Belajar Dari Universitas Canberra dan UNJ Mengupayakan Pendidikan Berkualitas

0
110
Foto: (kiri) Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UNJ Dr. Totok Bintoro memberikan cinderamata kepada Profesor Barney Dalgano Executive Dean of The Faculty Education, University Canberra, Australia saat stadium generale di Aula Latief Hendraningrat, Kampus UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur.

EDURANEWS, JAKARTA-Menurut Profesor Barney Dalgano Executive Dean of The Faculty Education, University Canberra, Australia Bahwa Universitas Canberra memiliki fokus pada upaya untuk menghasilkan guru berkualitas.

“Kami ingin membantu orang-orang yang ingin berkarier dalam bidang pendidikan agar mereka dapat sukses dan berguna mengedukasi orang-orang disekitar,” ungkapnya.

Menurut Prof Barney Universitas Canberra juga telah bekerjasama dengan para guru dan sekolah untuk memastikan program pembelajaran relevan dengan pengembangan ilmu dan melakukan berbagai penelitian untuk menghasilkan inovasi yang berguna bagi pengembangan pemeblajaran.

Hal ini dirinya sampaikan pada Stadium Generale bertema “Navigating Innovative School Partnership: University Canberra`s Affiliated Schools Model” di Aula Latief Hendraningrat, Kampus UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur (31/08).

Bagi Barney bahwa standar nasional bagi guru sangat diperlukan, menurutnya berbagai perubahan yang terjadi akan tetap mengacu pada proses standar tersebut.

Selain itu Barney juga berbagi pengalaman mendidik di Australia yang menurutnya guru di negaranya mengutamakan pembelajaran yang mengaitkan antara teori dan praktik.

Menurut Barney di Universitas Canberra terdapat program clinic teaching yang berguna untuk mengurangi gap transisi pembelajaran dari sekolah ke Pendidikan Tinggi.

“Kami melakukan workshop ke sekolah, satu jam pertama kami belajar dengan mahasiswa bagaimana misalnya menyampaikan materi matematika tentang pecahan, kita pelajari teorinya, kalau ada kekurangan dan pengembangan kami diskusikan dan kita rancang model pembelajarannya,” katanya.

Menurut Barney terdapat standar untuk guru di Australia, dirinya mencontohkan setelah dua tahun lulus terdapat tes untuk guru (sertifikasi) yang menyatakan bahwa mereka benar-benar berkompeten sebagai guru.

“Banyak dari para mahasiswa fakultas pendidikan ketika terjun ke sekolah, mendapatkan hasil yang berbeda dari apa yang mereka pelajari di kampus. Guru-guru juga menyadari hal ini. Seakan apa yang diajari di kampus dan apa yang terjadi di lapangan berbeda. Melalui kerja-sama dengan sekolah-sekolah, universitas Canberra mencegah hal seperti ini terjadi,” katanya.

Barney menjelaskan di era saat ini pembelajaran menggunakan teknologi seperti youtube juga sangat penting dikembangkan, memiliki praktik pengajaran sejak awal, dan memiliki sertifikasi profesional bagi seorang guru adalah syarat mutlak.

Barney menyebut fakultas pendidikan di Canberra University dikenal sebagai fakultas yang memiliki banyak pengalaman di dunia pendidikan, bekerjasama dengan banyak pihak terutama sekolah binaan sehingga pola belajar di Canberra lebih banyak mengutamakan praktik bagi calon guru.

Bagi Barney keutamaan praktik akan berdampak langsung pada profesionalisme seorang pendidik. Menurutnya banyak fakultas pendidikan hanya menyediakan teori sehingga mereka baru mengetahui cara mengajar yang benar setelah bertahun-tahun mengajar.

“Di kampus kami, kami benar-benar memastikan bahwa mahasiswa kami siap untuk mengajar. Jadi yang kami lakukan adalah, kami menyuruh para mahasiswa kami untuk mengajar ke sekolah-sekolah, mengajar anak-anak secara langsung dan langsung mendapatkan masukan dari lapangan, katanya.

“Jadi ketika para mahasiswa kami mempelajari tentang karakter anak, perkembangan anak atau cara mengajarkan matematika kepada anak, ilmu yang mereka dapatkan bukan cuma untuk ujian di kampus tapi langsung bisa mereka praktikan ke sekolah dan lihat teori mana yang bisa dipakai, Tambahnya.

Labschool UNJ

Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Dr. Totok Bintoro dalam sambutannya menyebut program pengembangan pendidikan juga telah dilakukan oleh UNJ. Dirinya menyebut labschool merupakan inovasi pendidikan yang sudah berkembang pesat.

Dirinya menyebut tidak hanya sebagai laboratorium sekolah, labschool dirancang untuk menerapkan pendidikan yang berkualitas dari mulai rancangan desain kurikulum maupun praktik pendidikannya yang terus berkembang melalui berbagai riset.

“Selain sebagai laboratorium penelitian sekolah, labschool juga aktif sebagai pusat praktik mengajar mahasiswa UNJ,” katanya.

Totok Bintoro menyebut dengan seminar bersama Prof Barney akan memperkaya dan meningkatkan wawasan mengenai praktik pendidikan melalui laboratorium sekolah. Kegiatan Seminar ini kata Totok juga bermanfaat guna meningkatkan kerjasama internasional bidang pendidikan bagi UNJ.

Catatan Penting Pendidikan

Bagi Barney guru merupakan tugas mulia terutama ketika peserta didiknya berhasil. Dirinya juga menyayangkan jarang terlihat pemberitaan mengenai murid yang menghubungi gurunya dan mengucapkan terima kasih atas didikannya.

“Media kebanyakan mengambil berita tentang kejelekan yang terjadi di sekolah seperti anak murid yang membangkang atau guru yang memberi pekerjaan terlalu banyak,” katanya.

Barney juga menyebut pandemi Covid-19 merupakan momentum untuk menciptakan lingkungan kelas yang lebih stabil dan memberi pemahaman mengenai pendekatan pendidikan secara pedagogik.

Bagi Barney sekolah harus bersifat inklusi, bagi Barney agar sekolah inklusi dapat berhasil adalah memperbanyak staf pendidikan yang memiliki keahlian sesuai bidangnnya. “Anak berkebutuhan khusus memerlukan waktu berlajar intens berdua dengan guru pendidikan khusus,” tambahnya.

Pesan untuk Pendidikan Indonesia

Prof barney berharap para guru di indonesia dapat benar-benar mengubah sesuatu di masyarkat untuk masa depan Indonesia. Tidak hanya itu dirinya menghimbau agar para guru dapat memanfaatkan AI dalam proses pembelajaran.

“Jika guru dapat memberdayakan AI dan menciptakan kualitas murid yang bagus, Indonesia dapat menjadi negara yang berkembang sangat pesat,” katanya.

Dirinya menyebut saat ini merupakan waktu yang tepat untuk para intelektual pendidikan melakukan berbagai riset untuk mengetahui tentang apa yang harus diajarkan kepada murid di era kecerdasan buatan yang tengah berkembang saat ini dan bagaimana kecerdasan buatan tersebut dapat digunakan pihak sekolah.