Home Blog Page 44

Sarkadi, Anak Petani yang Sukses Jadi Profesor di UNJ

0

EDURANEWS, JAKARTA – Sarkadi, lahir pada tanggal 4 Juli 1969 anak dari ibu Hj. Siti Klumah (almh) dan Bapak H. Muh. Calur (alm) sebagai anak ke-5 dari 9 bersaudara.

Orang tuanya dilahirkan sebagai buruh tani. Mereka hanya mengandalkan pekerjaan dari permintaan juragan tanah, atau lazim disebut sebagai buruh tani. Kehidupan keluarga sangat pas-pasan. Artinya upah hari ini hanya cukup untuk makan hari itu juga. Sarkadi lahir dari keluarga miskin.

Sejak usia 7 tahun, Sarkadi masuk sekolah dasar di SDN Margamulya II Kecamatan Bongas Indramayu. Setiap hari, di samping sekolah dasar, sorenya melanjutkan di sekolah Madrasah, dan malamnya belajar mengaji.

Pada usia 10 tahun, karena kondisi ekonomi keluarganya, Sarkadi turut membantu orang tuanya menjual es mambo dengan cara mengambilnya di agen sambil berangkat ke sekolah. Di sekolah itu es mambo ditaruh diuar kelas, dan dijual saat istirahat tiba. 

Saat pulang sekolah, sebelum sampai rumah, Sarkadi keliling kampung untuk menghabiskan jualan es-nya. Pulang dari berjualan es mambo itu sebagai hasil untungnya diberikan ke ibunya untuk membantu kebutuhan keluarga. 

Setelah selesai jualan es mambo Sarkadi membantu orang tuanya “ngangon” (ngurus) kambing milik orang lain dengan sistem “maro”, yaitu suatu sistem kerja sama yang dimana bila lahir kambing 2, maka satu untuk yang punya kambing dan satunya untuk orang tua Sarkadi. 

Siklus kehidupan Sarkadi setiap harinya dari mengurus kambing, sekolah, dan belajar ngaji terus berlangsung sampai ia menamatkan sekolahnya di SD tersebut selama 6 tahun.

Sarkadi juga menjadi teladan bagi orang tuanya, berkat kemampuan agamanya, Sarkadi mengajarkan ilmu – ilmu agama yang ia dapatkan di madrasah dan pengajiannya kepada kedua orang tuanya dan keluarganya. Hingga kehidupan religius di keluarga terbangun dan menjadi kebiasaan, baik ibadah wajib maupun sunnah.

Menjelang lulus SD, orang tua Sarkadi kebingungan apakah bisa lanjut sekolah atau tidak, karena tidak bisa membiayai uang sekolahnya nanti. Ternyata kakaknya yang tinggal di Bekasi yang sehari-harinya sebagai kondektur bus PPD meminta agar Sarkadi ikut sekolah di Cibitung Bekasi bersama kakaknya.  Sarkadi pun sangat senang karena bisa melanjutkan sekolahnya. 

Sarkadi masuk di SMPN Cibitung Bekasi (sekarang SMPN 1 Cikarang Barat). Saat itu sekitar tahun 1982 di Cibitung tempat tinggal kakaknya sambungan listrik belum ada. Setiap Sarkadi rutin membantu kakaknya menyapu, membersihkan lampu – lampu minyak dan mengisi minyaknya, cuci piring, cuci baju, gosok baju.

Sarkadi juga membantu memasak dan mengangkut air dari sumur tetangga yang airnya lebih jernih yang jaraknya lebih dari 1 KM. Itulah sehari-hari yang dilakukan Sarkadi di sela-sela sekolahnya. 

Saat sekolah SMP, Sarkadi pun selalu dapat rangking pertama, sehingga kakaknya selalu berbangga hati ketika mengambil raport. Setelah lulus SMP, Sarkadi melanjutkan sekolahnya di SMAN 1 Bekasi. Saat itu, sekolah yang dimasukinya adalah sekolah terbaik.

Jarak antara rumah tinggal kakaknya ke SMA 1 Bekasi cukup jauh, lebih dari 10 KM. Sarkadi menjalani rutinitas sekolahnya dengan semangat meski jarak yang ditempuh cukup lumayan. Selama bersekolah Sarkadi selalu naik angkutan umum. Kebiasaan itu pun terbawa hingga saat ini. Sarkadi lebih senang naik angkutan umum dibandingkan membawa kendaraan pribadi. 

Dalam hidupnya Sarkadi berprinsip dengan menggunakan transportasi umum bisa berbagi dengan tukang ojek, tukang bajaj, kernet mobil, supir angkot, bahkan para pengamen dan lain-lain. Sarkadi tidak merasa malu menggunakan transportasi umum seperti. Ia menyadari bahwa dirinya lahir dari keluarga yang tidak mampu dan sudah terbiasa melakukan seperti itu.

