Home Blog Page 38

Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 sebagai Substansi Revisi UU Sisdiknas

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Rektor UNJ Prof. Komarudin, M.Si dalam sambutan acara seminar nasional bertema “Peta Jalan Pendidikan Indonesia Menuju Tahun 2035” menyampaikan pentingnya peta jalan pendidikan ini agar kebijakan bergerak dengan arah yang benar dan pasti. Peta jalan pendidikan ini juga nantinya akan digunakan sebagai substansi revisi UU Sistem Pendidikan Nasional.

Seminar nasional ini diadakan pada tanggal 5 Mei 2021 di Aula Gedung  University Training Center UNJ serta disiarkan di Zoom Meeting dan kanal Youtube Universitas Negeri Jakarta dan Edura News.

Dalam menggodok konsep strategis untuk peta jalan pendidikan tersebut, dihadirkan pemangku kebijakan dan tokoh pendidikan untuk menyampaikan materi terkait penyusunan peta jalan pendidikan ini.

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Aris Junaidi menggantikan Dirjen DIKTI Kemendikbud Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D sebagai keynote speaker menyampaikan materi berjudul “Kebijakan Pendidikan Tingi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka”.

Ia menyampaikan bahwa kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka tersebut memberikan kebebasan dan kemerdekaan untuk mencari jalan terbaik agar mahasiswa bisa mengembangkan potensinya melalui pembelajaran yang fleksibel.

“Kebijakan ini memberikan banyak pengalaman di luar kampus agar mahasiswa dapat mengembangkan hard skills, soft skills, life skills, network, experience, dan portfolio,” tuturnya.

Peta jalan pendidikan ini mempeloporinya dengan kebijakan Merdeka Belajar untuk merespon generasi post-millennial. Selain itu, kebijakan-kebijakan harus tetap berpijak pada kearifan lokal.

Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 sebagai Substansi Revisi UU Sisdiknas

Materi kedua mengenai peran komisi X DPR-RI dalam mengawal perubahan UU Sisdiknas disampaikan oleh Ketua Komisi X DPR-RI H. Syaiful Huda.

Peta jalan pendidikan atau H. Syaiful Huda menyebutnya cetak biru pendidikan Indonesia serta perubahan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebut menjadi agenda besar di komisi X DPR-RI.

“Tujuan pembuatan cetak biru rencana pendidikan Indonesia ini agar publik bisa mengetahui apa yang diinginkan pemerintah, kemudian bisa dikritisi bersama,” jelas H. Syaiful Huda.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa seluruh regulasi harus secepatnya dilakukan adaptasi. Peta jalan pendidikan ini diposisikan sebagai laboraturium untuk menginventarisasi berbagai masalah dalam rangka membangun sistem pendidikan nasional Indonesia. Setelah semua permasalahan ditemukan, barulah seluruh substansi peta jalan pendidikan ini akan menjadi substansi konten dari revisi UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.

Segala tumpang tindih kebijakan dituntaskan di peta jalan pendidikan terlebih dahulu. Selain itu, ketua Komisi X DPR-RI tersebut menambahkan bahwa seluruh isu pokok pendidikan harus sudah tuntas dibahas dalam peta jalan pendidikan, seperti kesejahteraan guru, kempetensi guru, pengelolaan, meyiapkan pendidik terbaik dan seterusnya.

Perumusan Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035, Profesor Komarudin: Harus Futuristik dan Berlandaskan Pancasila

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Seminar nasional bertajuk “Peta Jalan Pendidikan Indonesia Menuju Tahun 2035” diselenggarakan di Aula Gedung University Training Center UNJ pada hari ini, 5 Mei 2021. Seminar ini adalah rangkaian dari acara Dies Natalis UNJ ke-57. Menghadirkan pemangku kebijakan dan tokoh pendidikan, acara ini bertujuan mendapatkan konsep-konsep strategis terkait pemaknaan Peta Jalan Pendidikan 2020-2035 untuk menjawab tantangan nasional dan global.

Peta Jalan Pendidikan 2020-2035 saat ini sedang digodok sampai menemukan konsep-konsep strategis. UNJ sebagai perguruan tinggi yang berfokus pada pendidikan merasa memiliki tanggungjawab untuk menghadirkan seminar nasional ini dalam rangkaian acara Dies Natalis yang ke-57.

Rektor UNJ Prof. Komarudin, M.Si dalam sambutannya menekankan pentingnya peta jalan pendidikan ini agar kebijakan bergerak dengan arah yang benar dan pasti. Setidaknya ada empat aspek penting yang patut dicermati dalam peta jalan pendidikan, yakni evaluasi, akses, keaktualan atau relevansi, dan mutu atau kualitas.

