Home Blog Page 37

Ruhana Kudus, Wartawan Perempuan Pertama dan Kontribusinya dalam Pendidikan Perempuan

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Bicara pendidikan perempuan, kita tak bisa melewatkan Ruhana Kudus, wartawan perempuan pertama dan kontribusinya di dunia pendidikan. Ia ditetapkan menjadi pahlawan nasional baru pada 2019 lalu oleh Presiden Joko Widodo.

Perempuan Minang ini barangkali tidak begitu akrab di telinga masyarakat, namun ia memiliki peran besar pada zamannya. Ruhana Kudus lahir pada 20 Desember 1884 di Kota Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Ruhana lahir dalam sebuah keluarga yang tidak berkekurangan, ia memiliki akses terhadap bacaan-bacaan berkat ayahnya yang merupakan pegawai pemerintah. Meski begitu sedari kecil ia tidak mengenyam pendidikan formal lantaran adanya diskriminasi terhadap perempuan, ia menyadari bahwa itu adalah suatu masalah.

Dengan pemahaman atas masalah tersebut, pada tahun 1911 Ruhana Kudus memimpin perkumpulan Kerajinan Amai Setia (KAS), sebuah komunitas untuk mengembangkan keterampilan perempuan.

Dalam komunitas KAS, perempuan-perempuan diberi keterampilan berupa pelajaran membaca dan menulis, menghitung, belajar bahasa, kerajinan seperti menyulam, dan pembelajaran lainnya. Kerajinan-kerajinan dari KAS itu diperjualkan. Itulah salah satu tujuan Ruhana, membuat perempuan berketerampilan sehingga bisa mandiri.

Ruhana juga mengelola surat kabar khusus perempuan bernama Soenting Melajoe di Sumatera Barat pada tahun 1912.

Pada zaman yang tidak banyak membuka ruang kreativitas perempuan itu, Ruhana Kudus menyediakan wadah bagi pemikiran perempuan. Dari sana ia berharap mampu mengubah nasib perempuan.

Soenting Melajoe memuat berbagai wawasan, terutama isu-isu sosial (perkawinan anak, poligami, dan isu perempuan lainnya) juga mengabarkan tokoh-tokoh perempuan hebat. Dalam surat kabar tersebut, perempuan bisa menyampaikan apa yang dipikirkannya, pikiran-pikiran yang sulit mereka utarakan secara langsung.

Soenting Melajoe tidak hanya memuat tulisan-tulisan dari para istri pejabat pemerintahan saja, namun juga memuat tulisan para siswi di Sumatera Barat.

Sedikit tulisan mengenai Ruhana Kudus ini semoga bisa menjadi pengantar untuk lebih mengenal sosoknya. Ruhana Kudus tidak hanya perempuan berpikiran tajam, ia juga memiliki jiwa kemanusiaan yang sangat kuat. Terlebih lagi, ia berani melangkah untuk membuat perubahan-perubahan di sebuah masa yang sangat mendiskriminasi perempuan.

LPPM UNJ Perpanjang Pendaftaran KKN-Kebangsaan dan KKN-Bersama Sampai 18 Mei 2021

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNJ telah membuka pendaftaran kegiatan KKN-Kebangsaan dan KKN-Bersama. KKN-K dan KKN-B ini akan dilaksanakan di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur di Provinsi Jambi.

LPPM UNJ akan menyaring enam orang untuk kegiatan ini. Pendaftarannya pun diperpanjang, yakni sampai 18 Mei 2021. Selanjutnya akan ada seleksi wawancara pada 20 Mei 2021.

Dilansir dari situs resmi LPPM UNJ, ada beberapa persyaratan dalam mengikuti KKN-K dan KKN-B, di antaranya:

  • Mahasiswa terdaftar pada jenjang pendidikan S‐1 dari semua fakultas di lingkungan UNJ.
  • Mahasiswa telah menempuh kuliah dan praktikum minimal 100 Satuan Kredit Semester (SKS) dan tidak boleh mengambil mata kuliah dan atau praktikum selama mengikuti KKN.
  • Diijinkan dan dikirim oleh fakultas.
  • Lulus tes kesehatan dan tidak dalam keadaan hamil.
  • Bersedia mematuhi peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh LP.
  • Menyerahkan Berkas Pendaftaran ketika seleksi wawancara.
  • Mematuhi protokol kesehatan.

