EDURA NEWS, JAKARTA – SMA Kolese Kanisius Jakarta mendefinisikan Merdeka Belajar sebagai hasrat untuk menggali sesuatu ilmu dari sebuah keprihatinan. Beberapa isu yang dijadikan fokus dalam pembelajaran di SMA Kolese Kanisius Jakarta, yakni isu lingkungan hidup, isu kemiskinan, isu toleransi antarmanusia, dan isu ekosistem digital.
SMA Kolese Kanisius Jakarta memberikan kebebasan kepada siswanya untuk memilih isu-isu yang ingin dipilih dalam pembelajaran. Saat kelas X, sekolah memberitahu isu-isu apa saja yang bisa diangkat para siswa untuk tugas akhir mereka nantinya.
“Konsep kami belajar itu adalah seluas jagat. Tapi bagaimana kita mensistemasi semua itu dengan kurikulum ini,” ujar Kepala Sekolah SMA Kolese Kanisius Jakarta, Pater Drs. Eduard Calistus Ratu Dopo, dilansir dari Kompas.com.
SMA Kolese Kanisius Jakarta Berbasis Humanistik, Bukan Agama
Empat fokus tersebut merupakan arah. Pater Drs. Eduard Calistus Ratu Dopo mengatakan bahwa SMA Kolese Kanisius ini berbasis humanistik, bukan agama. Maka dari itu, isu yang dijadikan fokus adalah isu-isu kemanusiaan yang universal.
Selain itu, Kolese Kanisius menerapkan pedagogi Ignatian, yakni Konteks, Pengalaman, Refleksi, Aksi, Evaluasi, dan kembali ke siklus awal. Penerapannya adalah dengan cara belajar langsung dari masyarakat.
“Kami punya aspek pedagogi sendiri. Pedagogi yang sangat menekankan pada pengalaman. Pengalaman itu tak akan ada artinya kalau tidak diberikan meaning. Refleksi itu. Selalu bertanya apa hikmah yang ditemui,” tutur Drs. Eduard, dikutip dari Kompas.com.
Dalam tahap refleksi ini, sekolah melihat aspek kritis murid saat terjun langsung di masyarakat. Kegiatan yang dilakukan memuat pemahaman kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh secara serasi dan seimbang.
Baca juga: Sekolah Adiwiyata Memupuk Karakter Peduli Lingkungan Pada Anak
SMA Kolese Kanisius juga memadukan ilmu pengetahuan dan pendidikan karakter salah satunya yakni dengan adanya pembuatan karya ilmiah. Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat kelulusan. Ide dari penulisan karya ilmiah yang ditulis siswa disebut telah bisa menunjukkan kemampuannya.
Harapannya pembuatan karya ilmiah oleh siswa ini nantinya dapat membekali mereka dalam menghadapi perubahan zaman di abad ke-21 yang menuntut kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif, kolaborasi, dan komunikasi.
Sumber: kompas.com