Lebih lanjut, menurutnya prinsip evaluasi pendidikan secara holistik menjadi aspek yang sangat penting untuk dikedepankan, sehingga peta jalan pendidikan dapat tersusun secara komprehensif.

“Peta jalan perndidikan harus bersifat futuristik dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dan jati diri bangsa,” ujarnya.

Selain itu, peta jalan pendidikan juga harus mengutamakan budi pekerti dan akhlak, penguasaan ilmu dan teknologi sebagai esensi pendidikan karakter. Penyusunan peta jalan pendidikan ini diharapkan sesuai dengan proyeksi perkembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) karena LPTK adalah institusi utama yang mengawal pendidikan.

Dalam memperoleh tujuan-tujuan tersebut, seminar nasional ini menghadirkan narasumber yang relevan. Sejumlah materi dibawakan oleh Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D sebagai dirjen DIKTI Kemendikbud, H. Syaiful Huda sebagai ketua Komisi X DPR-RI, Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd sebagai duta besar Indonesia untuk Uzbekistan, Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., M.A sebagai rektor UPI, dan Prof. Dr. Hafid Abas, M.Pd sebagai ketua senat UNJ.

Acara juga disiarkan secara streaming di Zoom Meeting serta di kanal Youtube Universitas Negeri Jakarta dan Edura TV.

Setelah seminar nasional ini selesai, Prof. Komarudin, M.Si menyampaikan bahwa tim UNJ akan merumuskan atau menyintesiskan berbagai pemikiran yang terhimpun dari berbagai ahli.

“Perumusan ini akan didiskusikan kembali di episode kedua, hasilnya akan kami sampaikan kepada Mendikbudristek dan komisi X DPR-RI,” tuturnya sebelum menutup sambutan.

Rapat Koordinasi Persiapan Akreditasi AQAS, Profesor Nadiroh: Target Pencapaian Akademik 100% dan Fasilitas 80%

0

EDURANEWS, JAKARTA: Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengadakan rapat koordinasi dalam rangka mempersiapkan akreditasi internasional Agency for Quality Assurance through the Accreditation of Study Programmes (AQAS) Jerman. Langkah tersebut dilakukan dalam rangka meninjau sejauh mana progres yang telah dilakukan.

Dalam agenda tersebut, para jajaran pimpinan UNJ melaporkan seluruh persiapan yang sudah dilakukan beserta bukti pencapaian. Terjadi dialog yang konstruktif untuk mencari solusi bersama. Salah satu poin penting dalam diskusi tersebut adalah soal fasilitas dan learning management system (LMS) yang terus menerus ditingkatkan.

Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd mengatakan rapat koordinasi ini berfungsi menyatukan visi dan misi bersama dalam rangka mencapai UNJ bereputasi internasional. Ia juga menghimbau kepada koordinator untuk memastikan setiap prodi untuk memantau kualitas. 

“Kemudian, saya juga mencatat ada peningkatan fasilitas yang harus ditingkatkan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif untuk penyandang disabilitas.”

Khusus soal fasilitas, ia mengatakan pihak universitas telah membuka komunikasi dengan para pemangku kepentingan dan stakeholder untuk menangani masalah waste management system. Hal itu untuk mewujudkan green campus yang nantinya juga akan menjadi daya dukung akreditasi internasional.

Khusus untuk LMS, Profesor Nadiroh menyatakan bahwa setiap even apapun harus didokumentasikan apalagi yang relevan dengan mata kuliah. Video even tersebut juga bisa dimasukkan LMS. Apalagi beberapa jurusan seperti Pendidikan Jasmani berpotensi untuk meraih MURI.

Profesor Nadiroh menargetkan untuk persiapan AQAS, UNJ harus mencapai 100% dalam bidang akademik. Sementara untuk fasilitas setidaknya harus mencapai 80%.

Koorprodi S2 Pendidikan Lingkungan Prof. Dr. Henita Rahmayanti, M.Pd. mengatakan terkait visitasi bulan Agustus kami mempersiapkan dengan cukup matang sehingga ketika tim AQAS datang, kita sudah dalam performa yang cukup signifikan.

Koorprodi S1 Pendidikan Jasmani Dr. Iwan Setiawan, M.Pd mengatakan, dalam mempersiapkan LMS, akan disiapkan video sebagai bukti. Ada 30 mata kuliah yang bisa dijadikan acuan untuk hal ini. Bukan hanya narasi yang dilihat, tapi video tersebut punya nilai jual pendidikan jasmani.

Rencananya, UNJ akan mengajukan akreditasi untuk 21 program studi, 20 di antaranya adalah program magister berjumlah 11 dan doktoral berjumlah 9, sementara 1 diantaranya yaitu program sarjana. 

