Home Blog Page 47

PIDATO REKTOR UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PADA WISUDA TAHUN AKADEMIK 2019/2020

0

Selasa, 20 Oktober 2020

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salom, Om swastiastu, namo budaya, salam kebajikan, rahayu

Selamat Pagi dan Salam sejahtera untuk kita semua.

Yang Kami Hormati dan Kami Muliakan

  • Wakil Ketua MPR RI, Bapak Dr. Jazilul Fawaid
  • Ketua Komisi X DPR RI, Bapak Syaiful Huda
  • Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI, Jenderal Purn TNI Dr. Wiranto
  • Dirjen Pendidikan Tinggi, Kemdikbud RI dan Para Pimpinan di Lingkungan Kemdikbud
  • Gubernur DKI Jakarta
  • Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar)
  • Para Rektor dari 12 LPTK dan Perguruan Tinggi lainnya
  • Para Dewan Penyantun Universitas Negeri Jakarta
  • Para Dewan Pengawas Universitas Negeri Jakarta
  • Para Mitra Kerjasama
  • Ketua, Sekretaris, anggota Senat Universitas Negeri Jakarta, dan Para Guru Besar
  • Para Wakil Rektor, Ketua Lembaga, Dekan, Direktur Pascasarjana, Kepala Badan, Kepala Satuan, dan Kepala UPT
  • Para Wakil Dekan, Wakil Direktur Program Pascasarjana, Sekretaris Lembaga, Sekretaris Badan, Wakil Kepala Badan, Kepala Divisi, dan Koordinator Pusat
  • Para Koordinator Program Studi
  • Para Kepala Biro, Kabag, Kasubag
  • Ketua beserta pengurus Dharma Wanita Persatuan Universitas Negeri Jakarta
  • Ketua dan Para Pengurus Ikatan Alumni 
  • Para Dosen dan Karyawan
  • Panitia Wisuda Tahun Akademik 2019/2020
  • Para wisudawan dan keluarga wisudawan
  • Para undangan, hadirin dan hadirat yang berbahagia.

Alhamdulillah, puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya, pada pagi ini Selasa, 20 Oktober 2020 secara LIVE melalui zoom dan youtube channel UNJ kita dapat mengikuti prosesi yang sangat penting bagi keluarga besar UNJ, yaitu WISUDA TAHUN AKADEMIK 2019/2020. Shalawat dan salam marilah sama-sama kita sanjungkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, sosok penting dan teladan bagi kita semua.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Prosesi Wisuda Tahun Akademik 2019/2020, kita lalui di tengah keprihatinan dan ketidakpastian berakhirnya  Pandemi Covid-19 yang melanda Dunia dan Indonesia. Namun demikian, kondisi ini tidak boleh menyurutkan semangat kita untuk tetap memberikan layanan yang terbaik bagi civitas akademika Universitas Negeri Jakarta. Melalui kerja-kerja yang apik, cerdas, kreatif, dan inovatif. Prosesi Wisuda Tahun Akademik 2019/2020  dapat diselenggarakan dengan baik, penuh khidmat, dan semarak. Satu bentuk kreativitas dan inovasi tersebut akan kita lihat sama-sama dalam rangkaian prosesi wisuda kali ini.

Pada prosesi Wisuda Virtual UNJ Tahun Akademik 2019/2020 ini, UNJ mewisuda 1.911 lulusan yang berasal dari Program Ahli Madya (D3) hingga Program Doktoral (S3). Pada jenjang Program Studi Ahli Madya (D3), jumlah wisudawan sebanyak 56, Program Sarjana (S1), sebanyak 1.331 orang yang terdiri dari lulusan S1 kependidikan sebanyak 1.027 dan lulusan S1 non kependidikan sebanyak 304. Untuk Program Magister (S2), sebanyak 292 yang terdiri dari lulusan S2 kependidikan sebanyak 253 dan lulusan S2 non kependidikan sebanyak 39. Sedangkan untuk Program Doktor (S3), jumlah lulusan sebanyak 232.

Hadirin yang terhormat dan para wisudawan yang kami banggakan,

Hari ini merupakan hari yang sangat istimewa bagi para wisudawan dan keluarga wisudawan, karena dapat mengikuti prosesi penting dari pencapaian suatu jenjang akademik di Perguruan Tinggi. Untuk itu, Saya atas nama Pimpinan dan Keluarga Besar Universitas Negeri Jakarta, mengucapkan selamat kepada Saudara para Wisudawan Tahun Akademik 2019/2020. Saudara telah berhasil dengan baik menyelesaikan studi di kampus ini. Pencapaian Saudara adalah bukti kerja keras, dedikasi Saudara yang tentu tidak terlepas dari motivasi, doa, dan dukungan dari banyak pihak yang terlibat dalam usaha keras tersebut, terutama para orangtua atau keluarga dan orang-orang tercinta.

Kepada para orang tua, wali, dan keluarga wisudawan, kami mengucapkan selamat atas keberhasilan yang diraih oleh putra putri atau suami atau istri Bapak/Ibu sekalian. Dengan gelar akademis yang berhasil disandang mereka dan dengan kompetensi yang diraih, kami mengharapkan lulusan Universitas Negeri Jakarta dapat terus berkarya, memberikan manfaat dan kontribusi nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Hadirin yang terhormat dan para wisudawan yang berbahagia,

Dalam suasana yang dipenuhi oleh rasa bahagia dan syukur ini, perkenankan kami menyampaikan gugahan tentang “Kebangkitan Universitas Negeri Jakarta Menuju Prestasi dan Reputasi Asia”. Ada tiga tesis penting yang dapat diketengahkan untuk mengantarkan UNJ pada jembatan emas menuju kebangkitan tersebut, yaitu: (1) menegaskan identitas universitas; (2) mengembangkan keunggulan dan inovasi; dan (3) memberdayakan potensi Sumber Daya Manusia (SDM).

Tesis Pertama, menegaskan identitas universitas. Pepatah Arab mengatakan,“Ma baqoiiqol yaum mahallal amsy. Wa mahalla yaum baqoiqol ghod”. “Apa yang terjadi hari ini adalah impian pendahulu kita kemarin. Tugas kita hari ini adalah membangun impian untuk generasi hari esok”. Refleksi sosio-historis ini merupakan syarat penting bagi berkelanjutannya identitas universitas. Sebagai Kampus Pendidikan, UNJ adalah pivot, center of education sejak 56 tahun lalu hingga hari ini. Bung Karno mengatakan dalam pidatonya tahun 1953 silam yang termaktub dalam Prasasti Daksinapati, bahwa Rawamangun merupakan city of intellect, kota mahasiswa.