Pada tahun 1988, Sarkadi lulus dari SMA 1 Bekasi dan melanjutkan ke Prodi PMP-KN IKIP Jakarta (sekarang UNJ) melalui jalur prestasi Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Saat ketika mengisi formulir PMDK, Wali Kelasnya bertanya kepada Sarkadi mau melanjutkan kuliah kemana? Dengan sigap Sarkadi menjawab, “saya ingin jadi guru pak”. Untuk itu Sarkadi memilih IKIP Jakarta saat ditanya wali kelasnya tersebut. 

Saat kuliah di IKIP Jakarta, Sarkadi menempuhnya dalam waktu 4,5 tahun, saat itu hanya 3 orang mahasiswa yang lulus 4,5 tahun bareng bersama Sarkadi. Saat wisuda Sarkadi mendapat predikat Cumlaude sebagai lulusan terbaik dari fakultasnya. Suatu kebanggaaan bagi Sarkadi dan keluarga.

Akhirnya Dekan FPIPS saat itu memintanya untuk menjadi dosen di program studi PMP-KN yang kebetulan di samping lulusan terbaik Sarkadi juga mengambil beasiswa Ikatan Dinas. Dimana ikatan dinas Sarkadi ditempatkan di IKIP Jakarta sebagai dosen. Tahun 1993 lulus tes, dan tahun 1994 diangkat jadi CPNS sebagai dosen. 

Setelah bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan, tanggungan hidup orang tuanya dibantu oleh Sarkadi termasuk menyekolahkan adik–adiknya hingga tamat sarjana. 

Dalam perjalanan sebagai dosen, pada tahun 1996 Sarkadi melanjutkan studi ke S2 UI mengambil program studi Ilmu Komunikasi. Selama menjadi dosen pernah menduduki jabatan sekretaris jurusan, ketua jurusan, dan wakil dekan 3 selama dua periode. Pada tahun 2003 melanjutkan studi S3 di UNJ mengambil program studi Manajemen Pendidikan.

Pekerjaan lain yang digeluti Sarkadi disamping kiprahnya sebagai dosen UNJ, Sarkadi pernah menjadi konsultan di Kemdikbud, Subdit Penghargaan dan Perlindungan Guru selama 2 tahun (2007-2009), pernah juga menjadi narasumber nasional kurikulum 2013 (2014-2016), punya pengalaman sebagai tim pengembang Lomba Budaya Mutu Sekolah Dasar di Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kemdikbud (2014-sekarang). 

Pekerjaan itulah yang menyebabkan Sarkadi menginjakkan kakinya ke seluruh provinsi yang ada di Indonesia, bahkan sempat menjadi salah satu narasumber nasional kurikulum 2013  yang terpilih memberikan pelatihan di Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) tepatnya di negara Myanmar pada tahun 2014.

Lebih dari 30 tahun menjalani karir sebagai dosen, pada  1 Desember 2020 melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 120368/MPK/KP/2020, Sarkadi ditetapkan menjadi Guru Besar/Profesor dalam bidang Ilmu Manajemen Pembelajaran PPKn. 

Raihan gelar Guru Besar/Profesor ini menjadi bukti bahwa walaupun Sarkadi berasal dari Keluarga Petani, namun dengan kerja keras dan komitmen atas profesi yang dijalaninya, cita–cita menjadi Guru Besar/Profesor pasti bisa diraih.

Sarkadi percaya bahwa kerja keras akan menghasilkan sesuatu yang berharga yang dicita-citakannya. Bagi Sarkadi jabatan atau kedudukan adalah amanah yang harus dijalankan dalam hidupnya, dan jabatan akademik tertinggi sebagai profesor adalah jabatan yang juga harus disyukuri. 

Sarkadi berkomitmen untuk terus bisa membahagiakan orang tuanya, keluarga, saudara dan orang-orang yang membutuhkannya. “Insyaallah itu sudah menjadi komitmen hidup Saya untuk selalu berbagi dengan orang-orang disekitarnya yang membutuhkannya”, ungkap Sarkadi. 

Kisah Sarkadi, menjadi inspirasi bahwa seorang anak petani pun bisa menjadi Guru Besar / Profesor asalkan mau bekerja keras dan komitmen atas profesi sebagai dosen.

Hebat! Tim Maching Band DIAZ Muara Bungo Jambi Sumbang Medali Perak bagi Indonesia di Ajang Internasional

0

EDURANEWS, JAKARTA – Pandemi Covid-19 yang tengah melanda tidak menyurutkan santri untuk menggapai prestasi. Tim Marching Band Bahana DIAZ Santri Pondok Pesantren Diniyyah Al-Azhar – Muara bungo berhasil meraih medali perak dalam kategori marching band performance pada ajang Malaysia International Virtual Band Championship.

Direktur Pendidikan DIAZ Jambi Ust. Hafizh El Yusufi mengatakan ini merupakan Awal 2021 yang baik, tentunya akan menjadi batu loncatan untuk keberhasilan berikutnya. Diniyyah Al-Azhar sangat konsen bukan hanya dalam pembinaan aspek Keagamaan, Karakter dan Pembalajaran, namun juga pengembangan minat dan bakat santri sehingga diharapkan mampu membentuk mental santri yang multitalenta.