 

Edura TV Fokus Garap Tayangan Edukasi

0

EDURANEWS, JAKARTA: Di bawah kepemimpinan Prof. Komarudin, UNJ terus melambung dengan pelbagai kreasi dan Inovasi. Tepat di hari pendidikan 2 Mei 2021, Prof. Komarudin meluncurkan media Edura TV : UNJ Transformation Media (2/5). Edura TV menjadi jawaban bagi UNJ dalam mengikuti perkembangan tv digital. 

“UNJ sebagai lembaga pendidikan tinggi harus mampu memanfaatkan keunggulan media digital ini sebagai media transformasi pendidikan,” ucap Prof. Komarudin dalam sambutannya. 

Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNJ memiliki potensi yang besar dalam membuat konten-konten digital yang menarik. Konten itu bisa berasal dari konten olahraga, seni, kuliner, fashion, teknik maupun konten media pembelajaran yang menjadi konten inti. 

“Ke depan Edura TV menjadi tempat persemaian berbagai bakat, potensi, kreasi, dan inovasi yang dimiliki civitas UNJ,” ucap Prof. Komarudin penuh optimis.  

Prof. Komarudin menjelaskan Edura TV akan dikelola oleh Edura Business Center dan UPT. Humas. EduraTV akan diproyeksikan menjadi unit bisnis tersendiri.  

Konten Pendidikan

Dalam peluncuran EduraTV, terselip obrolan ringan dengan tajuk “Peluang Edura TV dalam Industri TV Digital di Indonesia”. Rahmat Edi Irawan membedah bagaimana UNJ dapat bersaing dalam industri TV digital yang dianggap sebagai “hutan belantara”

Menurut Rahmat Edi UNJ tidak akan kekurangan konten, tinggal bagaimana mengelolanya sebagai konten yang syarat dengan pembelajaran. UNJ juga berada di jalur yang benar dalam memilih TV digital sebagai pilihan dalam industri digital saat ini. Terutama konten ini akan menyentuh para generasi milenial. 

“Tantangannya adalah mengemas dan memproduksi sama seperti Industri,” ucap Rahmat Edi. 

Bagi Rahmat Edi, konten-konten tv digital yang ada saat ini sangat kekurangan konten yang syarat dengan pembelajaran. Edura TV dapat memaksimalkan potensi dalam menciptakan ekosistem konten pendidikan. 

Alumni juga dapat menyumbangkan konten terutama para guru-guru yang menjadikan Edura TV menjadi inspiratif bagi penontonnya. UNJ harus mampu menciptakan konten dengan pendekatan teknologi pendidikan. 

“Konten pendidikan harus menghibur dan tidak membosankan,” kata Rahmat Edi.

Maksimalkan Potensi Media Digital, UNJ Luncurkan Edura TV

0

EDURANEWS, JAKARTA – Tanggal 2 Mei 2021 lalu bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, acara peluncuran Edura TV dilangsungkan di Aula Gedung UTC UNJ.  Sebagai media transformasi pendidikan, Edura TV akan mengabarkan aktivitas internal UNJ dan berupaya menjadi media yang mencerdaskan.

Acara peluncuran Edura TV ini juga merupakan rangkaian dari Dies Natalies UNJ ke-57 tahun. Peresmian Edura TV dihadiri oleh Rektor UNJ Prof. Komarudin, M.Si. Dalam sambutannya ia berujar bahwa UNJ sebagai lembaga pendidikan tinggi tidak hanya perlu adaptif dengan perkembangan media digital, namun juga perlu memanfaatkan keunggulannya.

“Sebagai PTN BLU (Badan Layanan Umum), maka UNJ harus mampu menangkap peluang dari kebermanfaatan media digital untuk memperoleh revenue atau income generating,” ungkap Prof. Komarudin, M.Si dalam acara perilisan Edura TV.

UNJ memiliki berbagai potensi yang bisa diaktualisasikan di bidang olahraga, seni, teknik, pariwisata, maupun konten dan media pembelajaran.

Untuk mengonversi itu menjadi income generating, Edura TV nantinya akan memiliki program tayangan menarik, di antaranya UNJ NEWS, Gaya dan Laga, Edu-Talks, UNJ Pedia, Tokoh Pendidikan, UNJ Sports, dan Sekolahku. Program-program tersebut dikemas menjadi komoditas media digital yang marketable.

Edura TV ini adalah unit bisnis di bawah Edura UNJ. Untuk tahap awal, Edura TV digawangi oleh Edura UNJ dan UPT Humas sampai kemudian menjadi unit bisnis yang mandiri.