Selanjutnya, Bung Karno mengatakan bahwa Pendidikan adalah spirit pencerahan yang membebaskan dari keterpurukan dan kebodohan dan sekaligus sebagai jatidiri (identitas)  bangsa – renaissance pedagogies and nation character building. Secara lengkap, dikutip dalam Buku Di bawah Bendera Revolusi (1964) Bung karno mengatakan:

“Jikalau kita mempelajari dan mengagumi Sriwijaya dan Mataram dan Majapahit dan Banten dan Melayu dan Singasari, tetapi kita tidak menangkap dan meneruskan api yang bernyala-nyala dan berkorbar di dalam jiwa-Sriwijaya, jiwa-Mataram, jiwa-Majapahit, jiwa-Banten, jiwa-Melayu itu, maka kita pun hanya mewariskan abu saja, mewariskan barang yang mati, mewariskan barang yang tiada harga”.

Pandangan tersebut merupakan modal dan spirit penting bagi UNJ yang berada di Rawamangun untuk mengembalikan dan memosisikan diri sebagai pivot, center of education di Indonesia dan di kawasan Asia. Strateginya dengan kembali belajar dari para pendahulu kita yang telah meletakkan fondasi awal pemikiran-pemikiran tentang pendidikan yang luar biasa, seperti Prof. Winarno Surakhmad, Prof. Conny R. Semiawan, Prof. H.A.R Tilaar, Prof. Yusufhadi Miarso, Prof. Sudijarto, dan lainnya. Tanggung jawab kita ialah mengembangkan pemikiran-pemikiran para pendahulu tersebut dengan perspektif-perspektif yang relevan dengan kondisi dan tuntutan pendidikan saat ini dan masa yang akan datang.

Hadirin yang terhormat dan para wisudawan yang kami banggakan,

Tesis kedua, untuk kebangkitan Universitas Negeri Jakarta menuju prestasi dan Reputasi Asia adalah dengan mengembangkan keunggulan dan inovasi. Hal ini sejalan dengan tantangan Era Revolusi Industri 4.0. R.I. 4.0, memiliki perbedaan yang signifikan dengan revolusi industri sebelumnya. Menurut Schwab (2016) perbedaan tersebut terletak pada pemanfaatan teknologi yang menggabungkan teknologi mesin dengan sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Secara aktual, teknologi yang paling berkembang saat ini adalah teknologi komunikasi dan informasi (Loveder 2017; Shahroom dan Hussin 2018). Teknologi ini menjangkau ke seluruh sistem sosial dan turut mengubah tatanan sosial menjadi lebih cepat (Schwab 2016). Konsekuensi R.I. 4.0 mengantarkan universitas untuk memerankan diri sebagai knowledge hub di abad 21 – universitas generasi ketiga (Wissema, 2009; lihat juga Altmann & Ebersberger, 2013). 

Dalam konteks ini, universitas harus mampu mengembangkan keunggulan, berinovasi, dan bekerjasama dengan pemerintah, DUDI, dan civil society. Universitas harus melangkah dan berubah lebih jauh dengan mendukung pembangunan nasional, regional, maupun dunia. Tidak berdiam diri, terkungkung di dalam “menara gading”, dan sibuk serta asyik dengan dirinya sendiri. Universitas harus berkembang menjadi Entrepreneurial University. Sejalan dengan spirit knowledge hub di abad 21 – universitas generasi ketiga – Entrepreneurial University, Universitas Negeri Jakarta mengembangkan keunggulan dan inovasi pada bidang-bidang penting antara lain: Teknologi Pembelajaran; Sport Science dan Sport Digital; e-commerce, e-finance, riset dan incubator bisnis, dan lainnya yang sesuai dengan tuntutan Era Revolusi Industri 4.0.

UNJ dari hari ke hari semakin memantapkan diri, berusaha menjadi yang terbaik, sebagai champion dengan beberapa prestasi di antaranya:

  1. Peringkat kinerja dosen dalam bidang penelitian terus meningkat. Secara nasional di tahun 2016 UNJ ada diperingkat 28, di tahun 2017 menjadi peringkat 18 dan di tahun 2019-2020 berada di peringkat mandiri.
  2. Jumlah publikasi di Jurnal terindeks Scopus sudah menembus 1.500 artikel (Peringkat ke-4 Klaster Perguruan Tinggi LPTK).
  3. Perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) UNJ sebanyak 1733, peringkat 4 secara nasional.
  4. Di bidang kemahasiswaan, tahun 2019 prestasi mahasiswa UNJ di Tingkat Nasional, ASEAN, dan ASIA sebanyak 536 Mahasiswa. Per Januari sampai dengan Oktober 2020, di masa pandemic Covid-19 seperti sekarang ini kita masih bisa meraih 197   prestasi. Mewakili mereka yang berprestasi dan membawa kebanggaan bagi Almamater UNJ antara lain:
  5. Hanin Khalidah (FIP), meraih Gold Medal pada Kejuaraan Indonesia Ice Skating Open, Tingkat Internasional 2019.
  6. Putri Ajeng Wulan Julita Sari (FBS), sebagai Putri Kebudayaan Indonesia Tahun 2019 dan sebagai Abang None Jakarta Barat.
  7. Club Robotic UNJ (FT), meraih Juara II Kategori Remote Controle Sumo Robot dan Juara II Kategori Autonomus Sumo Robot pada ajang 26th Singapore Robot Games Robotic 2019 di Singapora pada Januari 2019.
  8. Didit Handika, Sukiman, dan Nandita (FIS) meraih juara 1 dalam Lomba Debat Nasional Pendidikan 2020 di UIN Sunan Gunung Jati, Bandung, Jawa Barat.
  9. Dimas Kuncoro Jati, Muhammad Amanda, dan Wahyu Setianto (FMIPA), Juara 2 dan Best Metric Performance pada Satria Data untuk Kategori Big Data Challenge (BDC), di IPB, 2020.
  10. Rifda Irfanaluthfi (FIO) meraih 1 Medali Emas dan 3 Perak pada ajang Sea Games Filipina Tahun 2019 cabang olahraga Gymnastic Artistic.
  11. Annisa Fitri Anugrah Sari (FE), Pemakalah di 3rd International Islamic Business Management Conference, UUM Malaysia, 2020.
  12. Muhammad Khatami, Chika Salsabilla, Devara Agtwanadien Zuswana, Mazaya Azzahra Primanovanti, Rakha Kusuma Wibawa (FPPsi) Peserta 2020 Online Summer Program Asia University, 2020.
  13. Selain itu, di bidang sosial kemanusiaan, selama masa pandemi Covid-19, UNJ berperan aktif melalui UNJPeduli, menyumbangkan bantuan kepada mahasiswa, masyarakat, masjid, dan beberapa rumah sakit dalam berbagai bentuknya.

