Home Blog Page 7

Prodi Manajemen Pendidikan UNJ Supervisi Kepala Sekolah SD Negeri Se Kecamatan Pulogadung

0

EDURANEWS, JAKARTA: Dalam rangka Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Jakarta Fakultas Ilmu Pendidikan Program studi Manajemen Pendidikan melaksanakan kegiatan Workshop Supervisi Akademik Dalam Perbaikan Mengajar Guru di Era Kurikulum Merdeka bagi Kepala Sekolah SD Negeri se-Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.

Acara ini diselenggarakan pada hari Selasa, 15 Agustus 2023 di SDN Rawamangun 12 Pagi, Jakarta Timur, yang dihadiri oleh 30 orang Kepala Sekolah SD Negeri se-Kecamaan Pulogadung Jakarta timur. dan dihadiri oleh Kasatlak Pendidikan Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur

Dalam sambutannya Bpk Ujang Suherman. M.Pd selaku Kasatlak Pendidikan Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur menyampaikan bahwa kegiatan Workshop Supervisi Akademik ini sangat penting untuk memperbaiki pelaksanaan pemebelajaran Guru-guru dan dapat meingkatkan kualitas pengajaran.

Sementara itu, Prof. Dr. Nurhattati Fuad, M.Pd selaku Ketua PKM Prodi Manajemen Pendidikan FIP UNJ, sekaligus narasumber utama pada kegiatan ini mengawali pemaparannya dari kebutuhan kompetensi Abad 21 yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam mengajar di era kurikulum merdeka. Beliau menyampaikan bahwa kebutuhan kompetensi abad 21 bagi seorang guru dalam mengajar terbagi kedalam empat kompetensi diantaranya ways of thinking, ways of Working, tools for working, dan skills for living in the world.

“Seorang guru dalam mengajar harus memiliki sikap Kreatif, berfikir kritis (critical thinking), mampu mengatasi masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran (problem solving), decision making atau pengambilan keputusan secara tepat dan cepat, serta terus belajar (Learning) dalam mengembangkan kompetensi diri khusunya dalam melakukan trobosan pendidikan yang memadukan antara berbagai strategi, metode, serta teknik pembelajaran” ujarnya.

Selanjutnya juga disampaikan bahwa ketika melaksanakan pembelajaran terdapat masalah yang dihadapi oleh seorang guru diantaranya Keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan IT diatas rata-rata,Tuntutan kurikulum dan ujian, Keterbatasan waktu dalam mengajar, Pelatihan yang tidak memadai, Penilaian yang tidak sinkron,Tekanan hasil ujian standar, Tantangan dalam mengatur manajemen kelas, Kekhawatiran terhadap evaluasi kinerja yang dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal sekolah, serta adanya keharusan menghadapi tantangan teknis mengajar.

Oleh karena itu, Nurhattati pada kegiatan ini juga menyampaikan bahwa didalam proses pembelajaran perlu adanya kegiatan supervisi akademik walaupun pada kurikulum merdeka kegiatan supervisi ditiadakan dan hanya ada proses asesmen (evaluasi) saja. “kegiatan supervisi berbeda dengan asesmen/evaluasi karena pada dasarnya kegiatan evaluasi belum tentu melakukan supervisi, namun kegiatan supervisi didalamnya pasti mencangkup kegiatan supervisi” tuturnya.

Supervisi akademik merupakan proses yang melibatkan pengawasan, penilaian, dan bimbingan terhadap aktivitas pembelajaran dan pengajaran, dengan  tujuannya meningkatkan kualitas pengajaran, memastikan standar pembelajaran yang efektif, dan mendukung pengembangan profesional guru.

Lebih lanjut, Nurhattati Fuad juga menyampaikan tujuan dari supervisi akademik diantaranya: (1) Peningkatkan kualitas pengajaran, (2) Peningkatan hasil belajar siswa, (3) Pengembangan profesional.

“Dalam peningkatan pengajaran ini membantu meningkatkan guru/dosen dalam menggunakan metode pembelajaran, stategi pelaksanaan pembelajaran dan pemahaman terhadap kebutuhan siswa, serta  Memberikan kesempatan bagi guru  untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi mereka dalam mengajar” lanjutnya.

Diakhir sesi Prof. Nurhattati Fuad juga menjelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam kegiatan supervisi akademik diantaranya melakukan perencanaan, mengpulkan Informasi awal sebagai bahan data, melakukan, Observasi kelas, kemudian Analisis hasil observasi, memberikan Umpan balik terhadap hasil analisi, merencanakan tindak lanjut, melakukan pemantauan dan pendampingan, melakukan evaluasi, memberikan pengembangan profesional lanjutan, dan terakhir melakukan pelaporan dari hasil supervisi akademik yang telah dilakukan.

