Home KABAR Pemajuan Kebudayaan Betawi, UNJ dan Disbud DKI Gelar Seminar Nasional Dorong Jakarta...

Pemajuan Kebudayaan Betawi, UNJ dan Disbud DKI Gelar Seminar Nasional Dorong Jakarta sebagai Kota Global

0
6

Para narasumber, pimpinan, dan panitia berfoto bersama seusai sesi pembukaan Seminar Nasional “Pemajuan Kebudayaan Betawi dalam Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global” di Wijaya Kusuma Ballroom, Fieris Hotel, Rawamangun, Jakarta (3/12/2025). (Foto: Dok. Panitia)

EDURANEWS, JAKARTA: Pusake Betawi Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Jakarta bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Pemajuan Kebudayaan Betawi dalam Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global” di Wijaya Kusuma Ballroom, Fieris Hotel, Rawamangun, Rabu (3/12/2025).

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 17.00 WIB ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Dr. Herry Yogaswara, M.Hum. (Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN) dan Prof. Melanie Budianta, M.A., Ph.D. (Guru Besar Universitas Indonesia). Keduanya memaparkan pentingnya penguatan identitas Betawi di tengah dinamika Jakarta yang terus bergerak sebagai kota global.

Seminar ini merupakan bagian dari upaya membangun ekosistem kebudayaan yang berbasis pengetahuan, dokumentasi ilmiah, dan literasi budaya. “Forum ini diharapkan menjadi ruang temu akademisi, peneliti, budayawan, pelaku seni, hingga masyarakat umum untuk merumuskan strategi pemajuan kebudayaan Betawi yang relevan dengan tantangan Jakarta sebagai kota global,” ujarnya.

Ragam Subtema dan Peserta dari Berbagai Daerah

Seminar nasional ini mengangkat tema besar “Pemajuan Kebudayaan Betawi dalam Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global” dengan 12 subtema. Isu yang dibahas meliputi literasi digital dan media sosial dalam pemajuan kebudayaan, bahasa dan sastra Betawi sebagai identitas kota, tradisi dan inovasi dalam seni tari dan musik Betawi, ritus dan adat istiadat, kuliner, permainan rakyat, teknologi tradisional, arsitektur dan cagar budaya, manuskrip kuno, hingga diplomasi budaya Betawi di ranah internasional.

Peserta yang terdaftar berjumlah sekitar 40–50 orang yang terdiri atas dosen, peneliti, guru, mahasiswa, pegiat budaya, budayawan, serta masyarakat umum. Lebih dari 40 pemakalah mempresentasikan hasil penelitiannya di tiga ruang paralel: Cendana, Meranti, dan Mahoni. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga, antara lain Universitas Negeri Jakarta, Universitas Nasional, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, UIN Raden Intan Lampung, Universitas Indraprasta PGRI, UNIKOM, Universitas Borobudur, IIQ Jakarta, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, hingga lembaga media dan satuan pendidikan.

Keragaman institusi dan latar belakang keilmuan tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan Betawi tidak hanya menjadi milik warga Jakarta, tetapi juga menjadi objek kajian dan sumber inspirasi bagi peneliti dan praktisi seni budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Topik yang diangkat pun sangat luas, mulai dari kajian konten Betawi di YouTube, Instagram, dan TikTok; analisis bahasa dan sastra Betawi; studi seni pertunjukan seperti Tari Topeng Betawi, Gitek Balen, dan tradisi Palang Pintu; kajian kuliner, arsitektur dan cagar budaya, permainan tradisional, ekonomi kreatif, hingga diplomasi budaya Betawi dalam pengajaran BIPA dan representasi Betawi di media populer.

Antusiasme Pemakalah di Tengah Waktu Sosialisasi yang Singkat

Waktu sosialisasi Call for Papers relatif singkat. Namun, jumlah dan keragaman pemakalah yang mendaftar justru sangat menggembirakan. Salah satu faktor pendorongnya adalah ketertarikan para peserta terhadap reputasi dua narasumber utama.

Kehadiran Prof. Melanie Budianta yang selalu dirindukan para mantan mahasiswanya, serta Dr. Herry Yogaswara yang sangat dihormati di jejaring peneliti, menjadi magnet penting seminar ini. Reputasi keilmuan dan keteladanan akademik keduanya mendorong banyak pihak turut berpartisipasi, baik sebagai pemakalah maupun peserta.

Selain sesi pleno, rangkaian acara juga diisi dengan laporan panitia, sambutan pejabat UNJ dan Dinas Kebudayaan, pembukaan resmi seminar, serta penampilan Tari Topeng Betawi sebagai bentuk apresiasi terhadap seni pertunjukan Betawi.

Harapan dan Luaran Seminar

Melalui seminar ini, panitia menargetkan beberapa luaran utama: terselenggaranya forum akademik lintas disiplin tentang kebudayaan Betawi, terkumpulnya artikel ilmiah yang akan diproses untuk diterbitkan pada jurnal yang dikelola Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, serta tersusunnya dokumentasi kegiatan berupa foto, video, dan laporan akhir sebagai arsip dan rujukan bagi kegiatan serupa di masa mendatang.

Selain itu, seminar diharapkan dapat menghasilkan gagasan dan rekomendasi strategis bagi pemerintah daerah, lembaga pendidikan, serta komunitas budaya mengenai arah pemajuan kebudayaan Betawi di tengah proses transformasi Jakarta. Kegiatan ini menjadi tonggak penting bagi penguatan identitas Betawi sekaligus memperkaya wawasan kita dalam menjawab tantangan Jakarta sebagai kota global yang majemuk, inklusif, dan berkeadaban.

Kegiatan ini didukung pendanaan dari DPA SKPD Tahun Anggaran 2025 Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Atas dukungan tersebut, panitia menyampaikan apresiasi dan terima kasih, sekaligus mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus bersinergi memajukan kebudayaan Betawi di kancah nasional maupun global.