Semua pencapaian ini patut kita syukuri. Semoga semakin menambah keyakinan kita untuk bersungguh-sungguh, bersatu, bersinergi, dan membangun harmoni dalam mencapai cita-cita menuju Kampus yang bereputasi di Kawasan Asia.

Hadirin yang terhormat dan para wisudawan yang berbahagia,

Tesis ketiga, untuk kebangkitan Universitas Negeri Jakarta menuju prestasi dan Reputasi Asia adalah dengan memberdayakan potensi Sumber Daya Manusia (SDM). Kekuatan SDM menjadi kunci Universitas Negeri Jakarta menuju jembatan emas, kampus bereputasi Asia. Sejalan dengan hal ini dalam satu tahun terakhir, khususnya setelah kami dilantik, jumlah Guru Besar UNJ kian bertambah dari 43 orang menjadi 56 orang. Selain itu, kualifikasi dan kompetensi Dosen dan Tenaga Kependidikan semakin meningkat. Hingga akhir 2020 ini dosen yang berkualifikasi S3 semakin bertambah, demikian juga yang memiliki jabatan akademik lektor kepala.

Dari sisi penataan SDM, paradigma manajemen SDM UNJ telah mengedepankan kompetensi professional; institusionalisasi/pelembagaan; dan pengembangan sistem informasi dalam tatakelola SDM, termasuk system remunerasi. Secara bertahap kita menuju the best management university.

Itulah, tiga tesis yang menurut kami penting dalam menopang “Kebangkitan Universitas Negeri Jakarta Menuju Prestasi dan Reputasi Asia”.

Hadirin yang terhormat dan para wisudawan yang kami banggakan,

Sebelum menutup pidato ini, mari kita simak kisah tentang 4 lilin yang sedang menyala dan sedikit demi sedikit meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka keempat lilin tersebut. Lilin yang pertama berkata: “Aku adalah Perubahan. Namun manusia tak mau berubah, maka lebih baik aku matikan diriku saja!” Sedikit demi sedikit sang lilin pertama padam.

Lilin yang kedua berkata: “Aku adalah Iman”. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenaliku. Untuk itu, tak ada gunanya aku tetap menyala. Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya. Dengan sedih giliran Lilin yang ketiga berbicara: “Aku adalah Cinta. Tak mampu lagi aku menyala karena manusia tidak lagi mengganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci sesama saudara”. Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga… Seorang anak masuk ke dalam kamar dan melihat ketiga Lilin yang telah padam. Karena anak itu takut kegelapan, ia berkata: “Eeeh apa yang terjadi? Kalian harus tetap menyala, Aku takut kegelapan!” Anak itupun menangis tersedu-sedu. Lalu dengan haru Lilin keempat berkata: “Jangan takut, Jangan menangis kawan, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat menyalakan ketiga lilin lainnya. Akulah HARAPAN”. Dengan mata berkaca-kaca, sang anak mengambil Lilin HARAPAN, lalu menyalakan kembali ketiga lilin lainnya.

Dari kisah 4 lilin ini kita dapat mengambil pelajaran. Apa yang tidak pernah mati dan seharusnya tidak pernah mati adalah HARAPAN yang ada dalam hati kita. Masing-masing kita dapat menjadi aktor, seperti sang anak tadi, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Cinta, dan Perubahan dengan HARAPAN-nya. Para wisudawan, kalian adalah HARAPAN. Di tanganmu ada harapan, di pikiranmu ada impian, dan di hatimu ada masa depan. Kalian adalah aset yang tak ternilai bagi orangtua, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara, bahkan kemanusiaan.

Sekali lagi saya ucapkan selamat bagi para wisudawan dan keluarga wisudawan atas pencapaian akademik yang didapatkan. Ucapan terima kasih, kami sampaikan kepada Para Undangan, Dewan Penyantun, Dewan Pengawas, para Panitia dan semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan Wisuda Tahun Akademik 2019/2020 dengan baik, lancar, dan khidmat. Terutama Tim Robotik yang dalam waktu singkat berhasil merancang Robot Wisudawan/Wisudawati yang turut beraksi dalam proses Wisuda kali ini. Juga kepada UKM yang turut berpartisipasi dalam Wisuda ini dalam bidang IT dan fotografi seperti Sigma TV, KMPF, dan unit atau mahasiswa lain yang telah berkontribusi. Anda telah mencatatkan diri dalam perjalanan sejarah UNJ. Kami salut dan bangga, bukan hanya berterima kasih. Bangunlah kejayaan masa depanmu, dengan membangun rumah prestasi di saat ini.   

Demikian yang dapat kami sampaikan, marilah kita semua berdoa, semoga Allah SWT meridhoi niat dan langkah kita memajukan UNJ menuju kampus yang bereputasi di Kawasan Asia. 

Terima kasih.

Salom, Om santi santi om, namo budaya, salam kebajikan, rahayu

Wassalamu alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 20 Oktober 2020

Rektor Universitas Negeri Jakarta, 

Ttd

Prof. Dr. Komarudin, M.Si. 

NIP. 196403011991031001

UNJ Luluskan 1.911 Wisudawan Tahun Akademik 2019/2020 Melalui Prosesi Virtual

0

EDURANEWS, JAKARTA – Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Prosesi Wisuda Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Tahun Akademik 2019/2020 harus dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Namun demikian, kondisi ini tidak menyurutkan Prosesi secara daring atau virtual. 

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi di DKI Jakarta serta protokol kesehatan mengharuskan UNJ menggunakan platform digital Zoom dan live streaming di channel Youtube Universitas Negeri Jakarta. 

Rektor UNJ Prof. Dr. Komarudin, M.Si mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menuntut kita untuk bekerja lebih apik, cerdas, kreatif, dan inovatif. Maka terselenggaralah Wisuda UNJ Tahun Akademik 2019/2020 dengan baik.