Menjaga Tradisi Sejarah, UNJ Akan Kembali Gelar Sudjiran Cup

0

EDURANEWS, JAKARTA: Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) CUP ke XI tahun 2023 akan kembali digelar pada Oktober mendatang dengan tuan rumah Universitas Negeri Malang (UM). Sebelumnya pelaksanaan terakhir LPTK CUP dilaksanakan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada Desember 2021 lalu.

Adapun tujuan LPTK CUP di antaranya: 1) Memupuk dan meningkatkan persatuan, kebersamaan, persahabatan serta silaturahmi antar LPTK se-Indonesia; 2) Meningkatkan prestasi olahraga pada LPTK se-Indonesia; 3) sebagai ajang unjuk kemajuan olahraga antar sivitas akademika dalam lingkup LPTK se-Indonesia yang dibina di perguruan tinggi masing-masing; dan 4) sebagai wahana unjuk kreativitas dan inovasi pembinaan dan pelatihan olahraga melalui pertemuan ilmiah.

Rektor UNJ Prof. Dr. Komarudin, M.Si berfoto dengan piala Sudjiran Cup

Cikal bakal LPTK CUP sendiri bermula dari Sudjiran CUP. Dimana Sudjiran CUP merupakan bentuk apresiasi kepada almarhum Prof. Sudjiran Resosudarmo yang merupakan Rektor IKIP Jakarta (saat ini bernama UNJ) periode 1980 – 1984.

Untuk itulah, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ bersamaan dengan kegiatan studi banding mengenai strategi pencapaian World Class University (WCU) dan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) ke UM, juga berdiskusi dan meminta izin pada pimpinan UM untuk membawa Piala Bergilir Sudjiran CUP yang tersimpan di UM ke UNJ.

Pada kesempatan ini, Prof. Komarudin mengatakan bahwa Piala Bergilir Sudjiran CUP nantinya akan diduplikasi untuk penyelenggaraan Sudjiran CUP 2024 nanti dan yang asli akan disimpan di museum pendidikan UNJ. Sebab Piala Sudjiran Cup ini memiliki sejarah penting bagi UNJ, ungkap Prof. Komarudin.

Prof. Komarudin menambahkan bahwa Prof. Sudjiran adalah sosok Rektor UNJ yang gemar olahraga. Selama hidupnya, ia aktif berolahraga. Ketika muda, ia merupakan pelari cepat 100 meter yang tangguh dan pernah mengikuti kejuaran nasional sebelum kemerdekaan.

Setelah tua hingga akhir hidupnya pada tanggal 15 Februari 1985, ia secara rutin bermain tennis yang menjadi olahraga kesukaannya.

Karena kecintaannya bermain tennis dan kontribusinya dalam mengembangkan IKIP Jakarta, maka untuk mengenang namanya pertandingan tennis antara IKIP seluruh Indonesia dari tahun 1985 hingga 1997 diberi nama Sudjiran Cup.

Sejak tahun 2003, tradisi pertandingan antara perguruan tinggi LPTK yang diselenggarakan setahun sekali, diganti menjadi turnamen olahraga dua tahunan yang disebut LPTK Cup yang sejak tahun 2021.

Kemudian di UNJ untuk pertama kali merebutkan Piala Bergilir Menpora, sambung Prof. Komarudin. Dan untuk pertama kali Piala Bergilir Menpora ini direbut oleh UNJ.

Nantinya turnamen tennis Sudjiran Cup ini akan kembali diselenggarakan dalam dua tahunan pada tahun genap, sedangkan LPTK Cup pada tahun ganjil. Pola ini juga sudah disepakati oleh Forum Dekan FIK seluruh LPTK saat bertemu di FIK UNJ.

Bahkan format pakaian diusulkan seperti Wimbledon dg jersey putih-putih. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga sejarah dan penghargaan untuk Prof. Sudjiran sebagai salah satu Rektor UNJ.

Sebagaimana kata Bung Karno, “Jangan Sekali-Kali Melupakan Sejarah”, dan menghidupkan kembali turnamen Sudjiran CUP yang sempat terhenti sejak 1998 ini menjadi upaya UNJ menjaga sejarah dan menghargai tokoh UNJ, ungkap Prof. Komarudin.

UNJ Studi Banding ke UM, Perkuat Strategi Menuju Universitas Kelas Dunia

0

EDURANEWS, JAKARTA: Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melakukan studi banding (benchmarking) ke Universitas Negeri Malang (UM) pada 10 – 13 Agustus 2023. Pada kegiatan studi banding ini, UNJ berdiskusi dengan para perwakilan pimpinan UM mengenai strategi pencapaian World Class University (WCU).