“Ucapan terimakasih atas dukungan semua pihak serta seluruh keluarga besar Diniyyah Al-Azhar, walisantri dan simpatisan yang tentunya menjadi motivasi dan penyemangat untuk mampu meraih apa yang dicita-citakan,” tuturnya dalam rilis yang disampaikan pihak sekolah.

Tim ini terdiri dari 50 santri yang semuanya merupakan akhwat. Proses rekrutmen anggota dan latihan sudah dimulai pada bulan September 2020 dan dilaksanakannya syuting performance pada Pertengahan Desember 2020 pasca pelaksanaan ujian Semester 1 yang lalu.

Upaya meraih prestasi tidaklah didapatkan denga mudah. Tim ini melakukan latihan disela-sela kesibukan menjalani padatnya aktifitas pembinaan dan pembelajaran di Pesantren. Pandemi yang saat ini melanda tidak sedikitpun menyurutkan semangat guru dan santri untuk terus mengukir prestasi.

Mengikuti ajang Internasional ini merupakan sebuah cita-cita dan harapan besar yang telah terpatri sejak 2019 setelah beberapa kali menjuarai kejuaraan marching di tingkat Nasional.

Bahana DIAZ Santri telah dibentuk sejak tahun 1991 yang sampai saat ini masih tetap eksis patah tumbuh hilang berganti dengan rutin melakukan pergantian anggota setiap tahunnya. Santri yang terpilih diambil dari kelas 2 MTS dan 1-2 MA.

Diniyyah Al-Azhar sudah sering terdengar meraih prestasi, namun menjadi kebanggaan tersendiri prestasi kali ini turut mengharumkan nama Negara tercinta Indonesia di kancah dunia dan bersaing dengan puluhan peserta dari 17 Negara untuk beberapa kategori yang diantaranya: Marching band performance, Solo dan ensemble.

Pementasan Reyog Ponorogo Bersama Mahasiswa/I UNJ di Anjungan Jawa Timur TMII

0

EDURANEWS, JAKARTA- Enam penari berselendang merah mengawali tarian di atas panggung. Gemericik suara dari hentakan kaki penari ditambah dengan suara gamelan seperti mengajak para penonton untuk melihat  pementasan  Reyog Ponorogo TMII (13/12). Para penari itu adalah adalah siswa-siswi  pembinaan diklat tari Anjungan Jawa Timur. Acara ini diselenggarakan Tim Kesenian  Disbudparpora Ponorogo.

“Ini bentuk apresiasi kami terhadap budaya Jawa Timur,” ungkap Zainal dalam pembukaan acara. Rangkaian tari-tarian khas Jawa Timur tersaji dengan membawa Reyog Ponorogo sebagai simbol dari bentuk presentasi budaya khas Jawa Timur.

Reyog Ponorogo adalah kesenian yang berkembang dan menjadi khas masyarakat Ponorogo. Reyog terdiri dari pelbagai penari yang umumnya penari utama adalah orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak. Reog Ponorogo dipentaskan di tempat terbuka dan bernuansa magis.

Sorak-sorak lagu anak-anak dan juga pengiring gamelan menimbulkan suasana tarian yang ceria. Bentuk tarian-tarian yang disajikan memang beberapa menggambarkan keseharian anak dalam bentuk permainan anak. 

Begitu juga belasan penari bermahkota kuning emas dengan selendang sutra dan dua kipas berwarna hijau terselip di pinggang. Gerak tari  yang begitu lembut menggambarkan kelembutan dan keselarasan. Ritme gerak mereka pelan, lambat namun lembut. Dalam pementasan terasa sekali saling sambut menyambut tarian yang penuh hentakan dengan gerakan yang lembut. 

Tari-tarian juga menunjukan simbol bahwa Jawa Timur adalah daerah yang agraris. Misalnya perempuan berbaju adat orange dengan kendi di tangannya menari di atas panggung. Selain itu ada juga  ada simbol dari penari perempuan berbaju merah dengan kain hitam serta membawa bakul di atas kepalanya. 

Ketika itu juga suara gamelan yang menghentak dan bergemuruh di bawah latar mulailah masuk dua kepala singa dalam tarian. Barongan inilah yang menjadi simbol dari tari Reyog Ponorogo. 

Di atas panggung seorang Rajamuda yang tampan dan gagah berani dari kerajaan Bantarangin mulai terlihat. Raja muda itu memakai topeng Klana Sewandana di temani sosok dua abdi Patra Jaya dan Ptara Tholo dan para penari jaranan. Sang Rajamuda seperti bertarung dengan para barongan sebagai nilai kebatilan. Inilah yang menjadi simbol bahwa tari Reyog Ponorogo menyimpan nilai religiusitas. 

Mahasiswa-mahasiswi jurusan seni tari dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menjadi bagian dalam pementasan ini. Dalam pembekalan mereka mendapatkan teori mengenai tari Reyog Ponorogo dan mulai berlatih di Anjungan Jawa Timur di TMII. Pemahaman mengenai perkembangan seni tari tradisi Reog Ponorogo ini sangat berguna bagi mahasiswa-mahasiswi seni tari. 