Enam orang terpilih untuk KKN-K dan KKN-B akan mendapatkan beberapa fasilitas selama mengikuti KKN tersebut, yakni tiket pesawat pulang-pergi (Jakarta-Jambi), uang saku, pembinaan, dan sertifikat. Mahasiswa terpilih juga akan mendapat nilai KKN di Siakad.

Mahasiswa bisa mendaftarkan diri untuk KKN di website http://lppm.unj.ac.id/ dan melengkapi administrasi yang diperlukan.

Sumber: http://lppm.unj.ac.id/

3 Film Kaya Perspektif tentang Pendidikan

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Selain menghibur, film menjadi media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran. Film menjadi salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan, memperluas wawasan dan membangun nalar kritis.

Ada beberapa rekomendasi film terkait pendidikan. Pendidikan di sini bukan saja terkait “sekolah” atau hubungan guru-murid, namun pembelajaran mengenai kehidupan, terutama menggambarkan kekayaan perspektif dalam memandang banyak hal.

Berikut 3 film tersebut:

1. Taare Zameen Par (2007)

Film Bollywood yang dirilis pada 2007 ini disutradarai oleh Aamir Khan. Kisah berpusat pada kehidupan Ishaan Nandkishore Awasthi, anak laki-laki berusia 8 tahun.  Ishaan oleh orang-orang di sekitarnya dianggap sebagai anak yang malas dan bodoh karena ia mengalami kesulitan besar dalam menulis dan membaca.

Lantaran ketidakmampuannya tersebut, orangtuanya (terutama ayahnya) dan guru di sekolah seringkali mengomeli Ishaan. Mereka abai dengan kemampuan Ishaan dalam seni. Telah kehabisan cara membuat Ishaan jadi “pintar” versi mereka, orangtuanya mengirim Ishaan ke asrama yang jauh dari rumahnya. Sayangnya itu tidak berujung baik, Ishaan semakin tertekan dan menyendiri.

Suatu hari Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan) mengajar kesenian di kelas Ishaan, ia adalah guru yang sangat peka terhadap muridnya. Sosok Ishaan yang penyendiri menarik perhatiannya, ia segera mencari tahu apa yang terjadi pada Ishaan.

Kemudian ia menjelaskan kepada orangtua Ishaan bahwa Ishaan bukanlah anak yang bodoh, Ishaan justru perlu dibantu karena ia mengidap disleksia. Meski begitu, Ram menganggap Ishaan sebagai anak yang luar biasa, anak yang memiliki daya imajinasi tinggi dengan kemampuannya dalam seni.

Dari film ini kita akan belajar bahwa setiap anak terlahir unik dengan kemampuannya masing-masing, mereka juga tidak bisa dituntut untuk cemerlang dalam segala hal. Film yang cocok ditonton bersama dengan keluarga.

2. 3 Idiots (2009)

3 Idiots (2009) adalah film Bollywood yang disutradarai oleh Vidhu Vinod Chopra.  Film ini berpusar pada kehidupan tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin di Imperial College of Engineering (ICE). Mahasiswa tersebut adalah Rancho Shamaldas Chanchad (Aamir Khan), Farhan Qureshi (Madhavan), dan Raju Rastogi (Sharman Joshi).

Hari-hari mereka di kampus tidak menyenangkan lantaran sistem pengajaran rektor Dr. Viru Sahastrabuddhe yang sangat mengekang mahasiswa. Ada mahasiswa yang sampai bunuh diri karena tidak tahan sistem tersebut. Namun tidak ada yang mampu untuk mengubah sistem tersebut.