Pada kegiatan ini, dari UNJ dihadiri oleh Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ, Prof. Muchlas Suseno, Ahmad Tarmiji Alkhudri, Syaifudin, Fauzi Abdillah, dan Asep Rudi Casmana.

Sementara dari UM dihadiri oleh I Wayan Dasna, Ph.D selaku Sekretaris Universitas, Yuni Rahmawati selaku Direktur Data dan Informasi, Pemeringkatan, Hubungan Masyarakat, dan Kerjasama, Prof. Hadi Nur selaku Kepala UPT Laboratorium Terpadu, dan para dosen sebagai Tim WCU UM.

Suasana diskusi World Class University, Rektor UNJ Prof. Dr Komarudin, M.Si sedang berdikusi dengan tim Universitas Negeri Malang

Pada kegiatan ini, I Wayan Dasna mengatakan bahwa perubahan UM menjadi PTNBH tentu diawal terdapat tantangan, namun hal tersebut dapat kita atasi berkat kolaborasi dan keseriusan dalam tata kelola. UM terus berkomitmen untuk masuk dalam jajaran universitas di Indonesia dalam kancah internasional, khususnya dalam daftar ranking QS WUR.

Guna mendukung keberhasilan UM dalam percepatan global competitiveness di QS WUR, beberapa regulasi dan kebijakan UM telah disesuaikan dengan memasukan internasionalisasi dan program strategis terkait QS WUR dan THE sebagai bagian penting. Semoga UNJ dapat lancar dan sukses dalam mencapai PTNBH dan WCU, ungkap I Wayan Dasna.

Selain itu juga, Prof. Hadi Nur selaku Kepala UPT Laboratorium Terpadu UM turut memaparkan materi tentang strategi UM mencapai WCU. Prof. Hadi Nur mengatakan bahwa strategi WCU antara lain memperkuat kemitraan strategis dengan kampus yang sudah WCU di luar negeri, seperti di level Asia, dan memperkuat signal kampus seperti memperkuat website akademik, kurikukulum, teaching seperti contohnya website Harvard University.

Lalu untuk WCU mau ikut model Singapura dengan konsep nation building, atau Australia dengan komersialisasi, dan Jerman serta Jepang yang berkonsep soft power, ungkap Prof. Hadi Nur.

Pada kesempatan ini Prof. Komarudin mengatakan bahwa UNJ selain akan menuju PTNBH juga berkomitmen untuk menjadikan UNJ sebagai WCU. Oleh karena itu kita selain menyiapkan diri juga perlu belajar dari kampus – kampus yang memang jadi best practice WCU, salah satunya UM.

Apalagi UM ini merupakan kampus eks-IKIP yang tentu memiliki kesamaan dengan UNJ. Terima kasih kepada para pimpinan UM yang sudah mau berbagi pengalaman tentang strategi pencapaian WCU. Hal ini sangat berguna bagi UNJ sebagai langkah menuju WCU, ungkap Prof. Komarudin.

Posisi UNJ saat ini terus meningkat reputasi dan prestasinya, selain itu juga kita terus meningkatkan jejaring kerjasama dengan berbagai universitas, baik nasional maupun internasional.

Untuk internasional diantaranya UNJ sudah menjalin kerjasama dengan Education University of Hongkong, Asia University, INTI Internasional University, Universitas Teknologi Malaysia, KADIR HAS University Turkie, Konstanz University, Leipzig University, Nanyang Polytechnic Singapura, Universitas Malaysia Sabah, National Taipei University of Education, Gyeongsang National University Korea, Saga University Jepang, dan masih banyak lagi.

Dengan berbagai potensi dan jejaring yang sudah dibangun UNJ saat ini, semoga dapat menjadi modal untuk UNJ mewujudkan WCU, ungkap Prof. Komarudin.

Prodi Pend. Agama Islam FIS UNJ Kembangkan Profesionalisme Guru SMAN 100 Jaktim

0

EDURANEWS, JAKARTA: Dalam wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, darma penelitian, dan darma pengabdian kepada masyarakat, Prodi Pend. Agama Islam, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta menyelenggarakan pengabdian di SMAN 100 Jakarta Timur (17/05).

Kegiatan dimulai dengan sambutan Koordinator Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta Dr. Izzatul Mardhiah, M.A.

Kemudian dilanjutkan sambutan oleh bapak Muhammad Khodik Al Fahmi, S.Pd.I selaku ketua MGMP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Jakarta Timur dan dilanjutkan oleh ibu Gusniar Tamba M.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 100 Jakarta Timur

Tema yang diusung pada pengabdian masyarakat di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) Jakarta Timur adalah “Pendampingan Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesionalisme Guru PAI Jakarta Timur”.