“Ke depannya acara seperti ini diharapkan diadakan kembali karena dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan khususnya bagi mahasiswa seni tari,” ungkap Titah salah satu mahasiswa seni tari UNJ.

Prof. Dr. Komarudin Dikukuhkan Menjadi Ketua Asosiasi Floorball Indonesia, Bukti Akademisi diperlukan di Sport Science

0

EDURANEWS, JAKARTA- Pengukuhan dan pelantikan Prof. Dr. Komarudin menjadi ketua Asosiasi Floorball Indonesia langsung dikomandoi oleh ketua KONI Pusat Marciano Norman, di Kantor KONI, Jakarta (23/12). 

Prof. Dr. Komarudin menjabat ketua Asosiasi Floorball Indonesia untuk periode 2020-2024. Pelantikan ini dilakukan secara luring dan daring mulai dari Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, dan Kepala Bidang.

Terpilihnya Prof. Dr. Komarudin menjadi ketua Asosiasi Floorball Indonesia menjadi tantangan tersendiri dalam menciptakan pembinaan floorbal Indonesia kedepannya. Prof. Dr. Komarudin juga sangat terbuka atas saran dan kritik mengenai pembinaan Floorball Indonesia.

“Kami sebagai pengurus baru mengharapkan bimbingan, dorongan, bantuan, dan dukungan untuk kami bisa bekerja sesuai sumpah yang tadi kami ucapkan demi kemajuan Floorball Indonesia,” kata Komarudin seperti yang dilansir dari unj.ac.id.

Marciano juga berharap dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Komarudin menjadi jalan baru bagi pembinaan Floorball Indonesia kedepannya.

“Melihat pengurus saat ini yang banyak dari akademisi universitas, saya harap bisa memberikan terobosan, masukan, contoh kepada cabor lain bagaimana pemanfaatan sport science di dalam peningkatan prestasi atlet-atletnya,” jelas Marciano (unj.ac.id).

Peran para akademisi universitas sangat penting dalam menciptakan kolaborasi pembinaan berdasarkan sport science. Apalagi UNJ merupakan rumah para akademisi, praktisi, dan  peneliti di bidang sport science. Terpilihnya Prof. Dr. Komarudin menjadi bukti bahwa sport science membutuhkan para akademisi universitas dalam menciptakan pembinaan dan prestasi atlet.

BEDAH GARAP REYOG PONOROGO: Kolaborasi Seni Tari UNJ dalam Pementasan Seni Budaya

0

EDURANEWS, JAKARTA – Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo bekerjasama dengan EDURA UNJ melakukan Bedah Garap Reyog Ponorogo, Sabtu 12 Desember 2020, Anjungan Jawa Timur Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.

Acara ini menghadirkan para seniman maestro Reyog Ponorogo berjumlah 20 orang yang mewakili komunitas seniman. Mereka melakukan bedah terhadap seni tari dan pertunjukan Reyog Ponorogo. Peserta terdiri dari dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, dan komunitas seni Reyog Ponorogo.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo Judha mengatakan Bedah Reyog ini sudah lama direncanakan. Fokus dari pelestarian budaya masuk dalam area pendidikan. Sehingga akan lebih mudah melakukan regenerasi para pelaku budaya.

“Budaya Reyog Ponorogo sangat diapresiasi pada wilayah pendidikan. Mulai dari Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi,” tutur Judha dalam sambutannya.

Dengan melibatkan institusi pendidikan, Reyog Ponorogo akan coba dikemas dengan festival yang diikuti sekolah. Mulai dari SD dan SMP diperkenalkan, sehingga sampai SMA bisa dilaksanakan. Sehingga ada Reyog anak, remaja, dan nasional.

“Sehingga disekolah akan dilakukan pelatihan reyog. Sedini mungkin,” sambungnya.

Judha melanjutkan bahwa perkembangan dan festival harus terjadi di luar Ponorogo. Harus ada workshop dan bedah garap seperti ini. Minimal ini menjadi rujukan untuk acara diskusi dan kolaborasi. “Kerjasama dng edura UNJ akan lebih diintensifkan. Festival Reyog Ponorogo UNJ berkenan sebagai peserta,” tutupnya dalam sambutan.

Dosen Prodi Seni Tari UNJ Nursilah menerangkan acara ini merupakan angin segar bagi dunia pendidikan di bidang seni dan budaya. Mahasiswa yang ikut merupakan pemerhati di bidang reyog Ponorogo dan turunannya. Kebanyakan mereka sedang menyelesaikan skripsi pengkajian dan karya tari.

“Bedah Garap ini merupakan respon dari perkembangan Reyog Ponorogo dengan inovasi dan kreasinya,” tutur Nursilah.