“Saya atas nama Pimpinan dan Keluarga Besar Universitas Negeri Jakarta, mengucapkan selamat kepada Saudara para Wisudawan Tahun Akademik 2019/2020. Saudara telah berhasil dengan baik menyelesaikan studi di kampus ini,” tutur Komarudin.

Komarudin menambahkan bahwa pencapaian para wisudawan/wisudawati adalah bukti kerja keras, dedikasi Saudara yang tentu tidak terlepas dari motivasi, doa, dan dukungan dari banyak pihak yang terlibat dalam usaha keras tersebut, terutama para orangtua atau keluarga dan orang-orang tercinta. 

Pada Prosesi Wisuda Virtual UNJ Tahun Akademik 2019/2020, ada 1.911 lulusan UNJ diwisuda yang berasal dari Program Studi Ahli Madya (D3) hingga Program Studi Doktoral (S3). Pada jenjang  Program Studi Ahli Madya (D3), jumlah lulusan sebanyak 56. 

Lalu jenjang Program Studi Sarjana (S1), jumlah lulusan sebanyak 1.331 yang terdiri dari lulusan S1 pendidikan sebanyak 1.027 dan lulusan S1 non pendidikan sebanyak 304. 

Kemudian jenjang Program Studi Magister (S2), jumlah lulusan sebanyak 292 yang terdiri dari lulusan S2 pendidikan sebanyak 253 dan lulusan S2 non pendidikan sebanyak 39. Sedangkan pada jenjang Program Studi Doktoral (S3), jumlah lulusan sebanyak 232. 

Prosesi Wisuda Virtual UNJ Tahun Akademik 2019/2020 mengangkat tema “Kebangkitan Universitas Negeri Jakarta Menuju Prestasi dan Reputasi Asia”. Diharapkan para alumni UNJ dapat menjaga nama baik UNJ dan turut berkontribusi dalam meningkatkan prestasi dan reputasi UNJ lebih baik lagi. 

Prestasi dan reputasi UNJ tidak hanya tanggung jawab dosen dan mahasiswa aktif saja, tetapi kontribusi alumni juga turut berperan penting bagi peningkatan prestasi dan reputasi UNJ di Indonesia maupun dunia internasional.

Peluang Investasi Kala Pandemi Covid-19, Saatnya Membeli Saham

0

EDURANEWS, JAKARTA – Kondisi pasar modal sangat terpuruk akibat Pandemi Covid-19. Hal itu tidak dapat dipungkiri, terlebih perekonomian nasional dan global mengalami kontraksi cukup dalam.

Namun hal itu tidak berarti berhenti berinvestasi. Justru peluang terbuka sangat lebar. Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dalam kebijakan kesehatan, stimulus moneter, dan upaya di ranah fiskal memberikan harapan untuk bertumbuh.

Kepala Divisi Riset PT BNI Sekuritas Damhuri Nasution mengatakan kinerja pasar modal diperkirakan akan cenderung membaik seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi secara makro.

“Saat krisis, harga saham murah, terutama ditopang ritel, sementara institusi dan asing masih wait and see. Jika institusi dan asing masuk, potensi kenaikan sangat besar,” tutur Damhuri dalam Seminar Strategi Investasi di Masa Pandemi: Peluang dan Tantangan (07/10).

Namun, ia mencatat tidak semua sektor akan mengalami perbaikan yang signifikan. Selain itu, prospek setiap sektor berbeda, misalnya dalam jangka pendek transportasi, hotel, dan resto masih sulit diharapkan. Namun, di sisi lain telekomunikasi, e commerce akan semakin menarik. Demikian pula consumer goods.

“Perlu saya ingatkan, ada faktor risiko, yaitu infeksi virus Covid-19 gelombang kedua yang bisa saja mendorong direalisasikannya PSBB jilid berikutnya,” tambah Damhuri. 

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BEI Jakarta Marco Poetra Kawet mengatakan di masa pandemi, ketika masyarakat memegang uang, kemudian pembelanjaannya cukup terbatas karena pemberlakukan PSBB. Kecenderungan untuk menginvestasikan uangnya cukup meningkat.

“Banyak investor yang mencari instrumen apa yang bisa memberikan keuntungan lebih terhadap pendapatan mereka,” ungkap Marco.

Hal itu bisa saja ditimbulkan dari kondisi sulit di mana masyarakat mengalami pemotongan gaji dan PHK, investasi dianggap menjadi alternatif pendapatan di luar gaji.

Pandemi mengakibatkan resesi terjadi, namun ada harapan setelahnya untuk mengalami perbaikan.

SEMARANG KOTA MAHASISWA TERBAIK 2020

0

Mengenang Peletakan Prasasti Kota Mahasiswa di Kampus Rawamangun oleh Presiden Soekarno

Tim Peneliti Pemeringkatan Kota-kota Mahasiswa Terbaik di seluruh Indonesia 2020 UNJ yang diketuai oleh Hafid Abbas dengan anggota: Ahman Sya, Nadiroh, I Made Putrawan, Dede Rakhmat Hidayat, Sukro Muhab, dan Anggoro B Susilo, telah melakukan penelitian pemeringkatan ini dengan menggali semangat peletakan Prasasti Kota Mahasiswa oleh Presiden Soekarno  pada 15 September 1953, di Gedung Daksinapati (sekarang gedung Fakultas Ilmu Pendidikan, UNJ) yang menyatakan bahwa kawasan Kampus ini sebagai “Kota Mahasiswa” Jakarta. Saat itu, UNJ masih menjadi bagian dari UI sebagai sekolah keguruan dan ilmu pendidikan.

Prasasti “Kota Mahasiswa” ini kini seakan terlupakan, meski ini adalah salah satu warisan monumental Soekarno kepada dunia pendidikan di tanah air yang patut dikenang selamanya.

Istilah “Kota Mahasiswa” oleh Presiden Soekarno kelihatannya baru mulai dikenal oleh masyarakat internasional setelah pertama kali Quacquarelli Symonds (QS) bersama Times Higher Education (THE) mempublikasikan hasil studi pemeringkatan kota-kota mahasiswa terbaik di dunia pada 2010. Misalnya, pada 2019, QS menempatkan London sebagai Kota Mahasiswa terbaik di dunia, kemudian disusul oleh Tokyo dan Melbourne di urutan kedua dan ketiga. Pemikiran Soekarno sungguh melampauhi zamannya.

QS menjelaskan bahwa satu kota patut disebut sebagai Kota Mahasiswa apabila memenuhi berbagai krieria berikut.

