Home Blog Page 30

Program StartUp Campus Setara 20 SKS Cetak Technopreneur Muda

0
Sumber gambar: freepik.com

EDURA NEWS, JAKARTA –  Program StartUp Campus diinisiasi oleh Ahmad Zaky Foundation bersama sejumlah lembaga seperti Endeavor Indonesia, 500 Startups, BLOCK71 – NUS, serta didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Mahasiswa yang mengikuti program ini setara dengan mengikuti 20 Satuan Kredit Semester (SKS), hal ini berlaku di semua kampus.

Program ini merupakan bagian dari implementasi program Merdeka Belajar dari kegiatan Kampus Merdeka yang digagas oleh Kemendikbudristek. StartUp Campus menjadi suatu cara yang inovatif untuk mengembangkan keterampilan dan produktivitas mahasiswa.

Direktur Achmad Zaky Foundation, Maryati mengatakan bahwa dengan adanya program ini, Ahmad Zaky Foundation dan patner ingin memfasilitasi para mahasiswa untuk mendapat pengalaman langsung di luar kampus dengan pelatihan yang bersertifikasi.

“Kepada mahasiswa yang memiliki ide, gagasan kreatif silahkan untuk bergabung dalam progam StartUp Campus 2021. Melalui kegiatan ini mahasiswa bisa merintis usahanya untuk menjadi founder dari perusahaan yang diimpikannya. Jangan lupa, mengikuti kegiatan ini juga setara dengan 20 Satuan Kredit Semester (SKS) yang berlaku di semua kampus,” jelas Maryati saat peluncuran pada Senin, (5/6).

Mahasiwa yang akan mengikuti program ini harus membentuk tim yang terdiri dari minimal 2 orang, dengan ide startup yang baik sebagai kriteria penilaian.

Lebih lanjut mengenai kriteria penilaian, iamengatakan ada beberapa penilaian terhadap karya yang dirintis oleh mahasiswa. Pertama, tolak ukur keberhasilan program melibatkan 15-30 tim on boarded. Kedua, tingkat penyelesaian 80 persen. Ketiga, nilai evaluasi mentor dan tingkat kepuasan harus mencapai skala 4 dari 5.

Kriteria tersebut harapannya akan melahirkaninovasi-inovasi berbasis teknologi di masa depan yang berdaya guna tinggi.

Pendaftaran StartUp Campus periode kedua dibuka sejak 1 Juli 2021 sampai dengan 15 Juli 2021. Mahasiswa yang ingin mendaftar dapat mengunjungi bit.ly/TimStartUp.

Satlak TNB UNJ Adakan Pertemuan Antara Tim Dokter dengan Civitas UNJ

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Satlak Tatanan Normal Baru (TNB) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) gelar pertemuan antara tim dokter Satlak TNB UNJ dengan civitas akademika UNJ. Pertemuan ini dilakukan melalui Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung di kanal Youtube Sekretariat STNB UNJ pada Senin, (5/7).

Ketua tim SATGAS Covid-19 UNJ, Dr. Haris melaporkan persiapan yang dilakukan selama pandemi ini. Ia mengarakan bahwa tim ini dan Satlak TNB UNJ dibentuk sejak tahun lalu, mengingat banyaknya pasien positif.

Hal tersebut bermula dari masukan Guru Besar dan para dekan serta tim dokter untuk membuat semacam tim yang melibatkan tim dokter dan psikolog. Tugas tim ini untuk menyampaikan informasi kepada civitas UNJ yang terkonfirmasi positif Covid-19. Dr. Haris mengatakan timnya sudah membuat grup Whatsapp yang jumlah anggotanya sudah ratusan.

“Karena sudah ada 100 lebih [yang tergabung dalam grup Whatsapp tim Satlak Tatanan Normal Baru], maka kami buka Youtube. Insha Allah kegiatan ini akan berlanjut, terprogram, dengan melibatkan tim dokter dan psikolog dari Fakultas Psikologi UNJ,” ujar Haris.

Kemudian Rektor UNJ Prof. Komarudin, M.Si turut memberikan arahan dalam kesempatan ini. Ia mengapresiasi hal-hal yang dilakukan Satlak TNB UNJ dalam masa pandemi ini.

