Isu kesehatan mental di sekolah di Indonesia menjadi perhatian serius, terutama setelah hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Gangguan mental yang paling banyak diderita oleh remaja adalah gangguan cemas (3,7%), diikuti oleh gangguan depresi mayor (1,0%), gangguan perilaku (0,9%), serta gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-masing sebesar 0,5%. Sementara WHO menyebutkan sedikitnya 25% populasi dunia mengalami gangguan mental. Beberapa jenis gangguan mental berupa stres, kepanikan, depresi, ketakutan, kekhawatiran berlebih, perasaan kesepian dan tak tertolong hingga merasa tidak berdaya (WHO, 2021). Implikasi dari gangguan mental adalah penurunan daya tahan tubuh sehingga memudahkan manusia terserang berbagai penyakit fisik.
PERMASALAHAN KESEHATAN MENTAL DI SEKOLAH: Konsep dan Penanganan dalam Layanan Bimbingan dan Konseling
Isu kesehatan mental di sekolah di Indonesia menjadi perhatian serius, terutama setelah hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Gangguan mental yang paling banyak diderita oleh remaja adalah gangguan cemas (3,7%), diikuti oleh gangguan depresi mayor (1,0%), gangguan perilaku (0,9%), serta gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-masing sebesar 0,5%. Sementara WHO menyebutkan sedikitnya 25% populasi dunia mengalami gangguan mental. Beberapa jenis gangguan mental berupa stres, kepanikan, depresi, ketakutan, kekhawatiran berlebih, perasaan kesepian dan tak tertolong hingga merasa tidak berdaya (WHO, 2021). Implikasi dari gangguan mental adalah penurunan daya tahan tubuh sehingga memudahkan manusia terserang berbagai penyakit fisik.
Stok habis