Pertama,  di kota itu sudah terdapat minimal dua perguruan tinggi bereputasi yang melayani masyarakatnya yang berpenduduk lebih 250 ribu jiwa. Keberadaan Kampus UI Salemba sebagai Perguruan Tinggi Kedokteran dan Lembaga Pendidikan Jasmani, dan Kampus Rawamangun sebagai Perguruan Tinggi Ilmu Hukum, Kesusasteraan dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, dan kawasan Pegangsaan Timur sebagai tempat hunian para mahasiswa, sungguh sudah memenuhi kriteria QS yang baru muncul setelah 57 tahun peletakan Prasasti Soekarno di Kampus Rawamangun.

Kedua adalah kehadiran mahasiswa dari daerah lain, kehadiran mahasiswa internasional yang cukup proporsional yang memilih satu kota dengan pertimbangan bahwa kota itu ramah terhadap perbedaan latar belakang budaya, corak kehidupan masyarakatnya yang toleran, dan inklusif.

Selanjutnya adalah kategori pilihan mahasiswa bersama orang tuanya sendiri dengan pertimbangan kota itu aman, tidak ada konflik, nyaman, dan terdapat banyak peluang kerja setelah tamat, dsb.

Keempat adalah aspek keterjangkauan yang terkait dengan indikator-indikator, seperti: biaya kuliah dan biaya hidup, dan terakhir adalah ketersediaan transportasi publik dan kemudahan bepergian, keindahan kota, kegiatan olahraga, seni dan budaya dan banyak dikunjungi wisatawan.

Berdasarkan pada aspek-aspek tersebut, penelitian ini mengungkapkan dengan sejumlah temuan berikut.

Pertama, data Kementerian Dalam Negeri 2020 memperlihatkan bahwa di antara 514 Kabupaten/Kota, terdapat 416 kabupaten dan 98 kota. Ternyata di antara semua kota-kota tersebut hanya sedikit sekali kota yang memiliki lebih dari tiga perguruan tinggi berakreditasi A menurut BAN-PT. Tidak satupun kota di seluruh wilayah Kalimantan, Papua, NTT, NTB, dan Maluku yang memiliki kota yang layak disebut sebagai Kota Mahasiswa, di Sumatera hanya Medan, di Sulawesi hanya Makassar dan Bali hanya Denpasar. Kota terbanyak memiliki perguruan tinggi bereputasi adalah Surabaya (15), kemudian disusul Jakarta (13),  Semarang (11) dan Yogyakarta (11). Sedangkan kota dengan jumlah perguruan tingginya yang berakreditasi A hanya tiga adalah Medan, Solo dan Denpasar.

Kedua, data penelitian memperlihatkan kota paling aman dengan jumlah gangguan keamanan setiap bulan paling sedikit adalah Semarang (19), kemudian disusul Denpasar (57) dan Solo (63). Kota yang paling rawan adalah Jakarta (2718), atau Semarang 143 kali terlihat lebih aman dibanding Jakarta.

Ketiga, data lapangan memperlihatkan bahwa kota termahal di Indonesia dengan rata-rata biaya hidup setiap bulan adalah Jakarta (Rp 7,5 juta), kemudian disusul Surabaya (Rp 6,1 juta), dan Makassar (Rp 5,8 juta). Kota dengan biaya hidup termurah adalah Solo (Rp 3,5 juta), disusul  Yogyakarta (Rp 4,8 juta), dan Semarang (Rp 4,8 juta). Solo terlihat dua kali lipat lebih murah biaya hidup mahasiswa dibanding dengan Jakarta

Berikutnya, ditemukan bahwa kota yang membuka peluang kerja terbesar dengan indikator jumlah penganggurannya terkecil yaitu Denpasar (1,21%),  kemudian disusul Yogyakarta (3,14%) dan Jakarta (4,39%). Sebaliknya, kota yang menunjukkan peluang kerja terkecil adalah Makassar (10,39%) atau Denpasar 8 atau 9 kali lebih mudah memperoleh pekerjaan dibanding Makassar.

Kelima, penelitian ini memperlihatkan bahwa Kota Mahasiswa yang paling banyak dikunjungi pendatang sepanjang 2019 adalah Surabaya (21 juta), kemudian disusul Bandung (6,45 juta), dan Denpasar (6,28 juta), dan pengunjung paling sedikit adalah Medan dengan jumlah 260.311 orang. Denpasar terlihat 24 atau 25 kali lebih menarik pengunjung dibanding Medan.

Berdasarkan data dari kelima kelompok variabel penelitian tersebut, terlihat bahwa Semarang adalah Kota Mahasiswa Terbaik Pertama 2020 dengan skor total 17, kemudian disusul Solo dan Surabaya di urutan kedua dengan total skor masing-masing 15. Peringkat ke tiga ditempati Denpasar dengan skor total 14. Pada urutan ke empat ditempati Malang dengan skor 13, dan Yogyakarta dan Bandung berada di urutan 5 dengan skor total masing-masing 12, sedang Jakarta di urutan ke enam dengan skor 10. Makassar dan Medan berada di urutan ke tujuh dengan skor masing-masing 9.

Semoga penelitian pemeringkatan kota mahasiswa ini bermaafaat bagi masyarakat luas untuk memilih kota terbaik sebagai tempat belajar bagi putra-putrinya; bermanfaat bagi Kementerian Dalam Negeri untuk menetapkan kebijakan pembangunan perkotaan agar sesuai dengan kriteria sebagai kota yang layak disebut sebagai kota mahasiswa; bermanfaat bagi para Gubernur, Bupati dan Walikota untuk memajukan kotanya sesuai dengan kriteria kehidupan kota yang ramah terhadap kehidupan akademik; dan bermanfaat bagi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam melakukan standarisasi dan pembinaan kepada seluruh perguruan tinggi di tanah air agar berlomba-lomba meningkatkan status akreditasinya untuk menjadikan kotanya sebagai kota mahasiswa.

Pak Tua Si Pensiunan

0

Pak Tua itu melamun di bangku di suatu taman, mengalami depresi berat dan ada keinginan bunuh diri. Pak Tua merasa sudah tidak kuat lagi mengatasi tekanan hidupnya. Kegagalan selalu “betah” dan memeluk erat perjalanan hidupnya. Perjalanan hidupnya selalu ingin berusaha meraih sesuatu seperti orang lain, di mana dia tidak memiliki kemampuan mewujudkannya.

