LPTK Riset Expo 2021 Hadirkan Inovasi Sport Science Bagi Disabilitas

0
156
Foto: Booth pameran LPTK RIset Expo Universitas Negeri Jakarta. Bertempat di GOR UNJ

EDURANEWS,Jakarta- Perhelatan LPTK CUP-UNJ X 2021 wadahi ruang inovasi Universitas LPTK dalam mengeksplor ide penting pengembangan sport science terutama diperuntukan dalam mendukung olahraga dan pembelajaran untuk Disabilitas.

Pameran LPTK Riset Expo 2021 terselenggara dari mulai tanggal 3-5 Desember 2021 di GOR UNJ, Rawamangun.

Pameran tersebut juga merupakan wujud penting dari pertemuan LPTK CUP X 2021 melalui temu ilmiah dalam seminar nasional dan pameran karya inovasi bidang olahraga melalui LPTK Riset Expo 2021.

Menurut Dr. Johanysah Lubis M.Pd Dekan Fakultas Keolahragaan UNJ dan Ketua Pelaksana LPTK CUP X UNJ 2021 menyebut kegiatan itu dihadiri oleh 14 LPTK serta sebagai rangkaian menjalin silaturahmi antar Perguruan Tinggi LPTK.

“Publikasi pameran Riset Expo 2021 merupakan wadah tukar ide dan pengetahuan dari berbagai Perguruan Tinggi dari hasil riset masing-masing LPTK,” katanya.

Kegiatan LPTK CUP X 2021 juga melibatkan seminar nasional bidang olahraga terutama mengenai sport science dan pameran Riset Expo 2021 merupakan hasil riset Perguruan Tinggi LPTK.

Dua Universitas LPTK yaitu UNJ dan UPI sasar pengembangan karya inovasi olahraga untuk kaum disabilitas.

Dalam mendukung pengembangan sport science bagi orang dengan berkebutuhan khusus tunanetra, UNJ membuat produk bernama Blind Swimmers. Produk tersebut merupakan alat pendukung bagi atlet tunanetra untuk renang gaya bebas.

Foto: Alur kerja Blind Swimmers bagi Tunanetra

Cara kerja Blind Swimmers pada dasarnya sangat bergantung pada sensor infrared proximity yaitu terdapat sensor untuk mendeteksi objek atau benda.

Sensor tersebut menghubungkan pada motor vibrator sehingga memunculkan efek getaran sebagai tanda jika ada objek mendekat terutama garis kolam renang dalam turnamen gaya bebas akan sangat membantu.

Teknologi ini dapat membantu atlet renang tunanetra agar menjaga posisi renang gaya bebasnya tetap konsisten lurus,” katanya.

Yusuf Mahabil dari Fakultas Keolahragaan penjaga booth pameran UNJ menjelaskan, produk tersebut juga terus dilakukan pengembangan agar lebih adaptif kedepannya.

Selain itu, karya inovasi menyasar disabilitas dibuat oleh Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung yang menciptakan aplikasi Tisera (Tunarungu, Aktif, Sehat dan bergerak).

“Tisera telah diikutkan pada skema PKM-PM yang diselenggarakan oleh Kemdikbud-Dikti, Pusat Prestasi Nasional dan menjuarai pekan ilmiah nasional,”kata Mesa.

Mesa Rahmi Stephani, M.Pd Dosen PGSD Pendidikan jasmani FPOK UPI merupakan dosen pembimbing karya mahasiswa yang menciptakan aplikasi adaptif Tisera tersebut memberikan pengalaman menarik pada booth pameran UPI tentang cara kerja aplikasi Tisera.

Foto: Mesa Rahmi Stephani, M.Pd Dosen PGSD Pendidikan jasmani FPOK UPI

Aplikasi Tisera ini adalah pengembangan pembelajaran jasmani secara offline bagi penyandang tunarungu.

“Dengan sifatnya yang offline, maka tidak perlu repot mengeluarkan kuota dalam menggunakan aplikasi pembelajaran jasmani tersebut,” katanya.

Menurut Mesa aplikasi Tisera terilhami atas kenyataan problem pembelajaran online bagi siswa tunarungu pada SLBN Cicendo yang dirasa kurang efektif.

“Ada problem belajar online kurang menyenangkan, kurang media, sehingga aplikasi tersebut dibuat menjawab tantangan pembelajaran bagi kelompok tunarungu,” katanya.

Aplikasi pembelajaran jasmani tersebut juga didukung dengan bahasa isyarat dan teks sehingga bisa menyesuaikan dengan kebutuhan para penggunanya.

Aplikasi berbasis android Tisera itu juga mencantumkan materi seperti quis, film dan games bagi tunarungu dalam proses penggunaannya yang kesemuanya juga dilengkapi dengan bahasa isyarat.

Foto: Aplikasi Tisera berbasis android karya UPI bagi disabilitas tunarungu

Menurut Mesa, dengan implementasi penerapan teknologi aplikasi Tisera pada sekolah mitra SLBN Cicendo kota Bandung telah memperlihatkan adanya meningkatkan partisipasi kehadiran siswa sebesar 73 persen dan pemahaman terhadap materi pembelajaran sebesar 82 persen yang sebelumnya jauh dari hasil itu.

Mesa berharap aplikasi Tisera dapat dapat digunakan tidak terbatas pada pembelajaran jasmani, akan tetapi juga sebagai panduan aktifitas fisik sehari-hari kedepannya.