertema “Penguatan Literasi dan Numerasi untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa” Dari Kiri Atas Moderator Nurita bayu, Helvy, Hary, dan Linda Zakiah.

EDURANEWS, JAKARTA-Seiring persiapan kompetisi literasi dan numerasi 2024, juga diadakan kegiatan seminar nasional bertema “Penguatan Literasi dan Numerasi untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa” yang digelar secara daring (19/07).

Kegiatan tersebut mengundang tiga narasumber yang aktif dalam berkontribusi pada pencapaian pemahaman mengenai literasi dan numerasi dalam praktik pembelajaran sehari-hari baik dalam pengalaman dan hasil riset.

Seperti disebutkan oleh ketua kegiatan kompetisi literasi dan numerasi 2024 Dr. Teguh Trianung dimana kegiatan ini dalam rangka berkontribusi memperbaiki skor PISA Indonesia.

Dengan konteks tersebut Helvy Tiana Rosa dosen Universitas Negeri Jakarta dalam paparannya bertema “Penguatan Gerakan Literasi Membaca-Menulis” menyebutkan bahwa hal penting yang harus dipahami dari pada literasi adalah upaya untuk dapat mengembangkan berpikir kritis.

Dirinya menambahkan bahwa menumbuhkan semangat literasi tersebut perlu dibangun dari keluarga dan guru di sekolah dalam penguatan proses kreatif berliterasi.

“Yang harus dilakukan adalah dengan memulai dengan orang tua yang suka membaca dan orang tua yang menulis, kita mau anak kita suka membaca kalau orang  tua kita tidak suka membaca dan kalau mau anak didiknya suka membaca tapi gurunya tidak suka membaca, maka akan sangat susah terbentuknya,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu Perempuan yang akrab disapa Pippi juga membagikan kiat menjadi penulis yang menurutnya perlu beberapa pembiasaan diantaranya membaca setiap hari, menulis setiap hari (diari), suka bercerita/mendogeng, menulis surat, menulis cerpen, serta mencari komunitas belajar lebih lanjut adalah upaya penting melatih kemampuan menulis.

yang hal ini juga dirinya lakukan sejak kelas 3 SD.

“Kiat itu yang telah membawa saya melahirkan beragam karya tulis, pada waktu itu kesan menulis yang pernah saya alami adalah ketika menulis surat ke Taufik Ismail ataupun Rendra,” katanya.

Menurutnya proses tersebut perlu dilakukan berulang kali dan hal ini pula yang akan memberikan pengayaan ketika kelak seseorang akan terjun menjadi seorang penulis.

Pengalaman terbaik bagi dirinya dalam dunia literasi adalah ketika mendirikan forum lingkar pena sebuah forum bagi pembaca dan penulis dari bergai kalangan dimana forum ini pada tahun 2000-an pernah dinobatkan sebagai pahlawan masyarakat.

“Sampai hari ini forum lingkar pena masih terus melahirkan penulis berkualitas dari berbagai kalangan,” ungkapnya

Selain itu menurut Linda Zakiah narasumber sekaligus dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UNJ yang memuat materi bertema “Penguatan literasi melalui projek profil pelajar pancasila” mengungkapkan kurikulum merdeka belajar saat ini berupaya mendorong peningkatan PISA literasi yang berguna untuk meningkatkan skor PISA Indonesia.

Menurutnya terkait hal itu dalam proses pembelajaran di sekolah juga harus dikaitkan dengan enam literasi dasar diantaranya literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan dalam setiap proses pembelajaran.

Pada kesempatan itu Linda Zakiah juga mengenalkan sebuah karya buku cerita berbasis kearifan lokal budaya betawi yang juga merupakan hasil karya dari garapan disertasinya.

Menurutnya selain mengenalkan budaya, buku cerita tersebut memberi pesan mengenai toleransi sosia,” ungkapnya.

Linda Zakiah menambahkan projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) saat ini merupakan upaya untuk mendorong tercapainya profil pelajar pancasila dengan menggunakan paradigma baru melalui pembelajaran berbasis projek

“Jadi dalam hal ini setiap luaran mata pelajaran itu ada projeknya tidak sekedar teoritis saja,” ungkapnya.

Menurutnya dimensi profil pelajar pancasila ada 6 diantaranya beriman, bertaqwa kepada Atuhan YME, berahlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri menjadi pondasi penting dalam membentuk karakter peserta didik dalam proses belajar.

Pada paparan akhir oleh Hary Chandra Co-Founder and Chairman PesonaEdu Group menyebutkan keikutsertaan Indonesia menjadi anggota OECD menjadi titik balik terhadap upaya pembenahan skor PISA nasional.

Menurutnya kemampuan literasi, numerasi dan sains  sangat penting tidak semata dalam rangka meningkatkan skor PISA melainkan tolak tolak ukur dan syarat suatu keanggotaan global.

“Satu hal saja bahwa literasi, numerasi, dan sains ini bukan saja ahli bercerita tentang ahli bahasa, matematika, dan sains tetapi sebuah kompetensi yang harus dimiliki SDM indonesia,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu Hary Chandra menjelaskan dukungan penguatan literasi tersebut harus sejalan dengan dukungan pengembangan sarana dan prasarana pembelajaran yang saat ini menurutnya sudah berbasis digitalisasi dan visual objek.

Inovasi pembelajaran berbasis digital dan visualisasi objek pembelajaran saat ini tengah menjadi fokus garapan PesonaEdu dari beberapa karya buku ajar yang diciptakan saat ini.

“saat ini pengembangan buku digital sudah memasuki generasi keempat dimana proses pembelajarannya bersifat interaktif dengan pengembangan materi pembelajaran berbasis digital berbasis visualisasi,” pungkasnya.

Menurutnya basis pembelajaran digital selain menciptakan pembelajaran yang kreati dan inovatif juga dapat memberikan pemahaman ayng rumit menjadi mudah di cerna melalui visualisasi dan interaktif.