Adapun narasumber pada program ini adalah dosen PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yakni ibu Dr. Heny Narendrany Hidayati, S.Ag., M.Pd para dosen dari Prodi PAI. Di antaranya, Dr. Amaliyah, MA dan Suci Nurpratiwi, M.Pd Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta.

PENGUATAN PROFESSIONALISME

Dosen dan mahasiswa UNJ berfoto dengan guru dan siswa SMAN 100 Jakarta Timur

Salah satu materi yang disampaikan adalah “Penguatan Profesionalisme dalam bidang penelitian khususnya penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan dengan pendampingan dan refleksi atas ketercapaian yang sudah dilakukan oleh bapak/ibu guru dalam melalkukan penelitian tindakan kelas ” oleh Dr. Amaliyah, M.A

Amaliyah menekankan permasalahan ataupun kesulitan dalam membuat proposal atau melaporkan hasil penelitian dapat diatasi dengan cara memperhatikan standar penelitian tindakan kelas yang telah dibuat oleh Kemendikbud terdapat pada buku 4 Pedoman Kegiatan Pengembangan Kerpofesian Berkelanjutan “

“Dengan program penguatan profesionalisme melalaui pendampingan penelitian tindakan kelas yang dimotori oleh Prodi PAI FIS UNJ, guru-guru PAI dapat menyelesaikan problematika pembelajaran di kelas, dan menghasilkan sebuah karya ilmiah yang dapat berkontribusi pada lembaga pendidikan dan juga masyarakat pada umumny,” ujarnya menjelaskan.

Program S3 Manajemen Pendidikan UNJ Berdayakan Guru di Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman

0

EDURANEWS, BOGOR: Program Studi S3 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta mengadakan kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) berupa Workshop Supervisi Akademik dalam Perbaikan Mengajar Guru di Era Merdeka Belajar. 

Acara yang berlangsung pada hari Sabtu, 22 Juli 2023, ini berhasil menarik antusiasme puluhan guru dari Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School di Parung, Bogor, Jawa Barat.

Mahasiswa S3 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta

Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pondok pesantren dengan memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep supervisi akademik yang efektif. 

Para peserta, yang mayoritas merupakan para pengajar dari berbagai jenjang pendidikan diberikan kesempatan untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang teknik supervisi yang tepat, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan mendukung pertumbuhan profesionalisme para guru.

Ketua Program Studi S3 Manajemen Pendidikan dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan pengabdian ini merupakan wujud nyata dari komitmen Universitas Negeri Jakarta dalam memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan di masyarakat. “

Kami percaya bahwa penguatan kualitas pengajaran guru sangat penting dalam menyongsong Era Merdeka Belajar yang menuntut pendekatan yang inovatif dan adaptif,” ungkap Prof. Dr. Suryadi.

Penyerahan kenang-kenangan P2M Program Doktor Manajemen Pendidikan UNJ

Workshop yang berlangsung selama satu hari ini dilaksanakan dengan pendekatan interaktif, di mana para peserta diajak untuk terlibat aktif dalam berbagai diskusi, simulasi, dan studi kasus. Hal ini bertujuan untuk memastikan mereka dapat langsung mengaplikasikan materi yang dipelajari ke dalam konteks nyata di lingkungan pendidikan.

Selain memberikan pemahaman tentang supervisi akademik, para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkaya wawasan mereka dalam menghadapi beragam tantangan yang dihadapi dalam mendidik generasi muda di era yang serba cepat dan kompleks ini.

Dalam sambutannya, Pimpinan Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif dari Program Studi S3 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta dalam menyelenggarakan kegiatan ini. 

Penampilan seni budaya

“Kami berharap kerjasama ini dapat berlanjut ke depannya dan semakin mempererat hubungan antara lembaga pendidikan dengan dunia akademisi,” ujar Dr. (Can) Habib Muhammad Waliyullah Bin Syekh Habib Saggaf Bin Mahdi Bin Syekh Abu Bakar Bin Salim, M. Ag. 

Ia juga menyampaikan harapan pada kegiatan ini akan memberikan dampak positif dan berkesinambungan bagi pengembangan kualitas pendidikan di Pondok Pesantren, sehingga guru dapat lebih siap dan mampu menghadapi tantangan pendidikan yang semakin dinamis.

 

Pemilihan Rektor UNJ Periode 2023-2027 Masuki Tahap Akhir, Civitas Akademika Mendukung Siapapun yang Terpilih

0

EDURANEWS, JAKARTA: Universitas Negeri Jakarta menyelenggarakan Pemilihan Rektor UNJ Periode 2023-2027 yang telah memasuki tahap final. Agenda tersebut berjalan dalam rapat tertutup senat UNJ di Aula Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika Lt 2 Kampus A UNJ (17/07).