Prof. Komarudin, M.Si menyampaikan harapannya bahwa ke depan Edura TV akan menjadi tempat persemaian bakat, potensi, kreasi, dan inovasi yang dimiliki oleh civitas UNJ untuk kemajuan civitas UNJ sendiri, masyarakat dan bangsa Indonesia, terutama di bidang pendidikan.

Raih Akreditasi Unggul dan Mengejar Akreditasi Internasional, UNJ Bertekad Menuju PTN-BH

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Keberhasilan UNJ dalam meraih Akreditas Unggul pada 2 Februari 2021 berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT NO. 45/SK/BAN-PT/Akred/PT/II/2021 melalui persiapan yang panjang. Rektor UNJ Prof. Dr. Komarudin, M.Si mengatakan perisapan pengumpulan data dimulai sejak 2017 sampai 2020.

Selain itu dengan visi UNJ menjadi kampus bereputasi di kawasan Asia, UNJ juga tengah melakukan persiapan Akreditasi Internasional untuk  21 program studi dan terus bergerak mencapai status PTN-BH.

Pencapaian UNJ dalam meraih Akreditasi Unggul bukan tanpa kesulitan. Adanya perubahan mengenai 9 standar akreditasi saat itu membuat UNJ harus memperbaharui data yang dikumpulkan dengan format yang baru. Perharuan data terjadi di Laporan Evaluasi Diri maupun di Laporan Kinerja Perguruan Tinggi (LKPT).

Terus berupaya meningkatkan mutu, UNJ tidak hanya puas hanya sampai meraih Akreditasi Unggul. UNJ tengah melakukan upaya untuk persiapan Akreditasi Internasional.

Rektor UNJ Prof. Dr. Komarudin, M.Si mengatakan, “Akreditasi Internasional dilakukan dalam rangka memenuhi dua target besar kita. Pertama, memenuhi target indikator kerja utama yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebududayaan, karena pada tahun kemarin kita masih nol. Maka tahun ini kita harus berusaha sebaik-baiknya. Taret kedua memenuhi kriteria dalam upaya mencapai PTN-BH.”

Akreditasi Internasional menjadi jalan agar UNJ terus melesat mencapai status PTN-BH. Program studi yang akan terakreditasi internasional adalah 11 program studi magister, 9 program studi doktor, dan 1 program studi sarjana. Visitasi Akreditasi Internasional ini akan dilakukan oleh The Agency for Quality through Accreditation of Study Programs (AQAS), sebuah lembaga akreditasi yang berpusat di Jerman.

Dengan bekal Akreditasi Unggulan sebanyak 46 persen ditambah Akreditasi Internasional yang akan dicapai 21 program studi, Rektor UNJ Prof. Dr. Komarudin, M.Si berharap besar UNJ akan mencapai status PTN-BH. Optimisme ini juga dilontarkan oleh Direktur Pascasarjana UNJ Prof. Nadiroh, M.Pd.

Prof. Nadiroh, M.Pd berharap jika UNJ telah mendapat Akreditasi Internasional, seluruh civitas akademika UNJ tetap menjaga budaya mutu yang telah ditanamkan. “Budaya mutu ini adalah sesuatu yang sulit namun bisa dilakukan apabila kita semua punya komitmen, punya semangat dan disiplin. Cita-citanya satu mencapai visi UNJ, reputasi di kawasan Asia,” tutur Prof. Nadiroh, M.Pd kepada Eduranews.

Ramadhan dan hari Tari Sedunia Sebagai Pintu Liminalitas Seniman Tari Menyongsong Pasca Pandemi

0

EDURANEWS, JAKARTA: Tahun ini Hari Tari Dunia diperingati dalam suasana yang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya peringatan hari tari dunia diselenggarakan dengan berbagai acara yang memobilisasi seniman tari selama 24 jam penuh. Namun bulan Ramadhan dan pandemi covid 19 memaksa para seniman tari melakukan manuver dalam selebrasinya. Tentu ini bukan kebetulan apabila kita dapat menyikapi secara cerdas dan bijak. Berbarengan dengan ini, Pademi Covid 19 ternyata masih menyelimuti masyarakat dunia. Tak ada yang bisa mengelak atau escape dari kondisi ini. Lalu apa makna dari semua ini? Bagaimana cara menyikapi yang paling cerdas dan bijak? Mari kita urai satu persatu.