“Saya memandang bahwa, pertama, dari sisi kelembagaan memang ini harus ada legalitasnya, kita sudah punya dua sebenarnya, satu Satgas Covid, kedua Satlak TNB,”

Namun, menurutnya TNB ini kurang pas dalam kondisi sekarang ini karena kondisinya belum normal. Prof. Komarudin menyarankan penamaan baru untuk TNB ini.

Prof. Komarudin menyatakan ia ingin menguatkan sisi kelembagaan, sehingga UNJ nantinya bisa memberikan layanan-layanan seperti mengirimkan paket vitamin atau makanan untuk mereka yang menjalankan isolasi mandiri. Tahun lalu UNJ juga sudah melakukan bantuan-bantuan sosial kepada mahasiswa dan tenaga pendidik.

Lebih lanjut, ia memberi saran untuk menyediakan layanan konsultasi ke dokter dan psikolog, lantaran diskusi-diskusi yang menenangkan sangat diperlukan. Hal ini nantinya bisa disiarkan di Youtube Edura TV.

“Ketiga, saya hanya ingin berharap kepada semuanya keterbukaan informasi, jadi tolong ada pendataan yang saya kira perlu transparan dan ada laporan updatenya,” tegas Prof. Komarudin, M.Si.

Selanjutnya dala acara ini ada pengenalan tim dokter dan tim psikolog oleh dr. Tresnani Anshoriningsih. Setelah itu dirincikan pula jadwal praktik setiap tim dokter UNJ dan teknis konsultasi via daringnya.

Hebat! Pelajar Indonesia Sabet 4 Medali di Olimpiade Informatika Internasional

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Empat siswa Indonesia berhasil meraih satu medali emas dan tiga medali perak pada ajang International Olympiad in Informatics (IOI) ke-33 di Singapura. Kompetisi ini digelar secara daring pada 19 hingga 25 Juni 2021 lalu.

Medali emas diraih oleh Pikatan Arya Bramajati, siswa SMA Semesta BBS Semarang. Tiga medali perak diraih oleh Nicholas Patrick dari SMA Cita Hati Christian Surabaya, Rama Aryasuta Pangestu dari SMAK Kanisius Jakarta dan Edbert Geraldy Cangdinata dari SMA Sutomo 1 Medan.

Acara pengumuman pemenang sekaligus penutupan IOI 2021 secara resmi digelar pada Senin, tanggal 28 Juni 2021 pukul 21.30 WIB dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube IOI Singapura. Pada tahun ini, ada sebanyak 355 peserta dari berbagai negara yang berpartisipasi dalam kompetisi IOI.

Dilansir dari Kompas.com, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Prestasi Nasional, Asep Sukmayadi memberikan keterangan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) secara konsisten mengirimkan anak-anak berprestasi pada kompetisi bidang informatika seperti pada ajang ke-33 IOI tahun 2021.

“Kita memerlukan generasi–generasi atau barisan–barisan dan pasukan-pasukan di berbagai bidang yang harus kita siapkan,” ujar Asep Sukmayadi.

Pada pelaksanaan IOI tahun 2022, Indonesia akan menjadi tuan rumah IOI ke-34, IOI akan digelar DI Yogyakarta.

Sebagai informasi, Indonesia pertama kali mengikuti IOI pada tahun 1995, di Eindhoven, Belanda. Pada saat itu, tim Indonesia berhasil meraih medali perak. Sepanjang keikutsertaan Indonesia dalam IOI, hingga saat ini tim Indonesia berhasil meraih lima medali emas, 28 perak, 40 perunggu, 30 non medalis.

Sumber: Kompas.com

Sumber gambar: BKHM Kemendikbudristek

Indonesia dan Australia Jalin Kerja Sama Kembangkan Keterampilan Digital untuk Pendidikan Vokasi

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto menyampaikan Indonesia sedang membangun infrastruktur digital terpadu sebagai upaya mengikuti perkembangan revolusi industri 4.0.

Dengan ini, keterbukaan dalam menjalin kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan sangatlah penting, termasuk bekerja sama dengan pemerintah Australia dalam meningkatkan pengembangan digital pada pendidikan vokasi.

“Melalui kerja sama dengan Pemerintah Australia ini, kami berharap dapat meningkatkan kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi, khususnya untuk keterampilan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) agar dapat melahirkan sumber daya manusia yang kompeten, terampil, dan berdaya saing sejalan dengan kebutuhan industri serta pertumbuhan wirausaha baru di bidang TIK,” katanya melalui siaran pers, Rabu (30/6).

