Prof Muzani Jalaluddin: Mitigasi Bencana Bagian Dari Agenda Pembangunan Berkelanjutan

0
61
Foto: Prof Muzani Jalaluddin saat menyampaikan orasi ilmiah pengukuhan guru besarnya di Aula Latief Hendraningrat kampus UNJ (23/11).

EDURANEWS, JAKARTA-Secara geografis, geologi maupun demografi bahwa Indonesia merupakan wilayah berpotensi rawan bencana baik alam maupun sosial. Hal inilah yang menjadi fokus dari orasi ilmiah Prof Muzani Jalaluddin mengenai peran mitigasi bencana dalam pembangunan di Indonesia.

Prof Muzani dikukuhkan sebagai guru besar pada bidang kepakaran ilmu geografi kebencanaan, Fakultas Ilmu Sosial UNJ di Aula Latief (23/11).

Dalam pengukuhannya Prof Muzani membawa orasi ilmiah bertema ““Esensi Mitigasi Bencana dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan”.

Dalam paparannya Prof Muzani menyebut secara geologi Indonesia adalah daerah pertemuan lempeng besar dunia yang aktif bergerak menciptakan perubahan seperti diantaranya Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Indo-Asutralia.

“Pergerakan lempeng ini aktif terus-menerus tanpa bisa dikendalikan manusia,” katanya.

Dirinya menyebut mengutip dari data BNPB yang menyebutkan bahwa seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia memiliki resiko bencana. “Jadi tidak ada wilayah yang tidak ada ancaman bencana,” katanya.

Prof Muzani mengungkapkan berdasarkan data dari BNPB bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 204 juta penduduk tinggal di daerah rawan bencana, lebih dari 670 ribu trilliun aset berada di wilayah rawan bencana, lebih dari 80 juta hektar kerusakan lingkungan terjadi akibat bencana.

“Selama kurun waktu 2022 terjadi sebanyak 2.674 kejadian bencana, secara umum total kejadian bencana mengalami kenaikan,” ungkapnya.

Meski demikian dirinya menyebut meski Indonesia menjadi wilayah berpotensi rawan bencana, pada sisi lain bangsa Indonesia membawa kekayaan baik dari sisi biotik maupun abiotik.

Menurutnya sebagai negara yang harus melakukan pembangunan untuk kesejahteraan penduduknya maka pembangunan yang sedang dan akan dilakukan perlu mempertimbangkan aspek mitigasi bencana.

Prof Muzani mengungkapkan mitigasi tidak hanya berguna untuk mengurangi resiko terbesar dari terjadinya bencana, akan tetapi juga merupakan kesatuan dari agenda pembangunan berkelanjutan yang bertumpu pada tiga faktor seperti sumber daya, kualitas lingkungan dan kependudukan.

Dirinya menambahkan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan usaha yang disengaja untuk meningkatkan nilai dan fungsi sumber daya tersebut.

Menurutnya pembangunan berkelanjutan harus meyakinkan keberlangsungan hidup melalui pelestarian fungsi, kemampuan ekosistem dan tidak merusak lingkungan dimana hal ini sejalan dengan prinsip mitigasi bencana.

Dalam penutupnya Prof Muzani juga mengingatkan bahwa sektor pendidikan dapat berperan aktif dalam upaya mitigasi bencana kepada masyarakat.