Ramadhan merupakan ruang perenungan yang suci untuk merefleksi segala sikap dan perbuatan selama setahun terakhir, sebelum akhirnya tiba di hari lebaran yang kembali suci. Selama bulan Ramadhan aktivitas secara fisik tentu harus lebih diperhitungkan agar dapat menjalankan ibadah secara optimal. Sementara itu, Pandemi Covid-19 telah merubah total sistem perilaku masyarakat dalam berinteraksi. Hal ini berdampak luar biasa terhadap komunitas seniman tari sebagai salah satu bidang seni pertunjukan. Praktek berkesenian yang memerlukan keterlibatan banyak pihak, baik pelaku maupun penonton ternyata harus menghadapi realita dimana terjadi pembatasan aktivitas dan mobilitas secara fisik. Dunia serasa berhenti; dan seni pertunjukan jelas pasukan terdepan yang terdampak. Berbagai persoalan bermunculan, di antaranya dengan mandegnya bisnis dunia seni pertunjukan, sistem pewarisan terkendala secara teknis akibat tidak bisa bertatap muka langsung, kreativitas dan pengelolaan seni budaya tradisi terkendala, dan sebagainya. Bagaimana memaknai dan mencari jalan keluar dalam menghadapi situasi yang sulit ini?

Merujuk pada kajian Turner (1967) tentang simbol ritual disebutkan bahwa liminalitas merupakan teori peralihan dalam sistem ritus. Ritus dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu rites of passages dan rites of affliction. Diartikan bahwa rites of passages merupakan ritus dari krisis hidup yang digunakan untuk menandai siklus hidup manusia, sejak dalam kandungan, hidup hingga kematian. Sedangkan rites of affliction merupakan ritus yang digunakan untuk menangkal adanya gangguan roh jahat, makhluk yang mengganggu atau gangguan-gangguan eksternal lainnya. Dalam prinsip liminalitas, yang berasal dari kata limen (pengalaman ambang) diartikan sebagai kondisi ketidakberdayaan yang dialami seseorang ketika berada di ruang antara. Ada satu masa di mana seseorang akan terjebak dalam situasi semacam itu, mungkin ketika pingsan, ketika transisi fase kehidupan, ketika mengalami situasi yang luar biasa atau di bawah kesadaran. Pada saat tersebut, seseorang akan mendapatkan pengalaman anti struktur, misalnya dunia terbalik, tanpa gravitasi, terlepas dari dimensi ruang dan waktu, dan sebagainya. Ketika berada dalam posisi ini seseorang akan merefleksi diri terhadap seluruh pengalaman hidup yang pernah dijalani, sehingga terjadi semacam pembentukan ulang (formatting) dalam sikap dan perilaku selanjutnya. Sekeluarnya dari ruang liminalitas ini, seseorang akan memiliki kehidupan baru yang lebih stabil dan berbeda dengan kehidupan sebelumnya.

Siklus liminalitas terdiri dari 3 bagian, yaitu pemisahan (separation), pertengahan (liminality), dan pengintegrasian kembali (reagregation). Proses liminalitas berlangsung dengan 3 tahap sebagai berikut:

Bagan 1. Proses Liminalitas

Dalam proses liminalitas ini, seseorang akan terlepas dari status asli dan terpisah dalam ruang dan waktu. Pada tahap berikutnya pada diri seseorang akan terjadi ambigu karena keterasingannya, tidak lagi berada dalam status lama, tetapi juga belum masuk ke status baru. Tahap akhir, seseorang akan sampai pada status baru yang stabil dan memiliki hak serta kewajiban yang nyata. Berbagai contoh dapat ditunjukkan dari pengalaman orang-orang dari berbagai suku di dunia. Dalam situs YouTube misalnya:

https://www.youtube.com/watch?v=HWlKLhJW_P8, https://www.youtube.com/watch?v=gyTJciOLJNA, https://www.youtube.com/watch?v=7zBOPRs1yRE,

dan sebagainya ditunjukkan bagaimana pengalaman orang-orang yang mengalami peristiwa memasuki ruang liminalitas, serta ada yang bahkan dihadirkan untuk kepentingan pengobatan.

Berdasarkan pengalaman memasuki ruang liminalitas tersebut di atas, momentum Ramadhan dan Pandemi Covid-19 ini dapat dianalogikan sebagai ruang liminal bagi para seniman untuk merefleksi diri. Kondisi di ruang peralihan tentu saja akan merasa sangat terasing, menyakitkan, ambigu dan anti struktur. Bagaimana tidak? Kehidupan berkesenian yang semula normal, stabil, bahkan saling berkejaran untuk mencapai berbagai achievement, tetiba harus memasuki ruang antara yang tak terbayangkan sebelumnya. Tak pernah ada dalam perhitungan atau dugaan sekalipun bahwa seniman akan berada pada situasi dimana tidak ada tempat lagi untuk menghindar. Semua harus diterima dan dijalani. Persis seperti memasuki ruang liminalitas dalam konsep liminalitas Victor Turner. Bertepatan dengan peringatan hari tari dunia, berlangsung pula pada bulan Ramadhan di mana semua umat muslim memasuki masa untuk perenungan dan penjernihan diri agar terlahir kembali menjadi insan yang suci. Tanpa bermaksud menggurui, menghadapi momentum penting ini, maka yang perlu dilakukan oleh para seniman tari di antaranya adalah merefleksi diri dan memformat ulang agar lebih siap menghadapi kehidupan mendatang pasca Pandemi.