Hal yang paling menarik di sini adalah sosok Rancho dan bagaimana ia berpikir. Rancho adalah mahasiswa yang sangat cerdas, tapi kecerdasannya itu tidak dipamerkannya dengan membicarakan hal-hal rumit yang sulit dimengerti. Rancho juga suka menolong dan seringkali mengkritisi cara pembelajaran di kampusnya. Alhasil, ia sering dicap tidak sopan dan sering dikeluarkan saat jam pelajaran.

Kisah tidak berhenti di sana, kita akan menyaksikan bagaimana ketiga sahabat tersebut meraih kesuksesan yang dikehendakinya masing-masing.

3. Dead Poets Society (1989)

Dirilis pada 1989, film ini sudah cukup lawas namun kisahnya tetap relevan untuk diambil nilai-nilainya. Dead Poets Society (1989) yang disutradarai oleh Peter Weir ini menceritakan guru bahasa Inggris yang memberikan kekayaan sudut pandang melalui puisi kepada murid-muridnya di Akademi Welton.

Kisah bermula saat John Keating (Robin Williams) mengajar di kelas dengan cara yang berbeda, ia memberi tahu muridnya untuk melakukan hal-hal yang mereka inginkan. John Keating memberikan pandangan-pandangan baru kepada muridnya. Di film ini kita akan sering mendengar frasa Carpe Diem yang diutarakan Keating, istilah yang berarti “rebutlah hari” itu menjadi semangat murid-murid yang mewarnai film ini.

Suatu hari, Neil dan teman-temannya mengetahui bahwa Keating yang merupakan alumni sekolah tersebut memiliki klub rahasia bernama Dead Poets Society. Hal tersebut menginspirasi mereka membentuk grup serupa untuk menyalurkan kecintaannya pada puisi serta menjadi wadah diskusi mereka.

Salah satu hal berkesan yang dikatakan Keating adalah saat ia mengatakan bahwa kita membaca dan menulis puisi bukan sekadar lantaran kecantikan dan keindahan puisi, namun karena kita adalah bagian dari umat manusia.

Di film ini, kita juga akan menemukan beberapa konflik. Salah satunya adalah pemaksaan kehendak orang tua kepada anaknya. Film yang sangat menarik untuk ditonton, menambah perspektif baru mengenai dunia sastra.

Itulah tiga film terkait pendidikan yang menarik untuk ditonton. Selamat menonton dan belajar.

School of Universe Membangun Kepekaan Siswa untuk Merawat Alam

0
Sumber gambar: freepik.com

School of Universe (SoU) yang berlokasi di Parung Bogor adalah lembaga pendidikan yang menjadikan alam semesta menjadi sumber pembelajaran tanpa batas. Sekolah ini didirikan oleh Lendo Novo pada tahun 2004, yang awalnya ia inisiasi pada 1998 dengan didirikannya Sekolah Alam Ciganjur di Jakarta Selatan.

Di kanal Youtube TEDx Talks yang membahas Sekolah Alam, Lendo Novo mengutaran mimpinya dulu untuk bisa membangun sekolah yang membahagiakan anak-anak. Dalam SoU yang telah digagasnya kini, anak-anak diajarkan untuk memandang alam semesta dengan cara pandang yang utuh.

“Bagi saya simpel, manusia itu diciptakan Tuhan untuk memberi rahmat ke alam semesta. Itulah yang menjadi tujuan kurikulum kami (Sekolah Alam). Bagaimana membuat setiap orang bisa baik sama alamnya, sama hewan, sama tanaman, sama manusia,” ujarnya dalam acara tersebut.

Ada empat hal yang menjadi fokus pengembangan dalam kurikulum di School of Universe, di antaranya pengembangan akhlak dengan metode ”teladan”, logika dengan metode “belajar bersama alam”,  kepemimpinan dengan metode “outbound training”, dan mental bisnis dengan metode “belajar dari ahlinya”.

Kurikulum tersebut diterapkan di semua tingkatan School of Universe, baik di Kelompok Bermain (KG/PG), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah.

