Dosen Universitas Negeri Jakarta Dukung Pengembangan Produksi Minyak Esensial Lemongrass untuk Sediaan Kosmetik

0
14
Foto: daun serai menjadi minyak atsiri (sumber: pixels.com)

EDURANEWS, JAKARTA-Beberapa dosen dan mahasiswa dari Program Studi Komestik, Perawatan Kecantikan, dan Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Jakarta dukung pengembangan produksi minyak esensial lemongrass yang di produksi dari tanaman serai.

Menurut Neneng Siti Silfi Ambarwati Ketua tim peneliti menyebutkan bahwa serai merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia yang berguna untuk terapi ataupun obat-obatan.

“Karena khasiat dan banyaknya lemongrass yang tumbuh di Indonesia menjadikan dosen Program Studi Kosmetik dan Perawatan Kecantikan UNJ yang terdiri dari Prof. Neneng Siti Silfi Ambarwati, Mari Okatini Armandari dan dosen Program Studi Pendidikan Tata Rias Nurul Hidayah serta mahasiswa membentuk tim untuk melakukan penelitian mengenai minyak atsiri lemongrass,” ungkapnya saat di wawancarai di laboratorium pendidikan tata rias kampus UNJ (07/08).

Foto: Tahap pengolahan ekstrak serai menjadi lemongrass. di laboratorium pendidikan tata rias UNJ.

Tanaman serai memiliki nama latin cymbopogon citratus dan sebagai tanaman yang masuk golongan rumput-rumputan. Tumbuhan ini memiliki beragam nama di Indonesia khususnya seperti sereh Sunda), Bubu (halmahera), serai dapur (Indonesia). Tumbuhan ini memiliki tekstur kasar pada permukaan daun dengan aroma yang kuat.

Menurut Nurul Hidayah bahwa aroma (bau) yang khas ini dikenal dengan istilah lemongrass, Dirinya menambahkan daun serai dapat diekstrak menjadi minyak atsiri.

“Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan oleh tanaman, minyak tersebut mudah memiliki ciri yang khas yakni berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya,” ungkapnya.

Dirinya menambahkan bahwa tren produk kecantikan yang berkaitan dengan perawatan kulit berbahan alami dapat menjadi terobosan di era menjamurnya produk berbahan kimia. Menurut Nurul bahwa pengembangan produk alamiah akan berdampak baik bagi penggunanya kedepan.

“Penggunaan bahan-bahan alami dalam kosmetik sedang meningkat karena adanya kesadaran akan dampak negatif bahan sintetis terhadap kesehatan dan lingkungan,” ujarnya saat di wawancarai di laboratorium program studi pendidikan tata rias.

Nurul menambahkan bahwa peningkatan kesadaran itu juga didasarkan pengaruh dampak pandemi covid-19 dimana semua orang mulai melirik bahan alami sebagai produk konsumsi sehari-hari, termasuk produk kencatikan.

Pengembangan produksi minyak esensial lemongrass sepenuhnya didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM-UNJ). Menurut Mari Okatini yang juga tim peneliti menambahkan bahwa pihaknya akan turut mengembangkan lemograss sebagai bahan pengembangan kosmetika lainnya berupa facial wash, body wash, deodorant maupun lipbalm.