Komisioner Victoria untuk Asia Tenggara Rebecca Hall juga menyambut baik kesempatan Australia untuk menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi Indonesia.

“Kami menyambut baik kesempatan untuk dapat meningkatkan potensi sumber daya manusia Indonesia dengan berbagi pengalaman kami dalam mengembangkan komponen keterampilan digital ke dalam lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi Indonesia,” ujar Rebecca.

Internation Labour Organization (ILO) mengatakan bahwa permintaan terhadap keterampilan digital di dunia kerja kini semakin besar. Sejumlah prakarsa telah dilakukan baik di tingkat global, regional maupun di tingkat nasional untuk mempersiapkan para negara anggota dalam menghadapi pesatnya perubahan ketenagakerjaan dan usaha.

“Saya mengucapkan selamat atas prakarsa yang telah dilakukan pemerintah Indonesia dan Australia untuk bersama-sama menangani cepatnya perubahan dalam perkembangan keterampilan digital yang saat ini merupakan keterampilan yang paling dibutuhkan,” ujar Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste Michiko Miyamoto.

Dilatarbelakangi oleh kondisi pandemi COVID-1O yang belum juga berakhir maka kolaborasi ini menjadi langkah tepat dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di era industri 4.0, ujar Michiko.

Australia selama beberapa dasawarsa terakhir telah banyak berinvestasi dalam pembelajaran daring. Oleh karena itu, seminar terkait kemitraan antara Indonesia-Australia ini menghadirkan praktik-praktik baik dari Victorian Technical and Further Education (TAFE) dalam membangun sistem pembelajaran jarak jauh dan digital sebagai cara yang efektif untuk menjalankan pelatihan dan pendidikan bagi para siswa secara lebih luas dengan biaya rendah.

Sumber: Sindonews.com

Beasiswa Unggulan 2021 untuk S1, S2, dan S3, Ini Syaratnya

0
Sumber gambar: Freepik.com

EDURA NEWS, JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuka pedaftaran Beasiswa Unggulan 2021 untuk jenjang Sarjana (S1) , Magister (S2) dan Doktoral (S3).

Beasiswa Unggulan 2021 ini dapat diikuti oleh calon mahasiswa baru maupun mahasiswa yang sedang melaksanakan perkuliahan maksimal semester 2 pada saat mendaftar. Pendaftaran dibuka sejak 1 Juli 2021 sampai 15 Agustus 2021.

Pada Beasiswa Unggulan tahun sebelumnya, cakupan Beasiswa Unggulan adalah biaya pendidikan tiap semester, bantuan biaya hidup, serta biaya buku.

Beasiswa Unggulan Masyarakat Berprestasi ini diberikan kepada masyarakat yang berprestasi tingkat internasional dan/atau nasional, berkontribusi kepada daya saing bangsa di segala bidang, dan mahasiswa yang diterima pada Program Studi dan Perguruan Tinggi minimal akreditasi B.

Berikut persyaratan Beasiswa Unggulan 2021 untuk tiap jenjang pendidikan.

(1) Persyararan untuk Program Sarjana (S1)

1. Berusia paling tinggi 22 tahun bagi mahasiswa baru atau paling tinggi 23 tahun untuk yang sedang menempuh perkuliahan (mahasiswa on-going).

2. Dibuka untuk calon mahasiswa (mahasiswa baru) yang sudah mendapatkan surat diterima di perguruan tinggi atau mahasiswa yang baru melaksanakan perkuliahan di semester 1 dan belum mendapatkan KHS ATAU mahasiswa on-going yang sudah memulai perkuliahan maksimal semester 3 atau masuk perkuliahan pada tahun 2020.

3. Mengisi nilai Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) bagi siswa lulusan dalam negeri.

4. Bagi mahasiswa on-going (mahasiswa S1 yang sedang berkuliah): mempunyai nilai IPK minimal 3,25 pada skala 4,00.

5. Membuat karya tulis berupa esai/karangan menggunakan Bahasa Indonesia, dengan ketentuan:
a. Judul/tema: “Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia”.
b. Esai/karangan ditulis pada form Berkas c. Persyaratan minimal 1500 kata.

6. Untuk mahasiswa baru/mahasiswa on-going Program D4 juga bisa mendaftar beasiswa ini (berdasarkan informasi dari Webinar Sosialisasi Beasiswa Unggulan Tahun 2020).