Nursilah melanjutkan ke depan pihak UNJ juga siap bila ada kerjasama pentas pertunjukan dengan kerja sama bisnis. Berhubung Reyog Ponorogo juga sudah menjadi komoditas budaya yang mendunia. Selain kepentingan perkuliahan juga ada misi bisnis dan budaya

“Mudah-mudahan ini menjadi trigger agar kerjamasama bisa terbangun sehingga ada MoU yg berkesinambungan,” tutup Nursilah dalam sambutannya.

Kepala Anjungan Jawa Timur TMII Jakarta Samad Widodo mengatakan Pemerintah Kabuoaten Ponorogo mencari peluang untuk pelestarian goes to campus. Mudah-mudahan bisa ditiru dengan daerah lain kerjasama pemerintah dan dunia kampus.

“UNJ sudah menasional tidak hanya dari Ponorogo saja, dosen dan mahasiswa sudah professional, bisa nanti bekerjasama dengan berbagai anjungan di TMII,” tutupnya.

Acara Bedah Garap Reyog Ponorogo dilangsungkan semala dua hari, di hari pertama akan dilakukan bedah garap dan diskusi, serta class division untuk latihan tari. Sehingga di keesokan harinya akan tampil dalam pementasan.

Kerjasama UNJ dan BSN, Bukti Komitmen Tingkatkan Hasil Penelitian Dosen dan Mahasiswa

0

EDURANEWS, JAKARTA – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berupaya meningkatkan mutu produk penelitian dan layanan pendidikan. Komitmen itu ditunjukkan dengan Memorandum of Understanding (MoU) antara UNJ dan Badan Standar Nasional (BSN), yang ditandatangani pada Jumat, 11 Desember 2020.

Kerjasama ini selanjutnya akan dilanjutkan dengan dimasukkannya mata kuliah tentang standar mutu untuk mengenalkan kepada mahasiswa tentang pentingnya kualitas penelitian yang muaranya dapat bernilai tambah ekonomis. Selain itu, akan dilakukan juga perluasan kepada kualitas implementasi tridharma perguruan tinggi.

Kepala Badan Standardisasi Nasional  (BSN) periode 2020-2025 Apt. Drs. Kukuh Syaefudin Achmad, M.Sc. mengatakan kerjasama dengan UNJ yang akan dijalan meliputi meningkatkan mutu layanan pendidikan, penguatan riset dan inovasi, pengelolaan data dan informasi, publikasi dan knowledge management, penguatan mutu lulusan, dan kerjasama internasional.

“Untuk lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi, standar yang tepat digunakan adalah SNI ISO 21001: 2018 tentang Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan dan ISO 56000 series tentang Standar Sistem Manajemen Inovasi,” tutur Kukuh dalam paparan kuliah umumnya yang dilaksanakan seusai penandatanganan MoU tersebut.

Kukuh menambahkan bahwa Presiden joko Widodo berpesan bahwa pemerintah telah menjalankan kampanye Banga Buatan Indonesia, namun hal itu juga harus diiringi dengan dengan kualitas dan daya saing. Untuk mencapai hal itu, ia menambahkan kuncinya ada pada komitmen pimpinan dengan keteladanan yang dicontohkan oleh para pemimpin.

Rektor Universitas Negeri Jakarta Prof. Dr. Komarudin, M.Si menilai ada tiga dimensi yang perlu dimaksimalkan pada institusi pendidikan tinggi yaitu hardware, software, dan brainware.

“Hardware berkaitan dengan fasilitas,  software bisa berupa tata kelola dan sistem informasi, sementara brainware yaitu pemikiran dan karya para dosen dan mahasiswa,” tuturnya dalam sambutan acara.

Ia menambahkan MoU ini akan sangat berguna pada aspek brainware di mana karya para dosen dan mahasiswa dalam implementasi perguruan tinggi harus mendapatkan pengakuan dan lembaga nasional dan internasional. hal itu tidak terlepas dari visi UNJ menjadi universitas bereputasi di Asia.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta  Dr. Ucu Cahyana, M.Si. mengatakan kerjasama ini dapat berjalan berkat komunikasi dari lembaga penelitian beberapa minggu sebelumnya. Koordinasi intensif antara dua lembaga tersebut memiliki komitmen yang sama untuk memajukan hasil penelitian agar bermutu.

“Awalnya kami berinisiatif untuk melakukan standarisasi dan sertifikasi produk penelitian, tapi kemudian berkembang menjadi note kesepahaman kerjasama,” tutur Ucu.

Ucu mengatakan ini merupakan suatu yang positif, karena semua kegiatan akan melakukan standarisasi nasional maupun internasional. Tujuan akhirnya adalah agar mutu dan layanan yang ada di UNJ ini mendapatkan pengakuan dari pihak eksternal.

“Kami ingin melakukan kerjasama langsung, tidak sekedar MoU, tapi juga bisa diaplikasikan selama lima tahun ke depan,” tutup Ucu dalam sambutan pembuka.

Pendidikan Karakter Anak di Masa Pandemi Mutlak Libatkan Keluarga

0

EDURANEWS, JAKARTA – Dalam menyelenggarakan pembelajaran di era pandemi covid-19, lembaga pendidikan dan orang tua harus bekerjasama untuk membentuk karakter peserta didik. Karena banyak tantangan yang harus dihadapi dalam menutup kesenjangan karena pengaruh informasi digital yang negatif.