Pendekatan di sekolah ini dititikberatkan pada  pembelajaran keterampilan hidup praktis yang luas, apresiasi pada konservasi lingkungan, konsisten pada nilai-nilai demokrasi dan toleransi beragama, hubungan yang harmonis dengan orang lain, serta pengembangan kreativitas dan logika.

Aktivitas pembelajaran Sekolah Alam tidak banyak dilangsungkan di kelas-kelas layaknya sekolah pada umumnya, namun lebih sering dilakukan di ruang terbuka. Siswa berinteraksi langsung dengan alam dengan mengeksplorasi objek-objek alam secara langsung, harapannya agar siswa memiliki kepekaan untuk merawat bumi yang ditinggalinya.

Sumber: https://www.school-of-universe.com/

UNJ Teken Nota Kesepahaman Bersama dengan KBRI Tokyo Jepang untuk Peningkatan Mutu Pendidikan

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Untuk meningkatkan mutu pendidikan, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama tentang Peningkatan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Jepang pada 6 Mei 2021.

Selain UNJ, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) juga teken nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama tersebut dengan hadirnya Rektor Untirta Prof. Dr. Ir.H. Fatah Sulaiman, ST., MT beserta jajaran.

Duta Besar Indonesia di Tokyo Jepang Heri Akhmadi dalam sambutannya menyampaikan sangat menghargai ajakan kerja sama dari UNJ dan Untirta tersebut. Kerja sama ini juga dilakukan untuk mendukung program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia.

“Ke depan KBRI juga akan berupaya mendorong dan menjembatani terwujudnya kerjasama antara UNJ dan Untirta dengan perguruan tinggi atau institusi penelitian di Jepang dalam upaya implementasi program Merdeka Belajar,” ujarnya menutup sambutan.

Rektor UNJ Prof. Komarudin, M.Si menyampaikan perguruan tinggi harus responsif dalam melahirkan SDM yang unggul, adaptif, kompetitif dan berkarakter sesuai dengan tuntutan kompetensi abad 21. Maka dari itu, UNJ sangat menyambut positif program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, kebijakan ini akan mendekatkan perguruan tinggi kepada masyarakat.

Upaya UNJ mempercepat realisasi MBKM untuk mewujudkan lulusan yang kompeten ini adalah dengan terus memperluas kemitraan dengan berbagai institusi, baik dalam dan luar negeri, termasuk kerja sama dengan KBRI di Tokyo Jepang ini.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa cara menghasilkan lulusan yang kompeten adalah dengan memerikan pengalaman belajar di luar kampus atau memperluaskan kesempatan magang. Salah satunya dengan menautkan mahasiswa dengan para siswa PAUD, SD, SMP, dan SMA yang ada di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT).

“Kami juga berharap para guru di SRIT dapat menjadi mitrauntuk penelitian terkait pembelajaran,” tuturnya.

Penandatanganan kerja sama dengan KBRI Tokyo Jepang dari pihak UNJ dilakukan oleh Rektor UNJ, Prof. Dr. Komarudin, M.Si., dan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd.

12 Perguruan Tinggi Bergabung dengan ICE Institute Kembangkan PJJ

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Perjanjian kerja sama antara Universitas Terbuka (UT) dengan 12 perguruan tinggi mitra dalam rangka pengembangan ICE Institute digelar pada 6 Mei 2021. Perjanjian bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran daring.

Indonesia Cyber Education (ICE) Institute adalah program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyediakan pembelajaran daring. Marketplace pembelajaran daring ini memudahkan penggunanya untuk memilih mata kuliah daring yang sesuai dengan pengembangan karir penggunanya.

12 perguruan tinggi yang menjadi mitra UT, yakni 12 Universitas Negeri Jakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Sebelas Maret, Universitas Pradita, Universitas Bina Nusantara, Universitas Pelita Harapan, dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

“ICE Institute juga sebagai jawaban bagi program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Kampus Merdeka, yang mana ICE Institute akan menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain dalam menerapkan program Kampus Merdeka di perguruan tinggi Indonesia,” ujar Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat.