Satu hal yang penting selama masa reflecting dan formatting adalah keterlibatan teknologi mutakhir dalam komunikasi, pengolahan bahan, pelaksanaan kegiatan dan berbagai kebutuhan berkesenian. Ketika masa Pandemi, teknologi mutakhir yang bisa mewakili interaksi langsung menjadi interaksi virtual menjadi kebutuhan pokok. Prediksi ke depan, setelah Pandemi berlalu bisa dipastikan bahwa penggunaan media teknologi mutakhir tidak akan pernah bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, cara cerdas dan bijak yang bisa disarankan untuk berkesenian pasca Pandemi adalah penguasaan artistik berkesenian dan penguasaan teknologi mutakhir. Ketrampilan ini akan embedded (menempel) pada diri seniman dalam kelancaran berkesenian. Seniman yang sekedar menguasai teknik artistik akan dikalahkan oleh seniman yang menguasai teknik artistik sekaligus menguasai teknologi mutakhir.

Sebagai epilog narasi ini, mengingat pengalaman ketubuhan (embodiment) sebagaimana yang diuraikan oleh Ponty (1974) dalam Phenomenology Perception yang mengatakan bahwa manusia memeroleh pengetahuan dari pengalaman ketubuhannya. Tubuh adalah media untuk memahami dunia. Tubuh adalah sarana untuk memersepsi dan merasakan bagaimana hadirnya segala sensasi keduniawian. Sesuai dengan aktivitas dalam seni tari, segala fenomena alam merupakan stimulus dan bahan terpenting dalam proses penciptaan tari, yang diserap melalui sensasi gerak tubuh. Oleh karena itu, momentum hari Tari Dunia pada bulan Ramadhan dan Pandemi ini hendaknya menjadi pintu liminalitas yang mengantarkan seniman tari menyongsong pasca Pandemi yang lebih baik. Terimakasih.

 

Happy world dance day

When you dance, your purpose is not  to get to a certain place on the floor. It’s to enjoy each step along the way (wayne Dyer)

UNJ Bersiap Menuju Kampus PTN BH

0

EDURANEWS, JAKARTA: Universitas Negeri Jakarta (UNJ) terus tumbuh dan berkembang untuk mempersiapkan diri menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH).

Untuk mempersiapkan hal tersebut, UNJ melaksanakan Focus Group Discussion (FGD)  dengan tema “Strategi Menuju Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH)” Acara diadakan secara luring dan daring, untung luring bertempat di  Gedung University Training Center (UTC), lantai 8 pada Jum’at, 23 April 2021.

Acara tersebut dihadiri oleh Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum sebagai narasumber, Syamsul Hadi sebagai pengganti karena Dr. Ir. Ridwan berhalangan hadir untuk menjadi narasumber. Dari pihak UNJ dihadiri oleh Rektor, Ketua Senat dan para Wakil Rektor UNJ, Kepala Lembaga, dan para pejabat lainnya di lingkungan Universitas Negeri Jakarta.

Setelah mendengar beberapa Universitas bergerak dengan cepat untuk menjadi PTN BH, Prof. Komarudin berkata tentu kita yang berada di Ibu kota tergerak untuk bisa segera menjadi PTN BH.“tentu saja kita tidak boleh tergesa-gesa, kita harus memperhitungkan dan mempertimbangkan dengan matang kecukupan dan kesiapan apa yang ada pada diri kita,” sambung Prof. Komarudin.

Prof. Jamal dalam paparannya menyampaikan, atas dasar permendikbud 2020, PTN BH bisa diajukan tidak harus Perguruan Tinggi BLU bahkan perguruan tinggi satker juga bisa melompat ke PTN BH.

Pengajuan PTN BH terdahulu hanya bisa dilakukan secara mandat, berbeda dengan sekarang bisa mengajukan secara mandat ataupun secara aktif. Dan juga persyaratan-persyaratan PTN BH sekarang menjadi lebih mudah dibandingkan dengan persyaratan sebelum itu.

“Persyaratan perubahan PTN menjadi PTN BH mencakup tingkat dan derajat kemampuan dari PTN, berdasarkan Permendikbud No 4 diantaranya Menyelenggarakan Tridharma Perguruan tinggi yang bermutu, mengelola organisasi PTN berdasarkan kelola yang baik, memenuhi standar minimum kelayakan finansial, menajalankan tanggung jawab sosial, dan berperan dalam pembangunan perekonomian,” Ujar Syamsul Hadi dalam paparannya.

