EDURANEWS, JAKARTA-Director, School and Education Services Australian Council for Educational Research (ACER) Jarrod Hingston, Ph.D menyebut dalam mengukur hasil belajar siswa diperlukan metode assesment dan menurutnya, hal ini sangat diperlukan bagi sistem sekolah.
“Assesement adalah sesuatu yang kita lakukan setiap hari bahkan di luar kelas pun kita sering mengevaluasi anak-anak dan ini merupakan hal yang sangat penting di lakukan di sekolah,” ungkapnya.
Hal ini dirinya sampaikan dalam kegiatan stadium generale bertema “Helping All Student to Make Ongoing Learning Progress” di Aula Maftuchah Yusuf, Kampus UNJ (31/07).
Menurut Jarrod assesment merupakan salah satu cara untuk mengukur sebuah proses pembelajaran peserta didik guna untuk memahami sejauh mana kemampuan siswa dalam melakukan belajar di sekolah.
Meski demikian Jarrod tidak menampik bahwa metode assesment juga memiliki sisi negatif yakni membuat siswa menjadi stres apa bila akan menghadapi assesment. Menurutnya berangkat dari keadaan itu ACER menginisiasi metode penilaian dengan suasana yang menyenangkan.
Jarrod menyebut saat ini negara-negara dunia sedang menghadapi tantangan dalam mempersiapkan kaum muda menghadapi masa depan. Dirinya menambahkan bahwa peran sekolah adalah memastikan siswa berhasil dalam belajar dan mencapai tingkat kompetensinya.
Menurutnya, hal ini pula yang mendasari kerja ACER dalam melakukan assesment baik kepada sekolah mulai dari taman kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi yang berdiri sejak 1930.
Menurutnya ACER berfokus pada program kerja pemantuan dan evaluasi di berbagai sub-sektor pendidikan terutama dalam peningkatan pembelajaran dengan layanan seperti pembangunan kapasitas, bantuan teknis, maupun dukungan penelitian dan evaluasi bagi dunia pendidikan.
Perlu Diperhatikan Saat Assesment
Menurut Jarrod ada banyak cara untuk melakukan assesment, dan assesment tidak melulu soal tes penilaian. Jarrod menekankan perlu strategi lain agar proses assement menyenangkan seperti menerapkan model observasi dengan memberi tugas kepada siswa sesuai konteks.
“Hal-hal penting dari assesement itu yang pertama adalah kita perlu mengetahui apa tujuan kita ingin melakukan assesement,” katanya.
Menurutnya ada tiga model assesment yang perlu diperhatikan yaitu pertama untuk menyeleksi murid terbaik dan paling mampu di kelas. Kedua, assesment untuk sertifikasi dimana tenaga pendidik menilai siapa peserta didik yang memiliki standar minimum kompetensi. Terakhir, assesment untuk mengetahui hasil pencapaian siswa.
Dirinya menambahkan bahwa assesment yang baik akan dimulai melalui proses konstruksi (model assesment yang ingin dilakukan), Kedua menentukan struktur atau prinsip penilaian untuk memandu perkembangan tes dan penilaian, terakhir kata Jarrod adalah konteks assesment yang terkait dengan lokasi sebuah tugas atau stimulus yang menghasilkan tugas tersebut.
“Semua hasil dari penilitian yang dilakukan oleh organisasi kami menyimpulkan bahwa assesement bisa menjadi alat penolong untuk mengoptimalkan proses pembelajaran siswa, untuk membantu mengarahkan siswa, untuk merayakan proses pencapaian pembelajaran siswa serta untuk merefleksikan keberhasilan siswa,” ungkapnya.
Jarrod menambahkan bahwa assesment juga berguna sebagai jembatan komunikasi antara guru dengan murid tentang proses pembelajaran yang mereka lakukan.
“Kami juga mendorong para tenaga pendidik untuk tidak hanya melakukan tes tapi tenaga pendidik juga harus memberi dukungan kepada murid dalam setiap langkah pendidikan mereka,”katanya.
Sementara itu menurut ketua pelaksana stadium generale Prof Muchlas Suseno menyebut kuliah umum ini adalah hasil kerjasama antara UNJ dengan ACER yang telah terlaksana sejak MoU pada tahun 2017.
“Salah satu kegiatannya adalah menghadirkan peneliti ACER untuk membagi pengetahuannya kepada UNJ dan melibatkan mahasiswa UNJ dalam proyek riset mereka,” katanya.
Prof Muchlas Suseno menyebut tema ini sangat penting untuk mengkajai sejauh mana assesment bagi kemajuan peserta didik. “Assesment tidak berhenti untuk penilaian lulus atau tidak lulus, akan tetapi ternyata assesment berguna untuk bagaimana hal itu berdampak pada progres pembelajaran,” ungkapnya.
Mariam Kartikatresni selaku Direktur ACER Indonesia menyatakan bahwa ACER, yang merupakan organisasi riset global non profit ini telah memiliki 500 lebih staf dan mempunyai cabang di Australia, India, Indonesia, United Arab Emirates dan United Kingdom.
Mariam juga menyebut organisasi global ini telah bekerjasama dengan pemerintah Indonesia terutama dalam hal memberi bantuan teknis pendidikan. Dirinya menambahkan bahwa metode Progressive Achievement Approach telah digunakan oleh 60% sekolah di Australia.
“Kami percaya bahwa metode ini adalah alat penting untuk mencapai emancipated learning,” tuturnya.