Hadirnya kolaborasi ini diharapkan dapat menyediakan akses belajar untuk semua mahasiswa di berbagai pelosok negeri, dari kelas sosial manapun. Mereka berkesempatan mendapat ilmu dari perguruan tinggi yang diinginkannya.

Kepala ICE Institute Paulina Pannen mengatakan marketplace pembelajaran daring di Indonesia yang berisi galeri mata kuliah daring yang dapat ditempuh oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan dapat dialihkreditkan dalam lingkungan ekosistem pendidikan tinggi di Indonesia dengan menggunakan teknologi blockchain.

“Di antaranya melakukan penyediaan dan pemanfaatan materi belajar daring yang terkurasi dengan baik. Kerja sama ini bertujuan juga untuk meningkatkan mutu pembelajaran daring di Indonesia,” tuturnya.

Saat ini telah ada sejumlah 10 mata kuliah yang dapat diakses pengguna di laman www.ice.ut.ac.id/. Rencananya mata kuliah yang akan diluncurkan mencapai 120 dari berbagai jurusan.

Gerakan Green Campus UNJ dalam Upaya Mendukung Akreditasi Internasional

0

EDURANEWS, JAKARTA: Universitas Negeri Jakarta (UNJ) secara serius mempersiapkan pengelolaan lingkungan kampus, mulai dari mengelola sampah dan menciptakan lingkungan yang hijau. Selain itu, gerakan ini juga merupakan upaya UNJ dalam mempersiapkan akreditasi internasional Agency for Quality Assurance through the Accreditation of Study Programmes (AQAS) Jerman.

Untuk mendiskusikan tindak lanjutnya, Pascasarjana UNJ mengadakan acara bincang santai bertajuk “Gerakan Green Campus UNJ dalam Mendukung Akreditasi Internasional AQAS” pada pagi 6 Mei 2021.

“Ini menjadi evidence bahwa Pascasarjana kaitannya akreditasi internasional sangat serius mempersiapkan bagaimana pengelolaan limbah, karena ini menjadi hal setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang layak di kampus,” ungkap Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd membuka acara bincang santai tersebut.

Rektor UNJ Prof. Dr. Komarudin, M.Si dalam sambutannya mengatakan bahwa Gerakan Green Campus adalah program yang sudah dicanangkan sejak lama oleh UNJ untuk menciptakan lingkungan yang asri, sehat, dan nyaman. Eksperimen-eksperimen terkait pengelolaan juga sudah dilakukan oleh tim peneliti UNJ.

Penelitian untuk membuat alat daur ulang sampah saat ini masih berlanjut. Selain mesin daur ulang, pengelolaan aliran sampah dari berbagai tempat di kampus sampai pada tempat pembuangan akhir juga menjadi titik fokus dalam gerakan ini. Ini menjadi tugas UNJ untuk lebih memikirkannya secara komprehensif.

“Selain itu, kita ingin lingkungan yang hijau. Oleh karena itu semua titik taman, walau tidak terlalu banyak, tetap harus menjadi tanggung jawab kita untuk memelihara secara intensif,” ujar Prof. Dr. Komarudin, M.Si.

Untuk gerung-gedung baru di UNJ, sudah dirangcang dengan desain green building dan untuk gedung lama akan dirancang taman gantung. Upaya-upaya ini dilakukan salah satunya untuk persiapan visitasi akreditasi nasional AQAS. Ada 21 program studi di UNJ yang disiapkan untuk akreditasi internasional tersebut.

Meningkatkan Kecerdasan Emosional dengan Refleksi dan Evaluasi Diri

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Dalam Sekolah Kebangsaan dan Peradaban pada 5 Mei 2021, Dr. KH. DB. Abdul Wahib Maktub seagai narasumber membahas mengenai upaya meningkatkan EQ dan SQ melalui literasi ramadhan. Acara ini bertajuk  “Menjadi mahasiswa Indonesia Unggul & Kontributif bagi Peradaban”.