(2) Persyaratan untuk Program Magister (S2)

1. Berusia paling tinggi 32 tahun bagi mahasiswa baru atau paling tinggi 33 tahun untuk yang sedang menempuh perkuliahan;

2. Mempunyai Surat Keterangan Lulus/Letter of Acceptance (LoA) Unconditional bagi mahasiswa yang baru diterima di Perguruan Tinggi ATAU Surat Keterangan Aktif Kuliah dari dekan atau direktur pascasarjana bagi mahasiswa on-going (yang sedang berkuliah) pada Perguruan Tinggi di dalam negeri.

3. Mempunyai nilai IPK S1 minimal 3,25 (skala 4,00) baik untuk mahasiswa baru maupun mahasiswa on-going.

4. Diutamakan bagi mahasiswa yang mempunyai kemampuan bahasa Inggris dengan skor minimal TOEFL ITP 550 atau IBT 61 atau IELTS 6,0.

5. Membuat proposal rencana studi yang berisi alasan mengambil program studi yang dipilih dan rencana penelitian tugas akhir (tesis).

6. Karya tulis berupa esai/karangan menggunakan Bahasa Indonesia, dengan ketentuan:
a. Tema esai/karangan terkait dengan hal yang sudah diperbuat untuk bangsa;
b. Esai/karangan ditulis pada form Berkas c. Persyaratan minimal 1500 kata.

(3) Persyaratan untuk Program Doktoral (S3)

1. Berusia paling tinggi 40 tahun bagi mahasiswa baru atau paling tinggi 41 tahun untuk yang sedang menempuh perkuliahan;

2. Mempunyai Surat Keterangan Lulus/Letter of Acceptance (LoA) Unconditional bagi mahasiswa yang baru diterima di Perguruan Tinggi ATAU Surat Keterangan Aktif Kuliah dari dekan atau direktur pascasarjana bagi mahasiswa on-going (yang sedang berkuliah) pada Perguruan Tinggi di dalam negeri.

3. Mempunyai nilai IPK S2 minimal 3,40 (skala 4,00) baik untuk mahasiswa baru maupun mahasiswa on-going.

4. Diutamakan bagi mahasiswa yang mempunyai kemampuan bahasa Inggris dengan skor minimal TOEFL ITP 550 atau IBT 61 atau IELTS 6,0.

5. Membuat proposal rencana studi yang berisi alasan mengambil program studi yang dipilih dan rencana penelitian tugas akhir (disertasi).

6. Karya tulis berupa essay/karangan menggunakan Bahasa Indonesia, dengan ketentuan:
a. Tema esai/karangan terkait dengan hal yang sudah diperbuat untuk bangsa.
b. Esai/karangan ditulis pada form Berkas c. Persyaratan minimal 1500 kata.

Informasi lebih lengkapnya dapat dilihat melalui laman https://puslapdik.kemdikbud.go.id/

Kemendikbudristek Gelar Lomba Inovasi Musik Nusantara

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Yayasan Atma Nusvantara Jati (Atsanti Foundation) gelar Lomba Inovasi Musik Nusantara (Linmtara) 2021.

Linmtara 2021 digelar untuk memajukan musik nusantara. Dalam momen ini, Kemendikbudristek mengajak pegiat musik untuk berinovasi dan berkreasi dalam musik nusantara, sebagai bentuk pelestarian budaya bangsa di tengah banyaknya tantangan budaya global.

Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru (PMMB) Kemendikbudristek menjadi inisiator dan fasilitator rangkaian kegiatan Linmtara 2021 ini. Kegiatan ini dimulai dengan digelarnya webinar bertajuk “Eksistensi Musik Nusantara dalam Perspektif Konservasi dan Inovasinya” pada Kamis, (1/7).

“Kami mengajak seluruh insan musik Tanah Air, terutama pegiat musik tradisi, untuk berkreasi dalam menciptakan lagu baru yang akan memperkaya variasi bentuk musik Nusantara. Kami ingin menjelajahi berbagai kemungkinan interaksi musik Nusantara di tengah era digital dengan tetap memperhatikan basis identitas budaya bangsa yang beragam,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, dilansir dari Republika.co.id.

Pendaftaran lomba Linmtara 2021 dibuka sejak tanggal 1 Juli 2021 sampai 31 Agustus 2021. Dalam Linmtara 2021 ini, peserta lomba diwajibkan menciptakan lagu menggunakan seutuhnya musik tradisi nusantara atau juga bisa mengolaborasikan musik tradisi dengan instrumen non-tradisi dengan presentase maksimal 25 persen.

