Bagaimana jadinya jika perempuan hidup dalam kesendirian di rawa ?
Where the Crawdad Sing (2022) berkisah tentang seorang perempuan bernama Kya. Ia hidup sendiri di sebuah rumah yang orang-orang bisa saja menyebutnya sebagai ‘penyihir’. Kya tidak dianggap sebagai manusia pada bisa, bahkan ‘perempuan’, karena dirinya sangat berbeda dengan orang-orang itu. Ia adalah ‘gadis paya’ begitu orang-orang memanggilnya.
Where the Crawdad Sing film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama dari penulis Delia Owens.
Sejak kecil, Kya merasakan kekerasan yang tentunya akan berpengaruh pada psikologisnya. Ia ditinggal oleh ibu dan saudara-saudaranya, karena ayahnya sangat pemarah, tak segan untuk memukul ibu dan saudara-saudaranya jika terusik. Satu persatu mereka pun pergi.
“Jika ada masalah,” ucap Jodie saudara laki-lakinya, “sembunyilah di dalam Paya tempat udang karang bernyanyi.”
Perundungan dialaminya ketika pertama kali bersekolah. Tanpa alas kaki, kegembiraannya untuk mengikuti sekolah sepertinya sirna, dirinya diejek oleh anak-anak lainnya; ayam paya, tikus rawa.
“Mungkin dia tinggal, di rawa,” “Dia pasti berkutu,” begitu kata anak-anak.
Ternyata sekolah tidak membuatnya nyaman. Sekolah menjadi imaji buruk baginya karena perundungan. Bagi Kya kecil tidak ada sekolah yang cocok baginya kecuali alam atau rawa itu sendiri.
Akting Kya kecil (Jojo Regina) begitu mengagumkan, ia mampu menyelami karakter Kya kecil yang tangguh sekaligus rapuh. Ia tangguh jika tubuhnya berada di alam, sedangkan di urban tubuhnya terpenjara.
Sekolah tidak akan menghentikan bakat gambar dari Kya (Daisy Edgar Jones). Barangkali Kya mewarisi teknik menggambar yang baik dari Ibunya. Ia mampu menggambarkan dengan detail yang sangat baik binatang-binatang yang ada di sekitar rawa. Daisy Edgar Jones mampu membangun karakter Kya dan bangkit dari keterpurukan.
Penderitaan akan cinta yang dialami Kya datang silih berganti; ia ditinggal oleh ibu dan saudaranya, ditinggal kekasih pertamanya, dan dicampakan oleh kekasihnya yang baru.
Meskipun perasaannya hancur dari penderitaan, seakan-akan rawa-rawa itu menyembuhkannya dari kesedihan, kekecewaan dan penderitaan Kya.
Gambar-gambar yang dibuat Kya memberikan visual yang memanjakan mata. Gambar-gambar itu mampu menyihir mata untuk mengagumi seni gambar dalam memvisualisasikan binatang-binatang yang hidup di Paya; ulat, kupu-kupu, capung dan burung-burung. Mencintai sains dengan seni gambar dari tangan-tangan Kya.
Begitu banyak orang yang mencibir dan membencinya. Kya masih dilindungi oleh beberapa orang yang mencintainya; Tim Milton (David Strathairn), Jumpin (Sterling Macer) dan Mabel (Michael Hyatt).
Kya benar-benar hidup dari rawa Carolina Utara itu, ia mengambil kerang-kerang lalu menjualnya di toko kelontong Jumpin dan Mabel. Mereka adalah pasangan dari kulit hitam taat beragama, mereka begitu peduli dengan perkembangan dari Kya. Dari matanyalah kita diajarkan untuk melihat Kya tanpa perbedaan.
Where the Crawdad Sing banyak membuka ruang untuk dapat membaca pelbagai kemungkinan; problem pendidikan, urbanisasi, persoalan profesi/pekerjaan dan hal-hal lainnya. Visual yang mengagumkan dari rawa-rawa itu akan menyihir bagi siapa saja yang menyukai alam sebagai simbol kemaknaan.
Siapakah sebenarnya yang membunuh Chase Andrew (Harris Dickinson) ? Rawa-rawa itu mungkin saja akan memberikan jawabannya kepadamu.
Atau dia akan menyembunyikannya.
Where the Crawdad Sing dapat Anda temui di Netflix.