Sebelumnya, dalam tahapan penyaringan dan penetapan (13 Juni 2023), rapat tertutup senat UNJ menetapkan tiga bakal calon yaitu Prof. Dr. Komarudin, M.Si., Prof. Dr. Ucu Cahyana, M.Si, dan Dr. Muhammad Yusro, M.Pd., MT., Ph.D. 

Nama tersebut telah mengerucut dari empat bakal calon yang mendaftar bakal calon Rektor UNJ Periode 2023-2027.

Pemilihan ini disiarkan secara publik melalui platform YouTube Edura TV UNJ. Audiensi dapat melihat secara realtime proses pemilihan yang berjalan tertutup di forum senat. 

Hal itu untuk menjawab banyak permintaan dari segenap civitas akademika UNJ agama pemilihan rektor berjalan demokratis dan transparan.

Terdapat 74 orang anggota senat yang memiliki hak suara. Namun, dalam pantauan langsung Eduranews secara langsung di ruangan, sebanyak satu orang anggota senat berhalangan hadir. Sehingga surat suara yang terealisasi hanya 73 orang.

Catatan penting, senat universitas memiliki kontribusi suara sebanyak 65% terhadap bakal calon. Sementara kementerian memiliki kontribusi suara sebanyak 35% terhadap bakal calon atau setara dengan 40 hak suara.

Karena anggota senat satu orang berhalangan hadir, maka suara kementerian dikurangi 1 menjadi 39 hak suara. Jadi total hak suara yang terealisasi sebanyak 112 suara yang menentukan.

Para pendukung calon rektor turut menyaksikan nonton bareng pemilihan rektor

Dalam pantauan berjalan melalu kolom komentar platform YouTube Edura TV UNJ, terlihat civitas akademika mendukung siapapun yang terpilih menjadi rektor kelak.

Akun Siti Aesijah berkomentar “Saya sebagai alumni UNJ Mengharapkn siapapun Rektor UNJ periode 2023-2027: amanah, membawa UNJ go internasional dan mendidik guru2 yg profesional , membawa indonesia mjd negara yg maju dan berbudaya.

Kemudian, ada juga akun Rizky Allianz Fauzi yang berkomentar “Siapapun yg terpilih semoga amanah dan membawa UNJ lebih baik lagi hingga tingkat dunia. Aamiin.

 

Pemikiran Bung Karno dan Cetak Biru Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

0

EDURANEWS, JAKARTA: Pada 21 Februari 1959, satu analogi menarik dari isi kuliah umum Presiden Soekarno di hadapan para mahasiswa, dosen dan seluruh unsur sivitas akademika UGM di kampus UGM. Mengawali kuliah umumnya, pada saat itu, Bung Karno mengomentari cara ananda Lina, mahasiswa UGM, yang baru saja selesai memimpin lagu Indonesia Raya. Kepemimpinan Lina itu dianalogikan oleh Bung Kano bagaimana membangun Indonesia berdasarkan Pancasila.

Selanjutnya, Bung Karno mengemukakan: “Di dalam penyelenggaraan masyarakat adil dan makmur se­mua memberikan tenaganya. Insinyur-insinyur memberi tena­ganya, dokter-dokter memberi tenaganya, tukang-tukang gerobak memberi tenaganya, ahli-ahli ekonomi memberi tenaganya, semua memberi tenaganya. Bercorak macam, tetapi toh menjadi satu harmoni, menyusun satu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Tadi juga demikian, macam-macam suara saya dengar. Tetapi di bawah pimpinan ananda Lina, bukan main merdunya. Saya dengar ada suara bas; saya dengar ada suara laki-laki tetapi so­praan, seperti burung sikatan suara itu. Saya mendengar ada suara yang gemetar, ada suara yang betul-betul bergelora, tetapi se­muanya bersama-sama memperdengarkan satu lagu “Indonesia Raya” yang membangkitkan keharuan hati”

Analogi harmoni pemikiran Bung Karno ini terlihat pula serupa dengan harmoni pemikiran Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Muhadjir Effendy, ketika mengemukakan pidato kuncinya (keynote address) tentang cetak biru (blueprint) PMK pada malam pembukaan Konferensi Forum Fakultas Ilmu Pendidikan dan Jurusan Ilmu Pendidikan (FIP-JIP), 5 Juli 2023 di Hotel Alana Yogyakarta, yang dihadiri oleh berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di tanah air, dan sejumlah pembicara dari Australia, Taiwan dan AS,

Kerangka pemikiran berupa lingkaran itu memperlihatkan siklus perkembangan dan perjalanan hidup manusia mulai dari fase pranikah hingga usia lanjut. Tidak ada fase dari keseluruhan siklus perkembangan itu yang hanya menjadi tanggungjawab satu pihak atau satu institusi atau satu kementerian. Isu stunting misalnya memerlukan penanganan lintas sectoral, komprehensif dan memerlukan dukungan masyarakat luas karena sifat substansi dan persoalannya amat kompleks.