Sumber: Republika.co.id

Tokoh Pendidikan UNJ, Prof. Conny R. Semiawan Meninggal Dunia

0

EDURA NEWS, JAKARTA –  Prof. Conny R. Semiawan, rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta) periode 1984-1992 meninggal dunia pada Kamis, (2/7). Ia mengembuskan nafas terakhirnya di RS. Siloam Mampang, Jakarta Selatan, pada 1 Juli 2021 pukul 09.21 WIB.

Jenazah rektor perempuan pertama di Indonesia tersebut dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan.

Prof. Conny R. Semiawan lahir di Ngawi, Jawa Timur, pada 6 November 1930. Ia merupakan penulis dan tokoh pendidikan dengan kompetensi pedagogi. Selain rektor, ia juga guru besar pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Prof. Conny merupakan salah satu peraih gelar doktor pertama di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta. Ia meraih gelar doktor pada 1978 bersama Ahmad Subroto, dua tahun setelah IKIP Jakarta membuka program doktor pada 1976.

Kemudian pada tahun 2015 Prof. Conny menerima penghargaan dari UNESCO yang diberikan kepada tokoh nasional yang berjasa di bidang pendidikan, kebudayaan, sains, dan komunikasi.

“Kami keluarga besar UNJ merasa kehilangan atas  kepulangan Prof. Conny R. Semiawan ke rahmatullah. Beliau adalah guru dan pendidik yg memiliki pemikiran besar dalam memajukan pendidikan nasional. Pemikiran dan agenda pemajuan pendidikan yg mengutamakan peserta didik dg CBSA menjadi milestone perubahan paradigma  pendidikan modern Indonesia,” tutur Rektor UNJ Prof. Komarudin, M.Si.

Prof. Komarudin mengungkapkan terima kasihnya kepada Prof. Conny atas dedikasinya yang sangat luar biasa melalui berbagai karya-karya pemikiran untuk kemajuan dunia pendidikan di Indonesia, khususnya IKIP Jakarta sekarang menjadi UNJ.

“Selamat Jalan Guru Bangsa. Dedikasimu dalam dunia pendidikan akan selalu kami kenang,” ujarnya.

SDM Unggul dengan Karakter Pelajar Pancasila

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Program Doktoral Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) gelar seminar nasional bertajuk “Antara SDGs dan COVID-19: Menyelamatkan Kualitas Pendidikan di Masa Pandemi COVID-19” pada Rabu, (30/6). Seminar nasional ini digelar secara daring melalui Zoom Meeting dan siaran langsung melalui kanal Youtube Edura TV.

Ada empat narasumber yang dihadirkan untuk menjawab permasalahan pendidikan Indonesia di masa pandemi ini, yaitu Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas Dr. Ir. Subandi Sardjoko, M.Sc, Pengamat Pendidikan Prof. Yudi Latif, Ph.D, Koordinator Penjaminan Mutu Pendidikan dan Kerjasama, Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen Katman, S.Pd, M.A, dan Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Dr. Jejen Musfah, M.A.

Materi ketiga mengenai ”Kebijakan Kemendikbudristek Memastikan Target SDGs-4 dalam Masa Pandemi COVID-19” dipaparkan oleh Koordinator Penjaminan Mutu Pendidikan dan Kerjasama, Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen Katman, S.Pd, M.A.

Ia memaparkan mengenai isu pencapaian pendidikan pada masa pandemi COVID-19 dan kebijakan Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen. Pandemi COVID-19 berdampak pada akses, mutu dan psikososial, ujarnya. Misalnya mendorong putus sekolah, penurunan capaian belajar, dan kekerasan pada anak dan risiko eksternal.

“Salah satu upaya untuk mendukung terwujudnya sumber daya manusia unggul ini adalah dengan mengondisikan para peserta didik atau lulusan dari pendidikan dasar dan pendidikan menengah ini memiliki kompetensi sebagai profil Pelajar Pancasila,” ujarnya.

Pelajar Pancasila maksudnya mampu bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebhinnekaan global.

Selain itu, Kemendikbud juga telah menerbitkan beberapa episode Merdeka Belajar. Strategi implementasinya antara lain dengan program Sekolah Penggerak sebagai katalis untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia.

Selanjutnya, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Dr. Jejen Musfah, M.A memaparkan materi dengan judul “Guru Sejahtera, Masyarakat Sejahtera”.