Sekolah Tinggi Keguruan & Ilmu Pendidikan (STKIP) Al Azhar Diniyyah, Jambi, Indonesia, menyelenggarakan Webinar Internasional bertajuk “Penguatan Pendidikan Karakter Anak pada Masa Pandemi”. Tema ini diangkat sebagai respon atas problematika pembelajaran pada masa pandemi dan substansi pendidikan karakter kepada anak.

Bertindak sebagai moderator yaitu H Abd. Muhaimin El yusufi, B.Sy.E., M.E., sementara sebagai keynote speaker yaitu Rektor Universitas Yarsi Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D. dan Dekan Fakultas Pendidikan & Sains Sosial (FPSS) Universitas Selangor, Malaysia, Dr. Muhammad Bin Daoh. Sementara sebagai pembicara yaitu Director of Centre for Promotion Knowledge and Language Universiti Islam Sultan Sharif Ali UNISSA Brunei Darussalam

Ketua STKIP Al Azhar Jambi Dr. Dra. Wiwik Pudjaningsih, M.Pd.I. mengatakan seminar ini memberikan solusi pembentukan karakter. Sebagai institusi pendidikan Al Azhar Jambi memiliki misi untuk pembinaan terhadap peserta didik yang berkarakter islami. Hal itu sejalan dengan kegiatan pembinaan dan pendidikan yang diselenggarakan.

“STKIP Al Azhar Diniyyah Jambi berkomitmen membentuk karakter kepada para peserta didik. Dengan biaya kuliah terjangkau dan fasilitas penunjang yang lengkap dengan SDM pendidikan yang berkualitas,” tutur Wiwik.

Ketua Yayasan Al Azhar Jambi Hj. Rosmaini, M.Pd.I mengatakan pandemi memberikan tantangan tersendiri bagi pendidikan. Situasi ini harus dihadapi dengan adaptasi pada penyelenggaraan pengajaran.

“Mudah-mudahan seminar ini memberikan manfaat kepada kita semua,” tutupnya dalam sambutan pembuka acara seminar.

Rektor Univ. Yarsi Fasli Jalal mengatakan pembelajaran di masa pandemi memiliki beberapa kendala antara lain suasana, fasilitas, mood, ruang, waktu, dan sosial. Semua kendala itu bermuara pada kesenjangan pasokan antara satu peserta didik dengan yang lainnya. Sumber daya ekonomi keluarga menjadi sekat dalam hal ini.

Solusinya harus didorong dari lingkungan untuk bisa mendukung pembelajaran yang optimal. Selain tentu saja kebijakan dari pemerintah dalam meminimalisir keterjangkauan siswa di kelas ekonomi menengah ke bawah. “Pendidikan karakter memerlukan communities of character yang terdiri dari keluarga, sekolah, institusi keagamaan, media, pemerintah, dan berbagai pihak”, ungkapnya.

“Tapi yang paling utama adalah keteladanan,” lanjut Fasli Jalal.

Masalah yang sering terjadi dari orang tua kepada anak adalah mengelola emosi dan penerapan teknik komunikasi efektif dalam keluarga. Banyak orang tua yang kaget ketika harus berperan sebagai pendamping anak ketika belajar di rumah. Maka beban dalam menjadi pendamping harus dilandasi dengan sikap welas asih.

Selain itu, Fasli Jalal juga menekankan selain pendidikan karakter berupa moral, perlu juga menanamkan karakter berupa etos kerja. Hal itu meliputi kerja keras, tekun, kerjasama, kreatif, inovatif, visioner, , dan tanggung jawab.

Dekan Fakultas Pendidikan & Sains Sosial (FPSS) Universitas Selangor, Malaysia Dr. Muhammad Bin Daoh mengatakan objek utama pendidikan adalah mengekalkan fitrah kemanusiaan dan kembalikan fitrah yang hilang kepada manusia. Usaha penguatan pendidikan karakter mesti melalui proses yang panjang. Pembentukan bermula dari kecil di mana anak soleh berbakti kepada orang tua.

“Mendidik anak soleh yaitu mendidik anak sedari dalam kandungan, mengikuti nasihat agama, menyambut kelahiran dengan kalimah lailahaillahh, memberi nama baik, membesarkan anak mengikuti Al Quran dan Sunnah.” tambahnya dalam paparan.

Selain itu, Muhammad Bin Daoh juga memaparkan langkah penguatan karakter yaitu diajarkan aqidah, melakukan ibadah sejak umur 7 tahun, cinta Rasulullah, meyakinkan anak dengan kehidupan akhirat, dan menghidupkan kelas Al Quran dan Agama. hal itu harus juga dikemas dalam aktivitas yang menarik dan menggembirakan, dibiasakan untuk betah tinggal di rumah, bermain yang bermanfaat.