Dr. KH. DB. Abdul Wahib Maktub terlebih dahulu mengajak untuk merefleksikan hakikat manusia secara holistik, yang terdiri dari fisik serta hal-hal metafisik. Jika kebutuhan fisik terpenuhi namun kebutuhan metafisik tidak terpenuhi, maka akan terjadi krisis dalam diri manusia.

Dalam konteks ramadhan ini, menurutnya penting untuk melatih diri secara spiritual. Tantangan saat ini adalah bagaimana mengubah mindset atau cara berpikir untuk melakukan lompatan-lompatan besar, dengan itu penting untuk memahami konsep “diri”.

“Di bulan puasa ini kita dididik supaya kita sabar, berapa banyak orang yang fatal bukan karena dia bodoh, tapi gagal karena tidak mampu mengendalikan emosi,” tuturnya.

Dr. KH. DB. Abdul Wahib Maktub mengajak untuk bisa mengendalikan diri, lantaran ramadhan menjadi momentum besar bagi manusia untuk melakukan refleksi dan evaluasi.

Baginya, pengaruh spiritualitas sangat luar biasa, namun itu tidak mudah karena ini tidak mudah karena egoisme manusia yang luar biasa. Maka dari itu menurutnya puasa mendidik kita untuk menggeser paradigma dari kekuatan diri ke kekuatan tuhan, dari kekuatan fisik menjadi kekuatan metafisik.

Hal-hal metafisik bisa dimaknai sebagai akal dan rasa. Di sana ia menyinggung juga pentingnya untuk mencari ilmu. Ilmu yang didapat secara parsial menurutnya membuat mudah menghakimi orang lain. Maka muncul istilah “orang yang paham akan mudah memaafkan”.

“Kecerdasan emosional itu dalam rangka untuk mengenal diri , kalau kita sudah megenal diri kita akan mengenal orang lain, kalau sudah mengenal orang lain yang terjadi ta’aruf dan ta’awun, kita akan melakukan massive communication dan massive collaboration,” ucapnya.

Pendidikan Untuk Meningkatkan EQ dan SQ

0

EDURA NEWS, JAKARTA – UNJ mengadakan Sekolah Kebangsaan dan Peradaban yang bertajuk  “Menjadi mahasiswa Indinesia Unggul & Kontributif bagi Peradaban” pada 5 Mei 2021. Dalam acara ini dihadirkan Dr. KH. DB. Abdul Wahib Maktub untuk membahas mengenai upaya meningkatkan EQ dan SQ melalui literasi ramadhan. Acara ini merupakan seri kedua dari Sekolah Kebangsaan dan Peradaban.

Rektor UNJ Prof. Dr. Komarudin, M.Si memberikan sambutan dan membuka acara ini dengan banyak menjelaskan pentingnya kecerdasan emosional. Ia mengatakan bahwa topik mengenai kecerdasan emosional atau kecerdasan spiritual ini akan sangat besar manfaatnya. Kecerdasan tersebut bisa menjadi senjata untuk berinteraksi dan memberi manfaat sebesar-besarnya kepada sesame.

“Kita tahu bahwa kesuksesan seorang pembelajar tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan IQ semata, tapi juga kecerdasan emosial. Di Indonesia dikenal dengan kecerdasan spiritual,” ujarnya.

Berdasar pada penelitian Daniel Goleman, ia menyatakan bahwa mahasiswa yang IPKnya tinggi di kampus belum tentu berhasil dalam hidup bermasyarakat. Namun justru mereka yang memiliki kecerdasan emosional atau kecerdasan spiritual yang banyak berhasil di dalam kehidupan, khususnya di dunia kerja.

Kemudian Prof. Dr. Komarudin, M.Si mengutip tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 ayat 1. Tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

“Oleh karena itu, kita harus senantiasa berusaha di dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mengedepankan peningkatan keimanan, takwa termasuk akhlak mulia di dalamnya,” tutur Prof. Dr. Komarudin, M.Si sebelum membuka secara resmi acara ini.