Ada beberapa dokumen yang perlu disiapkan untuk perubahan PTN menjadi PTN Badan Hukum diantaranya: Evaluasi diri PTN, Rencana Pengembangan Jangka Panjang PTN BH, Rancangan Statuta PTN BH, Rencana Peralihan PTN BH.

“Semoga FGD ini memberikan manfaat nyata bagi kita semua yang sedang berusaha menjadi PTN BH,” ucap Syamsul selagi mengakhiri paparannya.

UNJ Percepat Vaksinasi Dosen dan Tenaga Pendidik

0

EDURANEWS, JAKARTA: Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaksanakan Program Vaksinasi Covid-19 di University Prudential, Prudential Centre, Mall Kasablanka Lantai 2, Tebet, Jakarta Selatan. Pemberian vaksin ditujukan kepada seluruh dosen dan tenaga kependidikan (tendik) UNJ. Kegiatan vaksinasi ini dilakukan dari tanggal 26 – 28 April 2021.

Jumlah dosen dan tendik yang sudah terdata 1.098 orang. Dari total 1.098, 1044 orang sudah siap dengan data-data lengkap untuk vaksin. Sementara 54 orang tersebut datanya masih perlu dilengkapi.

Ketua Satuan Pelaksana (Satlak) Tatanan Normal Baru UNJ Prof. Sarkadi mengatakan 1098 orang tersebut diluar dari dosen dan tendik yang sudah divaksin sendiri ataupun dilingkungan tempat tinggalnya.

Peserta vaksinasi yang sudah terdata, sebelumnya dilakukan screening atau pengecekan kondisi tubuh sehingga vaksinasi diberikan hanya kepada peserta dengan kondisi sehat. Bagi peserta yang pernah terpapar Covid-19, tidak boleh divaksinasi kecuali sudah melewati waktu tiga bulan setelah dinyatakan negatif Covid-19.

Pada pembukaan vaksinasi ini, turut hadir Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Widyastuti, MKM., Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, dr. Indra, beserta para jajaran Dinkes DKI Jakarta.

Widyastuti mengatakan dalam sambutannya vaksinasi merupakan upaya pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat supaya terbentuk antibody dan bisa menurunkan angka pasien terpapar dan kematian Covid-19.

Rektor UNJ, Prof. Komarudin, M.Si., mengatakan vaksinasi secara menyeluruh bagi dosen dan tendik UNJ ini sebagai upaya peningkatan imunitas dosen dan tendik sekaligus menyiapkan SDM UNJ dalam persiapan Perkuliahan Tatap Muka (PTM) pada tahun akademik 2021/2022.

“Dengan vaksinasi ini diharapkan seluruh SDM UNJ siap dan percaya diri dalam menjalankan PTM, sehingga para dosen dan tendik tidak takut lagi menjalankan PTM karena belum divaksin. Meski tentu dalam pelaksanaan PTM nanti harus menjalankan protokol kesehatan secara ketat dan menyesuaikan dengan kondisi saat itu. Paling tidak akan dilaksanakan secara bertahap, termasuk di dalamnya dengan cara hybrid atau blended” jelas Komarudin.

Vaksinasi dilakukan serentak pada tanggal 26 – 28 April. Lokasi ini sudah ditentukan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sehingga UNJ tinggal mengikuti jadwal yang sudah ditentukan.

Potensi Ekonomi Bahari, Pertahanan dan Pendidikan di Perbatasan Menjadi Fokus Pembangunan

0

EDURANEWS, JAKARTA- Pusat Penelitian Sosial, Humaniora, Ekonomi LPPM UNJ dan MKU Pendidikan Kewarganegaraan UNJ mengadakan Webinar dengan tajuk “Isu Perbatasan NKRI” (18/4). Menghadirkan Prof. Henry Eryanto dari Fakultas Ekonomi, Heriyadi selaku Perwira Menengah di Mabes TNI, Muhammad Zid dosen Pendidikan Geografi UNJ, serta Fauzan pengamat perbatasan Hubungan Internasional UPN Yogyakarta.

Potensi dan nilai ekonomi menjadi sorotan Prof. Henry di Kepulauan Riau misalnya memiliki potensi yang dapat memaksimalkan pendapatan daerah.

“Jadi ada ekonomi bahari yang dapat dikembangkan,” ucap Prof. Henry. Merujuk data BPS mengenai perikanan yang dihasilkan dalam budidaya dan tangkapan Prof. Henry meyakinkan dalam perkembangan ekonomi bahari. 

Prof. Henry juga menekankan kepada pelatihan, modal, teknologi, koperasi, dan juga kemampuan nelayan menjadikan perikanan menjadi Agroindustri. Wisata bahari juga dapat mendukung industri dalam pariwisata. 