Dalam kekalutan hidupnya, dia teringat bahwa keterampilan unggulan yang dimiliki adalah masak-memasak, ini yang belum digunakan.

Dalam keputus-asaannya, Pak Tua mulai berpikir, kenapa tidak memulai sesuatu usaha dengan keahlian yang dimilikinya. Kenapa selama ini seperti melupakan kemampuan dirinya.

Singkat kata, entah “wangsit” dari mana mulailah berusaha dengan keahlian unggulannya, memasak. Dan ia pun mulai berjualan ayam goreng, sampai sukses dan mendunia.

Dan sekarang Pak Tua pensiunan yang hampir putus asa, depresi dan hendak bunuh diri itu, kita kenal sebagai Harlan David Sanders, atau kolonel Sanders. Sebagai pemilik jaringan warung ayam goreng KFC. Orang yang kaya di kala tua. Orang yang menemukan “jalan” sukses di ujung usia.

Menemukan “jalan” sukses, sepertinya tidak hanya butuh kerja keras, tetapi mau menyadari kemampuan utama yang dimiliki, dan tekun memanfaatkannya.

Kita sering selalu ingin menjadi orang lain. Sejak di sekolah, kita ingin pandai matematika seperti si Anu murid terpandai di dalam kelas kita. Kita main sepakbola berkhayal seperti Ronaldo, kita membaca kisah sukses Jack Ma, kita ingin kaya seperti dia. Orang tua kita juga selalu mengarahkan untuk mencontoh orang lain, tanpa melihat potensi yang dimiliki anaknya.

Kita sering lupa potensi spesifik kita yang diberikan Tuhan. Kita selalu mencari dan meniru orang lain, di mana kita tidak mampu melaksanakannya. Namun kita kurang atau tidak mau menekuni, apa yang kita punya dan kita bisa.

Mungkin dari kita banyak yang tidak tahu, sebenarnya kita “hebatnya” di bidang apa? Kehebatan yang kita miliki, kadang “ditumpulkan” dengan pekerjaan yang terpaksa kita lakukan demi mendapatkan upah. Demi ekonomi keluarga. Coba amati di instansi pemerintah, atau perusahaan banyak orang yang bekerja meski bukan dengan kemampuan terhebat yang dimilikinya. Meskipun hasilnya memuaskan, namun banyak dari kita telah menghilangkan potensi terhebat dari diri kita. “Terpaksa” kerja.

Manusia memang harus adaptif kalau ingin survive, kata Charles Darwin. Jadi marilah kita hidup dan bergembira dengan “keterpaksaan”.

Passion dan berbagai potensi kita, biarlah terkunci rapat dalam diri kita, sampai kita wujudkan ketika kita gagal dalam melakukan berbagai “keterpaksaan”.

Saya pun sedang merenung, sebenarnya saya bisanya apa, wong apa-apa tidak bisa dan tidak bisa apa-apa. Apakah saya harus melamun di taman seperti kakek Sanders? Dan kalau begitu saya sudah tidak menjadi diri saya sendiri.

Sekarang saya sedang menyusuri jalan menuju takdir saya. Melakukan apa yang dapat saya lakukan. Dan memberi kontribusi kebaikan selagi diberi kesempatan. Saya tidak tahu ke arah mana Tuhan akan memberi petunjuk.

Jangan lupa malam Jum’at ya..?

BSA /13/8/20

Kesesuaian Antara Isi dan Bungkus

0

Nasi Jamblang, seonggok nasi dengan aneka lauk pauk, sangat “nikmat” apabila dialasi atau dibungkus dengan daun jati. Gado-gado terasa lebih sedap apabila dibungkus daun pisang, ketupat lebih pas kalau dibungkus dengan daun kelapa muda. Dan masih banyak makanan “terasa” lebih sedap apabila dibungkus dengan “semestinya”. Seperti efek plasebo pada obat. Orang sakit kepala yang diobati dengan kapsul “obat” sakit kepala, meskipun kapsul hanya berisi gula, dan dia “merasa” sembuh. Sugestif.

Bungkus dalam berbagai bentuk atau wujud memang luar biasa, dapat “menipu”, panca indera kita .Ada orang yang mencoba merubah bungkus. Misalnya nasi jamblang yang sama disajikan di piring beling, atau ember, kita belum makan saja sudah hilang selera. Namun ada daun jati namun diisi dengan paketan nasi jamblang yang dimasak “sembarangan” juga, hanya membuat jengkel, karena merasa tertipu dengan bungkus.

Di Bekasi ada klinik yang mempekerjakan “dokter” seorang yang hanya lulusan SMK, diberi bungkus baju putih dan panggilan dokter. Ternyata sudah berpraktek selama 5 tahun tanpa komplain dari pasiennya. Namun ada dokter yang berpredikat dokter asli, pasiennya banyak yang “misuh-misuh” di medsos karena “perlakuan” sang dokter yang hanya sekedar percaya pada perkataan keluhan pasien tanpa memeriksa secara fisik.

Bungkus yang mewakili citra sedangkan tindakan atau isi adalah perwujudan janji dari citra pembungkusnya. Sepertinya mesti “klop” agar orang tidak ada yang “misuh-misuh”.

Jadi kalau seorang yang terbungkus sebagai guru, pemuka agama, profesor, doktor, politisi dan berbagai “bungkus” lainnya akan “terjebak”, dengan bungkusnya. Isi perbuatan atau tindakan harus sesuai bungkusnya.

Saya sedang membaca tentang perilaku seorang “anak penggede”, yang konon mewakili suara rakyat, menjadi penumpang pesawat kelas bisnis, yang berperilaku “semena-mena”, rasanya kok ada pertunjukan “kecongkakan” karena merasa berkuasa, membuat gemes hati saya.

Seperti sesuatu yang buruk dibungkus dengan pembungkus yang indah, tetapi robek dan tercium bau dan terlihat isinya. Setelah saya merenung, mungkin juga apabila saya merasa berkuasa, akan membungkus dan berperilaku seperti itu. Berperilaku dalam bentuk lain yang tidak sesuai bungkus saya.

Sekarang saya mau makan nasi jamblang dulu, nasi jamblang yang benar-benar original, bukan kaleng-kaleng, pas isinya, pas rasanya dan pas bungkusnya, daun jati. Bau daun jati dan isinya, dijamin tidak bikin gemes dan menyesal seumur hidup.