Sekolah Kebangsaan dan Peradaban kali ini dilaksanakan di Aula Maftuchah Yusuf Geudng Raden Dewi Sartika, serta disiarkan di aplikasi Zoom Meeting dank anal Youtube Kemahasiswaan UNJ Channel.

Kompetensi Guru Mesti Jadi Fokus Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035

0

EDURANEWS, JAKARTA – Pada seminar nasional bertajuk “Peta Jalan Pendidikan Indonesia Pada Tahun 2035”, Rektor UPI Prof. Dr. H. Solehudin, M.Pd., M.A memaparkan peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam Peta Jalan Pendidikan Indonesia. Pemaparan tersebut didampingi oleh Ketua Senat UNJ Prof. Dr. Hafid Abas, M.Pd yang kemudian menyampaikan peta jalan pendidikan dikaitkan dengan HAM memperoleh pedidikan yang layak.

Seminar nasional ini diadakan pada tanggal 5 Mei 2021 di Aula Gedung  University Training Center UNJ serta disiarkan di Zoom Meeting dan kanal Youtube Universitas Negeri Jakarta dan Edura News.

Peta jalan pendidikan adalah perencanaan di atas perencanaan strategis, hal tersebut menentukan arah pendidikan Indonesia di masa depan. Menurut Prof. Dr. H. Solehudin, M.Pd., M.A, peta jalan pendidikan seyogianya berdasar pada premis “inti dari transformasi pendidikan adalah peningkatan mutu sistem pembelajaran di lembaga pendidikan yang pada gilirannya dapat mewujudkan kualitas peserta didik.”

“Dalam draf peta panjang pendidikan Indonesia tampaknya masih perlu penegasan pada pembangunan sistem pembelajaran yang bermutu,” tutur rektor UPI tersebut.

Sistem pembelajaran bermutu banyak ditentukan oleh kualitas guru. Maka dari itu, kompetensi guru sangat menentukan. Jika bicara mengenai kualitas guru, LPTK yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program pengadaan guru tidak dapat diabaikan dalam Peta Jalan Pendidikan Indonesia (PJPI) 2020-2035.

“Untuk terwujudnya sistem pembelajaran yang bermutu, PJPI perlu memuat dan memberi arah tentang transformasi tata kelola dan pengembangan guru secara nasional,” tegas Prof. Dr. H. Solehudin, M.Pd.

LPTK Mesti Hadir Untuk Memberdayakan Mereka yang Tertinggal

Prof. Dr. Hafid Abas, M.Pd mengajak untuk melihat akar masalah sosial di Indonesia, yakni adanya kesenjangan sosial yang tajam. Ia menekankan laporan Bank Dunia yang menyatakan Indonesia berada dalam peringkat keempat di dunia dalam hal kesenjangan sosial.

Implikasinya adalah kemiskinan massal, disebutkan bahwa ada 13 kelompok masyarakat yang tidak berdaya di Indonesia.

“Menurut Bank Dunia, mereka tidak berdaya karena pendidikannya lapuk, tidak berkualitas, karena ada pergeseran pada sektor ekonomi modern,” ujar ketua senat UNJ tersebut.

Beberapa macam pelapukan pendidikan ini ditandai oleh anggaran pendidikan yang naik namun mutu turun, guru tanpa sertifikasi, 88,8 persen sekolah di bawah standar minimal, serta 4713 PTN dan PTS hanya 96 yang berakreditasi A.

Pendidikan juga harus memberdayakan orang-orang yang tertinggal agar Indonesia maju. Jika tidak dibenahi, maka Indonesia akan retak secara alamiah. Prioritas pendidikan ada di guru, perannya amat penting, ujarnya.

“Saya kira LPTK harus hadir di sini untuk memberdayakan mereka yang tidak berdaya,” tegas Prof. Dr. Hafid Abas, M.Pd.

Recent Posts