Director of Centre for Promotiion Knowledge and Language Universiti Islam Sultan Sharif Ali UNISSA Brunei Darussalam Dr. Haji Hambali bin Haji Jaili mengatakan Brunei juga terdampak Pandemi Covid-19, dalam masa itu pendidikan mengalami culture shock, baik itu guru, murid, dan orangtua.

“Kesulitan menumbuhkan minat dan motivasi belajar pada anak,” tuturnya.

Ia menceritakan bagaimana penyelenggaraan pendidikan di Brunei di mana karakter sangat ditekankan di Sekolah. Brunei menyelenggarakan dual pendidikan yaitu Sekolah Umum dan Sekolah Agama. Semua wajib bagi masyarakat.

Dalam konsep pendidikan wajib, jika ada orangtua yang enggan mengantarkan anaknya padahal sudah masuk sekolah, maka dihukum sebesar Rp5 juta atau dipenjara selama 1 tahun lamanya. Pendidikan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah. Sehingga masyarakat harus ikut peraturan yang sudah dibuat.

Kesimpulan dari seminar ini adalah dari banyaknya tantangan yang harus dihadapi dalam menutup kesenjangan pandemi covid-19, penyelenggaraan pendidikan harus tetap berjalan. Karena kita tidak tahu kapan ini akan berakhir. Suatu yang pasti adalah terus berusaha untuk tetap berjuang mendidik generasi penerus.

Ekologi Sebagai Urban Campus, UNJ Berusaha Mewujudkan Green Campus

0

EDURANEWS, JAKARTA– Kampus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan kota itu sendiri. Kampus memiliki peran dalam menciptakan kenyamanan dalam belajar di sebuah kota. Dalam hal ini kampus dapat mengadopsi konsep Green Campus.

Yakni konsep yang secara ekologis menerapkan keberlangsungan lingkungan dan warga kampus di dalamnya menjadi bagian dalam ekosistem keberlanjutan.

UNJ yang berada tepat di jantung ibukota DKI Jakarta juga ingin mewujudkan sebagai Green Campus.  Dalam penerapannya UNJ akan menerapkan prinsip-prinsip ekologis, baik dalam tataran keilmuan, metodologis, dan praksisnya. Pengetahuan keilmuan inilah yang menjadi kunci dalam mewujudkan Green Campus

Praktik-praktik ekologis yang sudah dilakukan UNJ diantaranya; pembuatan sumur resapan untuk mencegah banjir, penghijauan, kampanye hemat air, pengurangan penggunaan plastik, serta sosialisasi kebencanaan.

Kegiatan ini menjadi penting agar menjadi pondasi secara praktikal bagaimana UNJ mewujudkan secara keberlanjutan ekologis.

Kajian akademik dan metodologi  secara keilmuan ditambah dengan praktik ekologis ini kedepannya menjadi turning point UNJ akan berkembang menjadi Urban Campus. UNJ akan menerapkannya diberbagai elemen menjadi building green, eco-campus dan smart campus berbasis ekologis. 

Tidak hanya pengembangan ekologis secara internal kampus, UNJ juga akan mengembangkan dan mengintegrasikan pemukiman sekitar kampus sebagai bagian dari rancangan Urban Campus yang berkelanjutan secara ekologis.  

Fotografer : Muhammad Arif

Baperan

0

Seandainya, dulu Ibu Tien Soeharto, istri Presiden Soeharto baperan, dan “mutung” ketika dikritik dan diejek tentang proyek pembuatan Taman Mini Indonesia Indah, kita tidak akan melihat TMII sebagai tempat wisata edukasi. Kalau Jokowi baperan dicaci pembuatan jalan tol dan MRT, mungkin kita sekarang tidak dapat menikmati jalan tol dan MRT. Adalagi kalau pemimpin Uni Emirat Arab baperan dan menyerah untuk hidup di atas gurun seperti nenek moyangnya, kita tidak akan menikmati “kehebatan” kota Dubai dengan berbagai fasilitasnya yang modern.

Masih banyak lagi cerita orang yang tahan baper, kemudian menjadi “tokoh” penemu, penggagas, dan kaya raya. Demikian pula Bang Udin Kombo kalau tidak nekad dan terlalu mendengarkan kritikan dan cacian orang lain, mungkin Bang Udin tetap sebagai penjual buah pikulan berkeliling Jakarta. Kita tidak akan dapat menikmati rumah makan Pucung Gabus H. Udin Kombo yang tersebar di 7 lokasi.

Kalau kita telusuri nasib penyinyir, kritisi atau apapun namanya yang “menghambat” kreativitas, nasibnya sekarang tidak jelas dan bahkan malah dan tidak tahu malu ikut menikmati keberhasilan dari hasil kerja orang yang dinyinyiri.

Katanya kritik itu penting, tetapi para pengkritik cenderung menyerang dengan sikap membangun permusuhan. Sering terlihat dan terasa menyebalkan. Namun si kritikus juga dapat bermanfaat, agar penggagas ide baru tidak serampangan, sebagai pengontrol gratisan.