Memang kita terasa nyaman kalau. “membeli” sesuatu yang sesuai antara isi dan bungkusnya.

BSA/15

Arti Merdeka

0

Politisi, pengusaha, guru, dokter, guru ngaji, beragama apa saja, ada juga preman pasar dan berbagai suku dan elemen masyarakat, bersama, bergabung, “mengangkat” senjata melawan penjajah dengan satu tekad, memerdekakan tanah airnya Indonesia.

Ketika tujuannya sama, maka kita menjadi kompak bahkan sampai “nekad”, mengorbankan jiwa dan raga untuk mencapai tujuan bersama. Tidak ada satupun yang berhak mengklaim bahwa dirinya orang satu satunya yang berjasa. Kemerdekaan adalah usaha kolektif.

Para pejuang kemerdekaan, bukanlah kelompok yang disebut “putch”, istilah yang diberikan Tan Malaka, untuk menyebut segerombolan orang membuat suatu gagasan untuk melakukan perubahan secara radikal, orang yang melakukan pergerakan dengan “angan angan kosongnya” sendiri, tanpa memperhatikan perasaan dan kesanggupan massa.

Para pejuang Kemerdekaan, berpikir tentang kebebasan negeri, dengan harapan kehidupan masyarakat akan lebih baik. Adil dan makmur.

Yang penting merdeka dulu, 75 tahun merdeka, beberapa kali NKRI, ada gerakan dari kelompok “putch”. Namun Tan Malaka membuat tesis dalam bukunya bahwa kelompok putch, tidak akan mendapatkan simpati rakyat, selama pergerakannya tidak menyentuh hal mendasar rakyat.

Artinya begundal begundal putch perongrong negeri, hanya menawarkan “angan-angan kosong”. Sepenuh hati menjaga negeri dari gerombolan putch, yang mulai bermunculan lagi akhir-akhir ini.

Hajjarrr…jangan kasih kendor..!

MERDEKA..!!!

DIRGAHAYU INDONESIAKU,

JAYALAH NEGERIKU

BSA/16/8/20

Peluang Bulutangkis Indonesia Meraih Emas di Ajang Olimpiade Tokyo 2021

0

Sebagai negara yang memiliki banyak potensi atlet berbakat di bulutangkis, Indonesia tercatat memiliki prestasi gemilang di Olimpiade. Raihan medali banyak dihasilkan oleh para atlet di ajang paling bergengsi itu. Olimpiade Tokyo 2021 sudah di depan mata, evaluasi dan monitoring terus dilakukan

Edura UNJ mencoba mengulas lebih jauh peluang dan tantangan bulutangkis Indonesia dengan mengadakan webinar bertajuk “Road To Gold Medal Tokyo Olympics Games 2021 Peluang Bulutangkis Indonesia” (7/9). 

Menghadirkan Deputi IV Pengembangan Prestasi Menpora Chandra Bakti, jajaran PBSI seperti Sekjen PBSI Achmad Budiharto, pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi, pelatih ganda campuran Richard Mainaky, pelatih fisik Iwan Hermawan, serta Ketua Edura Sport UNJ Endang Drajat dan dimoderatori oleh wartawan senior olahraga Kompas Yunaz Santoni Aziz. 

Ketua Edura UNJ Henry Eryanto mengatakan webinar ini diadakan untuk memperingati Hari Olahraga Nasional  ke 37.

“Spirit yang ingin kami ingin teruskan adalah mari memasyarakatkan olahraga dan dukung terus prestasi Indonesia di kancah internasional,” ungkap Henry. 

Webinar ini menjadi bentuk dukungan Edura UNJ dalam pengembangan keilmuan keolahragaan. Langkah positif  ini terus digaungkan dengan adanya webinar, akademi, pelatihan dan kejuaraan.

“Semoga dengan webinar ini memperoleh langkah positif dalam perjuangan meraih emas di Olimpiade Tokyo 2021,” ucap Rektor UNJ Komarudin dalam sambutannya. 

Peningkatan Prestasi

Chandra Bakti menjelaskan bahwa program peningkatan prestasi atlet dalam bidang olahraga sesuai dengan visi Presiden Jokowi. Kebijakan pun tertuang dalam pengembangan bakat calon atlet berprestasi, seleksi calon atlet berprestasi, pelatihan performa tinggi atlet berprestasi, pembinaan kehidupan sosial atlet berprestasi, pembiayaan, dan pengawasan pelaporan.

“Bulutangkis memang menjadi cabang olahraga prioritas yang memiliki historis,” ungkap Chandra. Target emas dicanangkan dalam Olympic Games Tokyo 2021. 

Achmad Budhiarto mengatakan PBSI fokus mengembangkan atlet mulai dari pembinaan teknik dasar. Pembinaan ini juga tergantung kepada pelatih terutama pelatih-pelatih daerah. Kompetisi juga dilakukan mulai dari tingkat kabupaten hingga nasional. Puncaknya pada sirkuit nasional, atlet daerah dapat mengukur kemampuan selama berlatih. Kesempatan itu menjadi penilaian dalam rangking nasional dan atlet berhak menjadi atlet nasional.

Olimpiade Rio Brazil 2018 memberikan pelajaran yang berharga. Pelibatan semua aspek menjadi penting. Persiapan dan seleksi sudah dipersiapkan selama satu tahun. Penyesuaian tempat juga dilakukan seperti mencari tempat pelatihan dan menginap. Di Jepang, beberapa daerah sudah menawarkan diri untuk menjadi pusat pelatihan sebelum Olimpiade Tokyo berlangsung. 

“Penundaan ini (covid 19) tidak menjadi masalah,” kata Budiharto,  “Ini membutuhkan kerja keras terutama bagaimana kita bisa menerapkan  sport science untuk menerapkan performa atlet,” lanjutnya. 

Ganda putra menjadi tumpuan dalam meraih emas, sebagai catatan tunggal putra, ganda campuran dan juga putri mengalami peningkatan. 

Kesiapan atlet

Herry Iman Pierngadi mengatakan pandemi covid 19 mengubah program yang sudah direncanakan PBSI. Banyak turnamen yang harus ditunda. Ada 11 bulan waktu untuk menata ulang program.

Ganda campuran di Olimpiade Rio 2018 meraih emas. Raihan ini tidak lepas dari peran pelatih yang mampu menciptakan atlet sekelas Tontowi dan Butet. Richard Mainaky pelatih ganda campuran sering menciptakan atlet putri menjadi leader di lapangan. Richard menjelaskan porsi latihan putri sama dengan yang putra.

