FISH UNJ Jadi Tuan Rumah Seminar Nasional HISPISI, Kedaulatan dan Kemandirian Bangsa Jadi Topik Bahasan

0
15
Foto: Doc. Pribadi.

EDURANEWS, JAKARTA. Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta (FISH UNJ) jadi tuan rumah pelaksanaan Seminar Nasional Himpunan Sarjana Ilmu Sosial (HISPISI) di Aula Gelanggang Olahraga UNJ, lantai 3 (28/10).

Kegiatan tersebut mengangkat tema “Pemerintahan baru dan Harapan untuk Membangun Kedaulatan dan Kemandirian Bangsa” yang dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Prof. Fauzan yang mewakili Menteri Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ yang sekaligus Ketua Umum HISPISI, Dekan FISH UNJ, serta narasumber lain para dekan LPTKN.

Dalam sambutannya Firdaus Wajdi selaku Dekan FISH UNJ yang juga Ketua Pelaksana Seminar Nasional HISPISI mengatakan pelaksanaan seminar nasional ini dalam rangka menghimpun ide-ide terbaik dan kontribusi akademik yang akan dirangkum menjadi dokumen bagi Pemerintahan baru.

“Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian dalam rangka menjalankan tanggung jawab akademik untuk memberikan ide terbaik dan menyambut pemerintahan baru,” ungkapnya.

Sementara itu Prof. Komarudin dalam pidatonya menyampaikan bahwa kedaulatan dan kemandirian bangsa adalah harapan semua orang yang memimpikan kemajuan bagi Republik Indonesia. Dirinya berharap pemerintahan baru dapat mewujudkan cita-cita luhur bangsa menuju kedaulatan dan kemandirian, ungkap Prof. Komarudin.

Prof. Komarudin menambahkan bahwa gagasan macan Asia mulai berdengung kembali. Pada kesempatan itu dirinya juga menyebutkan bahwa sebutan macan Asia sudah mulai bergaung sejak tahun 1980-an oleh sebab kedaulatan dan kemandirian mulai mencapai puncaknya.

“Oleh karena itu kami di HISPISI punya keinginan menggugah kembali harapan pada pemerintahan baru untuk membangun kembali kedaulatan dan kemandirian bangsa dan negara ini, ungkapnya.

Pada kesempatan itu juga Rektor UNJ bercerita bahwa beberapa waktu lalu dirinya berkunjung ke China dan telah mengilhami banyak penemuan riset ilmiah dan kemajuan teknologi pada laboratorium universitas-universitas disana.

“Kampus di Indonesia sudah bisa memproduksi hal-hal seperti di China dan saya berpikir UNJ juga sebentar lagi akan punya laboratorium yang canggih dan UNJ juga sudah bekerjasama melalui MoU dengan China untuk  dilibatkan dalam kemajuan di bidang pendidikan, penelitian, dan inovasi dengan mereka,” pungkasnya.

Prof. Komarudin dalam penutupnya berharap segenap sivitas akademika UNJ tidak boleh jalan di tempat dan harus berlari kencang mengejar ketercapaian dan kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan, inovasi dan teknologi serta implementasi hilirisasi menuju digdaya, ucap Prof. Komarudin.

Pada kesempatan ini juga, Prof. Fauzan selaku Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam pidatonya menyampaikan bahwa mandat pemerintahan baru akan fokus pada visi presiden menjadikan bangsa yang merdeka dalam hal Pendidikan Tinggi dan memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan sosial dan upaya pemecahaman masalah sosial yang berkembang saat ini. Menurutnya semua elemen penting dalam pemangku pendidikan harus terlibat dalam menyiapkan SDM yang layak menuju Indonesia Emas 2045.

“Kedepan Pendidikan Tinggi harus menyiapkan Mahasiswa sebagai SDM Berkualitas, dan menjadikan PTN sebagai problem solver bagi bangsa,” ungkapnya.

Selanjutnya pada kegiatan ini, Prof. Hariyono selaku Rektor Universitas Negeri Malang dalam sebuah pidato video menyampaikan bahwa perlu kajian dari para ilmuwan sosial dalam situasi saat ini. Hal ini dirinya contohkan seperti halnya para pejuang kemerdekaan oleh para pemuda yang kritis terhadap bentuk penjajahan dan hadirnya kongres 1928 oleh pemuda yang dirinya sebut telah melahirkan bangsawan pikiran.

“Tatanan peradaban dan jati diri sebuah bangsa harus dibangun oleh sebuah kesadaran bahwa kesadaran ini menjadi acuan ilmuwan sosial untuk membebaskan dan mencerdaskan kehidupan bangsa saat ini,” ungkapnya.

Prof. Hariyono juga mengungkapkan selain kepada ilmuwan sosial, juga berpesan kepada seluruh LPTK untuk menjadi sebuah institusi yang mencerdaskan peserta didiknya dan mencetak SDM unggul kedepannya.

“Kita ketahui saat ini ada banyak persoalan pendidikan salah satunya adalah kemampuan literasi dan numerasi yang rendah. Untuk itu sudah tugas kita para LPTK meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi bangsa ini,” ungkapnya.

Dirinya juga berpesan kepada seluruh anggota yang tergabung dalam seminar untuk menjadi ilmuwan sosial dan makhluk sosial dimana perilaku, etika, dan ucapanya mampu mengubah mentalitas bangsa dan peserta didik menjadi mandiri.