Isu stunting sebagai contoh yang dialami anak yang kekurangan gizi, tumbuh lebih pendek dari standar balita seusianya, penyebabnya bermacam-macam, bisa saja bersumber dari perkawinan usia muda yang saat ini angkanya dinilai masih amat tinggi.

Data BPS (2022) memperlihatkan jumlah yang menikah di bawah usia 15 tahun baik laki-laki atau pun perempuan masih di angka 2,26%; nikah di usia 16-18 tahun berjumlah 19,24%;  nikah di usia 19-21 tahun 33,76%; nikah di usia 22-24 tahun 27,07%; dan nikah di usia 25-30 tahun 17,67%. Penyebabnya bermacam-macam, ada yang dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, ekonomi, dsb.

Dengan peta fase-fase siklus perkembangan manusia ini, setiap fase memerlukan kehadiran begitu banyak pihak. Penanganan stunting misalnya, memerlukan tenaga kesehatan, tenaga pendidikan, pemuka agama, ahli gizi, psikolog, dsb. Namun, kontribusi mereka masing-masing tetap dalam satu bingkai harmoni yang sinergis, beragam warna seperti yang tergambar begitu indah di lingkaran cetak biru pemikiran PMK seperti di pemaparan Muhadjir.

Kembali kepada Lina, Bung Karno menuturkan: “Meskipun bermacam-macam alat, tetapi oleh karena ada pimpinan, pertama pimpinan daripada satu lembaran kertas,apa namanya itu noot, bahasa Indonesianya not.

Pola pembangunan yang dibuat oleh Dewan Perangcang Nasional ini, itulah kertas nootnya. Penyelenggara dari-pada pola ini, masyarakat ini tadi, yang terutama sekali terdiri daripada tenaga­tenaga fungsionil, menyelenggarakan pola ini bersama-sama di dalam satu irama yang merdu sehingga terselenggaralah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila …”

Tiga Ragam Kertas Noot

Kepemimpinan Lina dalam menyanyikan Indonesia Raya, cetak biru penuntun yang memandunya adalah Noot Balok Indonesia Raya. Lina sebagai pemimpin dapat saja berganti setiap saat, tetapi Noot Baloknya akan tetap jadi panduan bagi siapa pun yang akan memimpin lagu Indonesia Raya.

Begitu pula kepemimpinan Bung Karno untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, ia akan dipandu oleh nootnya sendiri yakni Pola Pembangunan yang telah dipersiapkan oleh Dewan Perancang Nasional yang di kala itu dipimpin oleh Muhammad Yamin.

Demikian pula kepemimpinan Muhadjir Effendy yang mengkoordinir urusan di bidang PMK, ia akan dipandu oleh nootnya sendiri yakni cetak biru lingkaran siklus PMK dengan beragam warna dengan sejumlah lapisan-lapisan lingkaran. Isi dari cetak biru itu, kelihatannya (dari berbagai sumber), intinya seperti berikut.

Fase pertama adalah prenatal dan ASI atau disebut juga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pada fase ini yang menjadi perhatian adalah memastikan kecukupan gizi dan pola asuh bayi, dan balita, untuk mencegah gagal tumbuh atau stunting. Pada fase ini diakui amat rumit dan penanganannya tidak mudah, memerlukan dukungan banyak pihak, namun tetap dalam bingkai sinergitas yang harmonis antara semua kalangan terkait baik di pusat atau pun di daerah, baik dari unsur pemerintah atau bukan.

Fase kedua adalah usia dini anak yakni fase yang penting dalam perkembangan karakter anak. Pemerintah telah menginisiasi beragam upaya, seperti: Program Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI) yang memaksimalkan kemampuan kognitif anak, di antaranya stimulasi psikologis, pola asuh yang tepat, pemberian makan yang tepat, termasuk pembiasaan pada nilai-nilai karakter yang baik.

Fase ketiga adalah masa wajib belajar atau fase investasi sekolah melalui Wajib Belajar 12 Tahun dan penguatan pendidikan karakter.

