EDURANEWS, JAKARTA-Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof Komarudin turut mengapresiasi dibentuknya The Gade Creative Lounge (TGCL) yang bertempat di perpustakaan UNJ lantai 4 pada saat kegiatan peresmiannya di halaman perpustakaan (20/09).
Menurut Prof Komarudin gade memiliki makna jalan desa menuju kota yang sejalan dengan keberadaan perpustakaan yang menjadi akses penghubung ke tempat yang luas dan tidak terbatas melalui sarana perpustakaan yang memadai.
Rektor UNJ menyebut keberadaan TGCL turut melengkapi sarana dan prasarana belajar yang ada di UNJ setelah peresmian kantin baru. “Ini akan mendukung layanan UNJ untuk membuka kelas internasional dalam mendukung visi unj menjadi kampus bereputasi di kawasan Asia dan kampus kelas dunia,” katanya.
Sementara itu Direktur Jaringan, Operasi dan Penjualan PT Pegadaian Eka Febriansyah berharap adanya TGCL akan menambah tingkat kunjungan civitas akademika UNJ ke perpustakaan.
Menurutnya TGCL bertujuan menjadi wadah dan tempat lahirnya ide-ide kreatif dan inovatif untuk kemajuan bangsa dan negara. Eka menambahkan saat ini TGCL UNJ merupakan bangunan ke-14 dan di setiap kampus diletakan di perpustakaan.
“Kami bangun pertama kami ingin meningkatkan kembali salah satu aktivitas kunjungan mahasiswa ke perpustakaan dan TGCL ini merupakan ke 14 dan di beberapa kampus memang diletakan di perpus, “katanya.
Pembangunan UNJ
Prof Komarudin menjelaskan saat ini Unj tengah memasuki fase pembangunan besar-besaran dimana akan ada 4 tower dalam tahap pembangunan dan sebagian sudah bisa digunakan tahun ini, serta satu gedung pendidikan karakter untuk pusat kajian dan diskusi yang juga terdapat masjid di lantai atas.
Rektor UNJ menyebut hal ini dalam rangka mendukung sarpras dan kebutuhan akan belajar mahasiswa yang semakin meningkat. Dalam sambutannya Rektor UNJ juga berpesan agar mahasiswa dan para pengunjung turut menjaga dan merawat TGCL agar tetap terjaga dan memastikan asaz manfaatnya dapat terus dirasakan mahasiswa.
“Jika dikelola perpustakaan saya khawatir SDM-nya tidak cukup sehingga kurang bisa optimal pemanfaatannya, pengelolaannya saya kira harus secara khusus termasuk barangkali bagaimana menumbuhkan program untuk membangun,” katanya.
Perpustakaan UNJ saat ini sudah didukung beragam sarana dan prasarana penunjang pembelajaran bagi mahasiswa seperti pengembangan koleksi buku dan jurnal digital (E-Library), tater mini (untuk pentas dan kajian yang berkaitan visual) dan pojok statistik sebagai tempat pengembangan ilmu statistik yang juga belum lama diresmikan.
Rektor UNJ Berharap sarana dan prasarana yang ada saat ini dapat menjadi wadah pengembangan kreativitas dan inovasi civitas akademika dan mendukung visi UNJ menjadi kampus kelas dunia.
Prospek Kerjasama
Eka Febriansyah dalam sambutannya menyebut tahun ini pihaknya tengah menggagas lomba The Gade Sociopreneur dalam menggalang ide kreativ dan inovatif dari mahassiwa antar kampus. Dirinya juga mengajak agar mahasiswa UNJ turut terlibat.
Tidak sekedar melakukan pemaparan ide, pihak Pegadaian kata Eka juga akan membantu melakukan mentoring dan dukungan pembiayaan bagi rancangan ide bisnis dalam berbagai program pelatihan bisnis dan pelatihan yang dibutuhkan dalam membangun kreativitas dan inovasi.
“Kadang-kadang dilomba ini kita menemukan bentuk yang tidak pernah kita lihat sebelumnya, jadi ide kreatif ini sangat penting dan ini lombanya akan dilaunching,” katanya.
Direktur Jaringan, Operasi, dan Penjualan PT Pegadaian itu menyebut kedepan pihaknya membuka kesempatan untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam berbagai hal. Dirinya mencontohkan yang pernah dilakukan oleh PT. Pegadaian dalam program The Gade Integrated Farming yang mampu mensinergikan kendala dan peluang antara sektor pertanian dan peternakan menjadi tepat guna.
Tidak hanya itu menurut Eka saat ini PT. Pegadaian juga tengah menTidak hanya itu menurut Eka saat ini PT. Pegadaian juga tengah menyasar pasar anak muda dalam beberapa sektor bisnisnya.
“Kami ingin masuk ke anak muda karena 2018 data kami menunjukan 60 persen nasabah pegadaian masih diusia di 45 tahun ke atas, dan kami lakukan transformasi besar dalam berbagai bentuk tampilan seperti outlet, pelayanan dan termasuk the gade café untuk mendekatkan diri kepada anak muda dan saat ini terlihat hasilnya, saat ini sudah 72 persen konsumen Pegadaian berusia dibawah 45 tahun” ungkapnya.
Eka Menyebut regenerasi konsumen menjadi keharusan bagi sebuah unit bisnis, bagaimana menjaring konsumen muda, maka menurutnya harus mengikuti tren yang digandruingi anak muda.
“Dahulu mungkin orang ke Pegadaian karena butuh uang harus “menggadai” sekarang sudah berbeda, ada tabungan emas dan jenis permodalan dan penyimpanan atau layanan yang lebih fleksibel agar dapat diakses kapanpun dan dimanapun dalam genggaman itu yang dicari anak muda saat ini,” ungkapnya.