Akreditasi Internasional FIBAA Bukti Komitmen UNJ Dukung Peningkatan Mutu Pendidikan

0
137
Foto: Rektor UNJ Prof Komarudin tengah berfoto bersama para wakil rektor dan ketua lembaga serta delegasi FIBAA.

EDURANEWS, JAKARTA-Lembaga akreditasi internasional Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA) lakukan visitasi dalam rangka asesmen akreditasi internasional di Gedung Syafei, Kampus UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur (27/06).

Pada kesempatan itu Rektor UNJ Prof Komarudin mengapresiasi pelaksanaan visitasi akreditasi oleh tim FIBAA.

Menurutnya beberapa pencapaian penting UNJ dari mulai peningkatan ranking universitas, sebagai kluster mandiri dalam kinerja riset, perolehan akreditasi unggul, peningkatan tata kelola jurnal, peningkatan jumlah publikasi nasional maupun internasional, peningkatan kualitas sarana dan prasaranan pendidikan, dan peningkatan pendaftaran HAKI diharapkan dapat menjadi modal akreditasi internasional dari FIBAA.

“Saya yakin program studi ini sudah siap mengikuti asesmen visitasi FIBAA,” ungkapnya.

FIBAA merupakan lembaga akreditasi Pendidikan Tinggi yang memiliki penilaian ketat untuk menjamin mutu pendidikan tinggi.

Menurut Dr. Faisal Madani selaku taskforce akreditasi internasional UNJ mengatakan akreditasi internasional ini bertujuan untuk mempromosikan kualitas transparansi dalam pendidikan dan sains dengan memberikan sertifikat kualitas kepada program pendidikan atau lembaga pendidikan dalam mencapai profesionalisme kelembagaan.

Dirinya menambahkan pelaksanaan akreditasi internasional oleh FIBAA dilakukan dalam rangka peningkatan mutu baik dalam proses pembelajaran maupun asesmen.

Foto: Dr. Faisal Madani taskforce akreditasi internasional UNJ saat diwawancarai tim eduranews usai kegiatan pembuka visitasi lembaga akreditasi internasional FIBAA di kampus UNJ.

“Akreditasi internasional akan berdampak pada peningkatan mutu lulusan kedepannya,” pungkasnya.

Faisal menyebutkan bahwa pendaftaran akreditasi internasional ini sejalan dengan visi UNJ menjadi kampus bereputasi di kawasan Asia.

Dalam kesempatan itu kata Faisal bahwa kesiapan UNJ mengikuti asesmen akreditas internasional ini sudah cukup matang. Terlebih menurutnya, saat ini UNJ sudah punya sistem yang asesmen yang baik dalam beberapa sektor.

Dirinya mencontohkan adanya lembaga sistem penjaminan mutu (SPM) maupun pembentukan Evaluasi Dosen Oleh Mahasiswa (EDOM) yang merupakan bagian dari penjaminan mutu pendidikan.

“Jadi dalam hal ini akreditasi internasional ini ingin melihat bagaimana sebenarnnya quality improvement yang terjadi berdasarkan asesmen dari lembaga akreditasi FIBAA,” katanya.

Selain FIBAA menurut Faisal bahwa lembaga akreditasi internasional yang sudah melakukan penilaian akreditasi kepada UNJ antara lain ialah Agency for Quality Assurance by Accreditation of Study (AQAS) di Pascasarjana dan The Accreditation Agency for Study Programs in Engineering, Informatics, Natural Sciences and Mathematics (ASIIN) di Fakultas Teknik dan MIPA.

Faisal mengungkapkan akreditas Internasional saat ini sudah menjadi keniscayaan oleh sebab adanya globalisasi pendidikan dan globalisi industri dan sekaligus sebagai upaya penguatan mutu pendidikan.

“Kalau kita sudah punya sertifikat akreditasi internasional maka bukan sertifikatnya yang kita perlukan melainkan feedback-nya itu yang berguna untuk memperbaiki proses kita sesuai standar mereka dari para ahli di FIBAA tersebut,” ungkapnya.

Faisal menyebutkan proses akreditasi dengan FIBAA telah terjalin sejak tahun 2023 hingga hari ini masih pada tahap visitasi. Dirinya mengemukakan akan ada banyak proses yang harus dilalui UNJ kedepan untuk terus dilakukan penyempurnaan dan dilakukan monitoring.

“Setelah site visit tim FIBAA akan mengolah informasi dan menuliskan laporan penilaiannya kepada UNJ,”ungkapnya.

Reputasi FIBAA

Saat diwawancarai oleh tim Eduranews Faisal mengatakan bahwa FIBAA merupakan lembaga akreditasi internasional yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini kata dia karena FIBAA sudah berpengalaman menangani ribuan asesmen akreditasi program studi di berbagai kampus belahan dunia.

Selain itu dirinya menambahkan bahwa FIBAA juga mengacu pada standar kualifikasi penilaian Europe Qualification Framework (EQF) sama halnya seperti AQAS maupun ASIIN.

“Jadi menurut saya FIBAA merupakan institusi akreditasi yang bereputasi,” ungkapnya.

Faisal juga mengingatkan hal esensial dari adanya akreditas internasional ialah untuk perbaikan kualitas akademik (quality improvement) dalam sebuah institusi yang sudah mendapatkan legitimasi akreditasi internasional.

“Dengan kita memperbaiki maka kualitas akan tercapai,” ungkapnya.

Faisal menambahkan saat ini UNJ sudah diberikan kepercayaan oleh Kemendikburistek dalam program KNB (Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang). Sehingga menurutnya, dengan adanya akreditasi internasional ini maka UNJ akan dikenal oleh banyak calon mahasiswa luar negeri untuk mempercayakan studi mereka di UNJ.

“Ini bisa jadi branding kita kepada mereka,” ungkapnya