Fase keempat adalah masa di perguruan tinggi atau vokasi yang menargetkan peningkatan produktivitas dan daya saing SDM. Hal ini dibutuhkan agar Indonesia siap menghadapi bonus demografi yang diprediksi akan terjadi pada 2030 mendatang, meski saat ini sudah terdapat beberapa kabupaten dan provinsi yang sudah menikmati bonus demografinya masing-masing karena jumlah penduduk usia produktifnya mencapai 2/3 dari total jumlah penduduk.

Fase kelima adalah fase produktif yakni fase memasuki dunia kerja serta membangun keluarga berkualitas. Sejumlah negara di dunia sudah memasuki aging population, penduduk usia mudanya yang produktif semakin berkurang, seperti Jepang, Rusia, beberapa negara di Eropah Barat dan skandinavia, dsb.

Fase keenam, adalah lansia dimana pada fase ini diharapkan bisa diwujudkan lansia yang sehat, mandiri, aktif, dan bermartabat.

Dalam mengimplementasikan keenam fase tersebut, Kantor Kementerian PMK mengkoordinir pelaksanaan sejumlah program, di antaranya Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Bantuan Sosial (Bansos), Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan, Penanggulangan Bencana dan Disabilitas.

Terakhir, semoga dengan kehadiran cetak biru siklus PMK itu akan sungguh-sungguh dijadikan sebagai kertas noot masing-masing pihak terkait baik dari unsur pemerintah atau bukan, baik instansi pusat atau pun daerah dalam melaksanakan seluruh kegiatannya masing-masing sehingga terselenggaralah satu harmoni pembangunan manusia Indonesia dan kebudayaan yang kita dambakan bersama.

______________

Prof. Dr. Hafid Abbas

Profesor dan Ketua Senat Uninversitas Negeri Jakarta

Prof. Johansyah Lubis: Nilai-Nilai Olympism Membentuk Pendidikan Karakter

0

EDURANEWS, JAKARTA. Nilai-nilai Olympism dipercaya dapat membentuk karakter seseorang. Hal itu diungkapkan Prof. Johansyah Lubis dalam orasinya yang bertajuk “Nilai-Nilai Olympism dan Pendidikan Karakter di Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri Jakarta” di Aula Latief Hendraningrat Gedung Dewi Sartika UNJ (11/07).

Bagi Prof. Johansyah Lubis penting untuk membahas nilai-nilai Olympism dunia olahraga. Dengan segudang pengalamannya sebagai atlet dan akademisi ketika itu ia berkunjung ke Athena untuk mengikuti seminar dan diskusi International Olympic Academy (IOA). Tujuan olimpiade adalah untuk membantu membina hubungan yang lebih baik membantu hidup lebih harmonis. 

Prof. Johansyah Lubis dalam orasinya menjelaskan nilai-nilai olimpiade yang mencakup; Excellence (keunggulan), Friendship (persahabatan), Respect (rasa hormat). Yang paling dekat nilai persahabatan itu muncul oleh pelari Soh Rol Yong yang berbagi air minum kepada pelari Indonesia Rikki Martin Simbolon. Inilah yang membuktikan nilai-nilai olympism tumbuh di dalam kompetisi. 

Prof. Johansyah Lubis juga menjelaskan perkembangan Olympism Education di beberapa negara. Terlihat di beberapa negara dan tuan rumah Olympic dapat ditemui kontekstualisasi physical education dalam serangkaian sikap dan nilai yang konsisten dengan filosofi hidup olympism. Misalnya di New Zealand yang telah menerapkan kurikulum dengan pendekatan Olympism dan pendekatan pedagogis. Begitu juga dengan China dan Brazil yang mengintegrasikan nilai-nilai olympism dengan pendidikan.  

Pendidikan karakter

Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ menghasilkan guru dan pelatih yang memiliki karakter yang kuat dan siap menyebarkan nilai-nilai Olympism. Hal inilah yang mendasari Fakultas Ilmu Keolahragaan menyiapkan mata kuliah wajib Pendidikan Karakter. Selain itu ada juga pendidikan  di alam terbuka agar terbentuk living excellent

Bagi Prof. Johansyah Lubis FIK UNJ sebagai penghasil guru dan pelatih olahraga sebagai pendukung pendidikan karakter yang akan menghasilkan generasi yang baik dan unggul. Ini sebagai wujud nyata MOU antara UNJ dan NOC Indonesia.

“Kami FIK, bukan saja mendukung terselenggaranya program Olympic Movement tetapi juga menjalankan program tersebut dalam pendidikan karakter,” ujar Prof. Johansyah Lubis.    

