DOKITA: Inovasi Digital yang Melestarikan Tradisi Dongeng Indonesia

0
30
Foto: Proses Rancang Maskot DOKITA (2024)

Di Indonesia, dongeng telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tradisi dan kebudayaan. Dongeng-dongeng ini, yang diwariskan dari generasi ke generasi secara lisan, memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan menyampaikan nilai-nilai moral kepada anak-anak. Namun, di era digital ini, di mana anak-anak terpapar pada berbagai konten digital, peran dongeng menjadi semakin krusial. Dongeng menawarkan pengalaman unik yang tidak dapat disediakan oleh layar-layar gadget, memperkuat hubungan emosional antara orang tua dan anak ketika mereka membacakan cerita bersama.

Peran Penting Orang Tua dalam Membacakan Dongeng

Membacakan dongeng kepada anak bukan hanya sekadar aktivitas bercerita, tetapi juga momen berharga untuk membangun ikatan emosional yang kuat. Saat orang tua membacakan dongeng, mereka menyampaikan nilai-nilai moral yang mendalam dan mengajarkan kearifan lokal melalui kisah-kisah yang penuh makna. Dalam konteks ini, dongeng tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga media pendidikan yang efektif.

DOKITA: Menggabungkan Tradisi dan Teknologi

DOKITA (Dongengnya Anak Indonesia) adalah sebuah aplikasi inovatif yang dirancang untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi dongeng dalam bentuk yang relevan dengan zaman sekarang. Dengan mengusung konsep 3C: Catat, Coret, dan Cerita, DOKITA tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga pendidikan yang bermakna bagi anak-anak.

Catat: Mengembangkan Imajinasi dan Kreativitas

Konsep Catat memungkinkan anak-anak untuk mencatat ide-ide mereka dan menulis cerita sendiri. Dengan visual yang ramah anak, aplikasi ini memudahkan mereka menuangkan imajinasi ke dalam kata-kata. Anak-anak dapat mencatat cerita-cerita yang mereka dengar atau mengembangkan narasi baru berdasarkan pengalaman dan imajinasi mereka sendiri. Dalam proses ini, mereka belajar menyusun plot, membangun karakter, dan menggambarkan setting cerita dengan cara yang menarik.

Coret: Menghidupkan Cerita dengan Ilustrasi

Setelah mencatat cerita, anak-anak dapat menambahkan ilustrasi dan gambar yang sesuai dengan narasi mereka. Fitur Coret memungkinkan mereka menggambar karakter, latar belakang, dan elemen-elemen lain dari cerita mereka. Dengan alat gambar digital yang mudah digunakan, anak-anak dapat menghidupkan cerita mereka dengan visual yang menarik. Proses menggambar ini tidak hanya memperkaya pengalaman bercerita, tetapi juga membantu mengembangkan keterampilan motorik halus dan ekspresi artistik.

Cerita: Berbagi dan Berinteraksi

Konsep Cerita memungkinkan anak-anak berbagi dan membacakan cerita yang telah mereka buat. Mereka bisa merekam narasi mereka dan menambahkan efek suara atau musik latar untuk membuat cerita lebih hidup. Selain itu, anak-anak dapat saling berinteraksi dengan memberikan komentar dan umpan balik pada cerita teman-teman mereka, menciptakan komunitas kreatif yang saling mendukung. Interaksi ini mendorong anak-anak untuk berpikir kritis, memberikan apresiasi, dan menerima kritik dengan cara yang konstruktif.

Masa Depan Dongeng Digital yang Cerah

DOKITA adalah sebuah perancangan aplikasi inovatif yang menggabungkan tradisi dengan teknologi, menciptakan ruang di mana anak-anak dapat mengekspresikan diri, belajar, dan berinteraksi dalam lingkungan yang aman dan mendukung. Dengan DOKITA, masa depan dongeng digital terlihat cerah, membawa cerita-cerita baru dan kreativitas tanpa batas ke generasi mendatang.

DOKITA memberikan setiap anak kesempatan untuk membuat dan berkreasi dongeng dari imajinasi mereka. Dengan mencatat cerita dongeng, menggambarkan imajinasi mereka, dan menceritakan dongeng yang telah dibuat, anak-anak dapat berinteraksi dengan anak lainnya melalui video, gambar, maupun tulisan. Melalui inovasi ini, tradisi dongeng Indonesia tidak hanya dilestarikan, tetapi juga dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan teknologi zaman sekarang, memastikan bahwa nilai-nilai moral dan kearifan lokal terus diteruskan ke generasi berikutnya.

Ditulis oleh: Dr. Rizki Taufik Rakhman,  M.Si,