“Pemain putri memang harus menjadi leader untuk memancing bola untuk menekan lawan,” kata Richard, “Otomatis putri harus lihai dalam peran dan pertahanan,” lanjutnya. 

Iwan Hermawan menjelaskan bagaimana pos fisik setelah Olimpiade Rio menjadi bahan evaluasi terus dalam program pelatihan fisik. Pandemi sebetulnya menguntungkan bagi pelatih fisik untuk meningkatkan performa atlet. Pelatih fisik berfokus kepada empat komponen fisik dan koordinasi gerak. Penerapan sport science juga membantu untuk mendapatkan data detail poin fisik atlet. 

Endang Drajat berharap semakin banyak perkumpulan menjadi sangat baik dan kompetitif. Perkumpulan daerah yang terkendala ekonomi perlu didukung untuk dapat berkompetisi di tingkat nasional. 

Basri Yusuf  juga mengingatkan mengenai penentuan unggulan (seeding) meskipun beberapa atlet unggulan sudah aman. Poin penting yang harus diperhatikan salah satunya strategi mengantisipasi kemungkinan atlet dari negara lain untuk menyodok. Perolehan poin rangking yang dinamis jangan membuat Indonesia lengah. 

“Tetap harus memonitor dan mengevaluasi,” ungkap Basri.

Impulsive Buying

0

Kaleng manisan itu tergolek 2 tahun di meja rumah saya. Ribuan kilometer jarak telah ditempuh oleh sang manisan, naik turun mobil, pesawat sampai bajaj. Apakah terpikir oleh si pembuatnya UKM di pojokan kota Istanbul Turki, bahwa manisannya ada di toples rumah saya? Itulah hebatnya oleh-oleh, ditenteng oleh pembelinya ke mana-mana, menuju rumahnya, tidak usah penjual yang membawanya.

Setiap kali kita bepergian yang relatif jauh selalu menyempatkan membeli oleh-oleh atau souvenir. Perilaku impulsif banyak dilakukan para turis dalam berbelanja oleh-oleh, artinya impulsive buying, membeli tidak mempergunakan pertimbangan panjang, asal “samber”, berpikir “sak dek sak nyet”.

Begitu melihat bagus, murah atau apapun langsung beli. Katanya, turis Indonesia 69 % bepergian untuk belanja. di benaknya hanya belanja dan oleh-oleh. Destinasi wisata yang indah, cukup dengan melongok sebentar, ceprat cepret, swafoto langsung belanja. Katanya berbeda dengan orang Eropa atau Amerika, mereka lebih memaksimalkan mata dan hati menikmati destinasi wisata, belanja oleh-oleh tidak “seganas” orang Indonesia. Bagi para bule hakekat berwisata adalah pengalaman dan pengetahuan yang dibawa mati. Jadi para turis bule gemar berlama-lama menatap, merasakan dan mengagumi destinasi wisata yang dituju.

Kita melihat ketika musim haji atau umrah, rombongan jamaah Indonesia yang paling disukai pedagang di sana karena doyan belanja. Tidak peduli wanita atau pria, rajin menyusuri pasar dan pertokoan. seringkali keluar toko selalu dengan membawa bungkusan. Meskipun apa yang dibeli semua ada di pasar Tanah Abang.

Katanya impulsive buying, banyak terjadi pada kaum hawa, tidak terkecuali istri Mas Kardun. Pagi itu pamit membeli cabe ke Supermarket, pulangnya malah membeli kulkas, katanya lagi ada diskon besar-besaran. Mumpung diskon. Wueeeleh..wueleeeh… wueeleeh.

Kemarin saya juga membeli tape seember di Cirebon. saya tidak tahu apakah akan bernasib sama dengan manisan dari Turki?

BSA/17/8/20

Melangkah Tak Pernah Ragu

0

Di sebuah kampung ketika perayaan 17 Agustusan. Anak-anak kecil mengendarai sepeda, dengan lajunya meniti pematang selebar 25 cm melintasi sebuah kolam. Mereka melintasi kolam dengan selamat. Ketika giliran para orang dewasa hampir semua terjungkal dan tercebur, ketika baru menempuh beberapa meter saja. Dan penonton bersorak kegirangan atas kegagalan.

Anak kecil begitu percaya dirinya melintasi pematang, tanpa pikir panjang dan khawatir, langsung genjot dan melaju. Berbeda dengan para orang dewasa, di wajahnya penuh pertimbangan dan kekhawatiran dan keraguan.

Apakah karena faktor kekuatiran atau keraguan yang menyebabkan kegagalan dan terjungkal? Atau karena latihan yang tekun akan menghilangkan kekhawatiran, atau lainnya?

Katanya orang hidup yang selalu khawatir dan ragu-ragu, banyak yang mengalami kegagalan, pikiran dan perasaannya dibentuk dengan kekhawatiran dan kegagalan. Orang pandai mengatakan self fulfilling prophecy.

Para orang sukses katanya sering melangkah tak pernah ragu, soal kegagalan dianggap apes, diulang lagi. Katanya keraguan hanya menghasilkan kegagalan.

Berlatih, sekolah, training dan kursus, sepertinya akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, yang diharapkan mengurangi keraguan. Tetapi kenapa semakin kita tahu, semakin banyak pengetahuan bukan semakin percaya diri malah membuat semakin banyak pertimbangan, semakin membuat kita ragu?

Kata orang bijak lagi, pertimbangkanlah masak-masak sebelum bertindak, akhirnya banyak dari kita sibuk menimbang dan tidak pernah mengerjakan. Kegagalan yang ditakutkan malah terjadi. Ada kekhawatiran yang malah menjerumuskan

Mungkin suatu saat, dalam keterpurukan kita lebih bijak berperilaku seperti anak kecil, yang sedikit kekhawatiran. Lebih banyak perbuatan dan “petakilan”. Berimprovisasi dan menikmati apa yang ada. Mau main di Mall yang mahal atau bermain di selokan sawah tetap saja mereka gembira dan berbuat sesuatu. Anak-anak mampu menjadikan buah lemon yang asam, menjadi minuman yang segar dan manis.

Kata orang bijak lagi, perlu diingat serta tidak perlu dipikirkan serius, ketika kita gagal dan tercebur, dan menjadi bahan tertawaan orang lain. Memang penonton kelakuannya begitu.

Don’t worry, be happy..

BSA/19/8/20

Recent Posts