Prof. Supadi: Kepemimpinan Teknologi akan Ada Serta Bersifat Dinamis

0

EDURANEWS, JAKARTA. Perkembangan teknologi selalu menjadi pendorong perubahan dalam dunia pendidikan. Hal ini yang disadari Prof. Supadi dalam orasi ilmiahnya dengan tajuk “Pengembangan Model Asesmen Kepemimpinan Digital Kepala Sekolah” di Aula Latief Hendraningrat Gedung Dewi Sartika UNJ (4/7). Orasi ilmiah ini sekaligus pengukuhan Prof. Supadi sebagai guru besar bidang Ilmu Manajemen Pendidikan  Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ. 

Perkembangan teknologi terutama perkembangan dunia digital memberikan dampak pada pembelajaran di sekolah. Semenjak Covid 19, dunia pendidikan mulai sangat menyadari bahwa digitalisasi menjadi keharusan. 

Tidak hanya sebagai pembelajaran jarak jauh, tetapi juga aset dasar untuk bertahan dalam lingkungan yang kompetitif. Sekolah pun harus adaptif dengan melakukan percepatan integrasi ke dalam semua pembelajaran di Sekolah.

“Kepemimpinan digital menciptakan visi yang inovatif,” ujar Prof. Supardi. 

 Teknologi bukan hanya perangkat dan penentu kualitas pendidikan. Integrasi pembelajaran harus dilakukan dengan melibatkan guru. Selain itu Prof. Supardi sangat menekankan kepada kepemimpinan kepala sekolah. Minimnya perhatian kepada kepemimpinan digital dalam indikator penilaian.

Amatan Prof. Supadi, kepala sekolah sebagai pemimpin teknologi perlu memahami kompetensi guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. 

Ada lima dimensi yang harus diperhatikan; Pertama, menggunakan teknologi untuk meningkatkan kesetaraan, inklusi, dan praktik kewarganegaraan digital. Kedua, melibatkan semua pihak dalam membangun visi rencana strategis dan siklus evaluasi berkelanjutan untuk mentransformasikan pembelajaran dengan teknologi. 

Ketiga, menciptakan budaya di mana guru dan peserta didik diberdayakan untuk menggunakan teknologi dalam cara inovatif untuk memperkaya pengajaran dan pembelajaran. Keempat, membangun tim dan sistem untuk mengimplementasikan mempertahankan, dan terus meningkatkan penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran, serta. Kelima,  membuat model dan mempromosikan pembelajaran profesional berkelanjutan untuk diri mereka sendiri dan orang lain. 

“Saya meyakini, bahwa dengan berkembangnya teknologi maka kebutuhan akan kepemimpinan teknologi akan terus ada serta bersifat dinamis,” ujarnya. 

Prof. Masduki: Kita Harus Mulai Berbicara Manajemen Talenta 

0

EDURANEWS, JAKARTA. 16 Mei 2023 ketika itu Menteri PAN RB  Abdullah Azwar Anas berkunjung dan memberikan orasi ilmiah di Universitas Negeri Jakarta. Saat itu, Menteri PAN RB menjelaskan 7 arahan utama. Atas kunjungan itulah, Prof. Masduki merespon dengan memberikan orasi ilmiah guru besar dengan tajuk “Penerapan Manajemen Talenta di Lingkungan Perguruan Tinggi” di Aula Latief Hendraningrat Gedung Dewi Sartika UNJ (4/7). 

Orasi ilmiah ini sekaligus pengukuhan Prof. Masduki sebagai guru besar bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ. Orasi ini diharapkan memberikan jawaban atas salah satu arahan Menpan RB terkait permasalahan reformasi birokrasi, kelembagaan, dan tata kelola ASN khususnya di Lingkungan perguruan tinggi.

Secara sederhana Prof. Masduki menjelaskan Manajemen Talenta  terkait dengan kesadaran akan dibutuhkannya orang-orang yang potensial (talent) sebagai kunci strategi keberhasilan organisasi. Hal inilah yang harus direspon juga oleh perguruan tinggi.

“Ketika berbicara posisi perguruan tinggi kita masih tertatih karena hanya memikirkan birokrasi,” ujarnya.

Menurut Prof. Masduki secara pengalaman objektif dan subjektif, betapa turbulensi pengelolaan dan staf profesional memerlukan ikhtiar yang panjang.Maka menurutnya, menjadi penting kita harus mulai berbicara mengenai talenta manajemen. 

“Terkait dengan manajemen talenta sangatlah penting menjadi pendorong perguruan tinggi supaya memikirkan dan melakukan tri dharma sebaik baiknya,” ucapnya. 

Hal yang paling krusial dalam manajemen talenta adalah ada tahapan akuisisi talenta. Karena berkaitan dengan identifikasi, penilaian dan pemetaan talenta. Dengan adanya manajemen talenta diharapkan dapat memperjelas kerangka kerja, model dan instrumen yang terukur dalam meningkatkan manajemen pendidikan tinggi.

 

Recent Posts