Prof Asep Supena: Metode Suku Kata dan Pendekatan Multisensori Berguna Atasi Kesulitan Membaca Anak Disleksia

0
71
Foto: Prof Asep Supena saat orasi ilmiah pada pengukuhan guru besarnya di Aula Latief Hendraningrat, Kampus UNJ (15/11).

EDURANEWS, JAKARTA-Prof Asep Supena mengungkapkan bahwa metode suku kata dan pendekatan multisensori sangat direkomendasikan sebagai pendekatan belajar untuk mengatasi gangguan kesulitan membaca pada anak dengan gangguan disleksia.

Hal ini dirinya ungkapkan dalam pengukuhan guru besarnya di Aula Latief Hendraningrat, Kampus UNJ (15/11) dengan bidang kepakaran ilmu psikologi pendidikan anak berkebutuhan khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNJ.

Dalam kesempatan itu Prof Asep Supena juga mengungkapkan bahwa dirinya semasa kanak-kanak juga mengalami mengalami disleksia dengan keluhan mudah lupa ketika membaca dan sulit mengakrabi simbol-simbol visual maupun verbal.

“Ketika itu dilatih terus-menerus ternyata bisa juga, Albert enstein merupakan learning disability,” ungkapnya.

Dirinya menuturkan bahwa 5-10 persen populasi anak Indonesia mengalami kesulitan membaca dari populasi anak usia sekolah.

“Hal ini bisa diidentifikasi bahwa ketika masa kematangan membaca anak sudah lewat dia menunjukan ketidakmampuan membaca, sulit mengeja dan sering kesulitan membedekan simbol-simbol tertentu, maka bisa dikatakan anak tersebut mengalami kesulitan membaca (diseleksia).

Menurut Prof Asep Supena terdapat beragam faktor atas terjadinya anak kesulitan membaca diantaranya faktor hambatan intelektual, faktor lingkungan, sosial maupun budaya, dan hambatan fungsi sensoris seperti pendengaran terganggu maupun penglihatan terganggu, dan faktor hambatan neurologis.

“Ada anak yang mengalami kesulitan membaca jadi kecerdasannya bagus, IQ di atas rata-rata dan dukungan sosial tidak ada masalah, dan tidak mengalami hambatan sensoris tetapi mengalami hambatan kesulitan membaca inilah disleksia,” katanya.

Atas kondisi itu dirinya menawarkan model dan pendekatan untuk mengatasi problem kesulitan membaca pada anak disleksia.

Menurutnya metode sukut kata yaitu mengenalkan suku kata dan pendekatan multisensoris melibatkan beragam indera sangat disarankan untuk melatih kesulitan membaca anak dengan gangguan disleksia.