“Produk dan daya tarik wisata bahari dapat dikaitkan dengan model perekonomian masyarakat,” kata Prof. Henry. 

Bagi Prof. Henry Masyarakat pesisir juga memiliki model ekonomi untuk meningkatkan ekonomi yang produktif. Koperasi sampai dengan industri rumah tangga  memiliki potensi yang dapat meningkatkan ekonomi pesisir.

“Menciptakan kesejahteraan bisa dimulai dari masyarakat pesisir,” Prof. Henry menekankan. 

Pertahanan di Perbatasan

Pengalaman Heriyadi selaku perwira menengah yang ditugaskan ke daerah perbatasan menekankan pada strategi pertahanan di daerah perbatasan negara. Strategi ini dapat digunakan untuk mengurai masalah di perbatasan. 

“Masalahnya kompleks harus didekati secara terpadu dan terintegrasi,” ucap Heriyadi. Hal-hal yang terkait dengan ancaman non militer juga menjadi isu di perbatasan. Pendekatan HANKAM hanya menjadi salah satu cara.

Pertahanan negara secara dasar hukum seorang tentara harus tahu mengapa ditugaskan ke daerah perbatasan. UU No 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara. Juga Undang-Undang No 3 Tahun 2002 Tentang Sistem Pertahanan Negara. 

“Sistem pertahanan mensyaratkan dukungan seluruh potensi sumber daya nasional,” kata Heryadi. Tugas TNI dirancang bersama rakyat dalam menjaga kedaulatan negara. 

Amatan Heryadi mengenai tugas-tugas non militer seperti bantuan kepada pemda, bencana menjadi bagian yang penting dalam menyikapi permasalahan di perbatasan. Nawacita menjadi penting bahwa perbatasan menjadi citra negara dan basis pertahanan dari pelbagai propaganda. 

Heryadi teringat dengan pengamatan Prof. Miriam Budiardjo mengenai pengalaman di Timor-Timur. Ketika itu Prof. Miriam Budiardjo menyimpulkan bahwa secara militer Indonesia menang tetapi Indonesia kalah dalam memenangkan hati rakyat. 

“Perbatasan antar negara bukan hanya menjaga keutuhan tetapi juga merawat dan memberdayakan potensi di wilayah perbatasan,” ucap Heryadi. 

Fokus Pendidikan

Muhammad Zid selaku akademisi dan dosen Geografi memiliki pengalaman dalam 3 perbatasan  di Kalimantan Barat. Isu tenaga kerja, dampak ekonomi, pertahanan, nasional, dan juga pendidikan yang menjadi fokus penelitian. 

Muhammad Zid mengatakan isu perbatasan bersifat fluktuatif. Isu batik dan kesenian misalnya menjadi perdebatan menarik dalam klaim kebudayaan dengan Malaysia.  Ketika memasuki lintas batas Muhammad Zid memasuki distrik di Kemiri yang terjadi perbedaan wilayah Entikong tidak teratur. 

“Betapa kontrasnya daerah perbatasan dengan Malaysia,” ungkap Muhammad Zid dalam penelitian.

Isu sentral tenaga kerja berkaitan dengan pusat pertumbuhan yang terjadi di daerah perbatasan, Muhammad Zid melihat langsung bagaimana tenaga kerja ini masuk ke dalam perkebunan kelapa sawit yang terbilang ilegal. 

“Dampaknya produk-produk Malaysia masuk,” Ucap Muhammad Zid dalam temuan penelitian. Misalnya gula pasir memiliki perbedaan harga. Listrik dan jalan menjadi fokus yang harus ditingkatkan. 

Literasi geografi dan melek geografi di perbatasan sangat tinggi di daerah perbatasan. Muhammad Zid menyatakan indikator batas-batas wilayah murid-murid mengetahui perbatasan itu.  

“Siswa-siswa di sana menyadari aksesibilitas menjadi pintu utama untuk lebih mengenal Malaysia dibanding Indonesia,” kata Muhammad Zid. 

Konflik diperbatasan terutama isu laut china selatan menambah potensi konflik di kawasan.

“Ada overclaim dari China mengenai perbatasan laut dengan negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia,” ucap Fauzan.

Fauzan mengamati maraknya aktivitas lintas batas ilegal dan potensi penyebaran Covid 19 menjadi isu yang tak bisa diabaikan. Jalur tikus menjadi sorotan yang mesti diperhatikan.

“Membanjirnya pekerja migran Indonesia yang dipulangkan,” kata Fauzan. Juga akan mempengaruhi pasokan kebutuhan pokok terganggu serta pasokan material pembangunan.

 

 

 

 

Recent Posts