Namun di zaman sekarang ada juga orang yang berprofesi sebagai kritikus dan penyinyir, dan telah menjadi profesi, mencari nafkah dari “keganasannya” mengkritik.

Alhamdulillah, pagi ini, saya dapat menikmati “kendablekan” dan kegigihan Bang H.Udin. Sehingga sekarang saya dapat menikmati “mantapnya” nasi putih, lalap pete, bakwan udang, pecak lele, semur jengkol dan sayur asem… khas Betawi, hasil dari ketekunan kerja H.Udin berpuluh-puluh tahun.

wuuussshh…wuussssh..wusssh!!

Babat habis …cooy..

Selamat makan Indonesia.

BSA/26/7/20

HENRY ERYANTO: Corporate Secretary Berperan Sebagai Jantung Aktivitas Dewan Direksi

0

EDURA, JAKARTA- Digitalisasi menjadi isu yang sangat penting dalam menghadapi era Industri 4.0. Tak terkecuali bagi siapa saja yang bekerja dalam kaitannya dengan administrasi perkantoran. Sosialiasi dilakukan dalam P2M Unggulan Universitas : Peran Aplikasi Grip Work Journey (GWJ) dalam Pembelajaran Tata Kelola Perkantoran serta Focus Group Discusion (FGD) Penerapan Aplikasi Grip Work Journey (GWJ) dengan Model UTAUT (14/10).

Prof. Henry Eryanto menyatakan ada empat faktor penting yang mesti diperhatikan. Pertama, Internet of Thing, ini berkaitan dengan segala pekerjaan sekretaris  administrasi perkantoran yang serba manual terintegrasi dengan Internet. Kedua, Big Data yang berkaitan dengan segala data dan informasi yang diolah. Ketiga, Cloud Computing yang berkaitan  dengan bagaimana data dan informasi yang diolah itu dapat diakses. Keempat, Machine Learning yang berkaitan dengan sekretaris dapat belajar dan mengupgrade pengetahuannya. 

“Kuncinya pada sistem pengelolaan data konvensional yang sulit dikelola menjadi data yang dapat disimpan di server komputer,” ungkap Prof. Henry. 

Prof. Henry percaya bahwa strategi Perkantoran 4.0 terletak pada digitalisasi. Peran sekretaris Administrasi Perkantoran amat penting dalam menentukan keberhasilan perusahaan. 

“Sudah saatnya pengelolaan administrasi perkantoran beralih dari manual ke digital berbasis informasi teknologi,” ungkap Prof. Henry. 

Seluruh pegawai tata usaha atau pegawai administrasi perkantoran harus dapat merencanakan, mengorganisir dan mengontrol pekerjaannya. 

“Pekerjaan administrasi perkantoran seperti menghimpun, mencatat, mengolah, menghimpun, mengirim, melakukan komunikasi yang selama ini dilakukan secara manual sekarang harus digital,” ucap Prof.Henry menekankan.

Peran Corporate Secretary sebagai jantung dari aktivitas dewan direksi. Tak hanya dituntut mampu menjaga komunikasi dengan pihak yang berkaitan dengan kelangsungan perusahaan, para Corporate Secretary harus selalu memastikan ketersediaan informasi kepada pihak stakeholders.

“Sehingga pada saat informasi dibutuhkan siapapun, maka Corporate Secretary harus bisa menyiapkan,” ungkap Prof. Henry.

Grip Work Journey (GWJ)

Untuk membantu pekerjaan tata kelola administrasi perkantoran, para peneliti dari UNJ yang diketuai oleh Marsofiyati, SPd., M.Pd. menciptakan aplikasi berbasis android. Aplikasi itu adalah Grip Work Journey (GWJ). GWJ ini menjadi wujud dalam pengembangan tata kelola administrasi perkantoran yang memanfaatkan teknologi informasi. Ady Fahril salah satu peneliti menjelaskan secara teknis bagaimana aplikasi dapat digunakan. Mulai dari pengunduhan di Playstore, pengisian biodata, dan sistem dalam penggunaan aplikasi GWJ.

“Pekerjaan kantor menjadi cepat dan mudah,” ungkap Ady dalam menjelaskan fungsi dari aplikasi GWJ.

Tentunya dengan adanya aplikasi GWJ ini diharapkan mempermudah pekerjaan pimpinan, sekretaris maupun administrator. Otomatisasi perkantoran dapat tercipta dengan adanya aplikasi GWJ. Artinya segala informasi mengenai adminstrasi perkantoran dapat disimpan sekaligus didistibusikan dengan sistem android berbasis telepon genggam.

GWJ dapat membantu dalam segala hal seperti pencatatan informasi rapat, penyimpanan kontak penting, serta membuat reminder pekerjaan. Melalui GWJ ini tata kelola administrasi perkantoran dapat dipantau dan diakses secara daring. 

“Mudah-mudahan aplikasi ini dapat berguna khususnya dalam jenjang administrasi perkantoran dan pada umumnya pada pembelajaran tata kola perkantoran,” ungkap Marsofiyati.

Recent Posts