Ia mengatakan bahwa pelatihan-pelatihan untuk para guru sudah banyak dilakukan pemerintah, namun tidak semua guru bisa mengakses pelatihan tersebut karena terkendala internet.

“Yang menarik dari guru ini adalah mereka subjek sekaligus objek dari kebijakan yang akan mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia,” ujarnya.

Guru menjadi kunci kualitas pendidikan, maka dari itu PGRI ada sebagai wadah pemberdayaan para guru. Pada prinsipnya, PGRI bergerak dalam tiga hal, yakni dalam pengembangan kompetensi, perlindungan guru dan kesejahteraan guru. Dalam hal kompetensi, PGRI telah melakukan banyak pemberdayaan mengenai teknologi untuk mengembangkan literasi digital, ujar Jejen Musfah, M.A.

Pengamat Pendidikan: Pandemi Perparah Kesenjangan Akses dan Mutu Pendidikan

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Program Doktoral Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) gelar seminar nasional bertajuk “Antara SDGs dan COVID-19: Menyelamatkan Kualitas Pendidikan di Masa Pandemi COVID-19” pada Rabu, (30/6). Seminar nasional ini digelar secara daring melalui Zoom Meeting dan siaran langsung melalui kanal Youtube Edura TV.

Ada empat narasumber yang dihadirkan untuk menjawab permasalahan pendidikan Indonesia di masa pandemi ini, yaitu Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas Dr. Ir. Subandi Sardjoko, M.Sc, Pengamat Pendidikan Prof. Yudi Latif, Ph.D, Koordinator Penjaminan Mutu Pendidikan dan Kerjasama, Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen Katman, S.Pd, M.A, dan Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia dan Staf Ahli Komite III DPD RI Dr. Jejen Musfah, M.A.

Materi pertama mengenai ”Pembangunan Pendidikan dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan: Kualitas Pendidikan dan Permasalahannya” dipaparkan oleh Dr. Ir. Subandi Sardjoko, M.Sc sebagai Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas.

Ia menyampaikan mengenai kerangka pikir pembangunan manusia yang berlandaskan Tiga Pilar Pembangunan, yaitu layanan dasar dan perlindungan sosial, produktivitas, dan pembangunan karakter. Salah satunya dengan pemerataan layanan pendidikan berkualitas.

Subandi Sardjoko memaparkan data permasalahan pendidikan di Indonesia, yakni tingkat literasi di Indonesia, masalah tingkat penyelesaian pendidikan di tiap provinsi, dan masalah anak-anak Indonesia yang tidak bersekolah.

Kemudian masalah diperparah dengan adanya pandemi, pada akhir 2020 masih ada 12.548 desa/kelurahan yang masih belum memiliki layanan seluler 4G, sehingga banyak siswa/mahasiswa yang kesulitan dalam mengakses layanan internet.

Beberapa langkah pemulihan pendidikan di masa pandemi adalah dengan meningkatkan koordinasi dengan pemangku kebijakan lain dalam menyelesaikan tantangan penyediaan layanan pendidikan jarak jauh (PJJ), meningkatkan kompetisi sumber daya manusia, dan mempersiapkan langkah-langkah pemulihan (recovery) pasca pandemi untuk menekan penurunan kemampuan siswa (learning losses).

“Ini adalah tantangan bagi guru untuk lebih adaptif dalam penguasaan teknologi dan menjaga kemampuan pedagogis dalam proses PJJ, dan siswa juga dituntut tidak hanya menjadi konsumen pendidikan, namun juga dapat mandiri dalam belajar, jadi ini student-centered learning,” tuturnya.

Pendidikan Indonesia: Ketidakmerataan Akses dan Mutu

Pemaparan dilanjutkan oleh Pengamat Pendidikan Prof. Yudi Latif, Ph.D yang akan memaparkan tentang “Mengulas Situasi Kebijakan Dunia Pendidikan di Indonesia dan Strategi yang Ditetapkan Pemerintah Serta Kondisi di Lapangan”.

“Bukan saja kita mengalami kesenjangan dalam arti akses pendidikan, misalnya saja rasio guru dan murid, itu kalau kita lihat secara umum national level, rasio guru-murid di Indonesia itu jauh lebih baik dari Korea Selatan. Tapi kalau kita cek di lapangan, ternyata guru tidak tersebar secara merata. Guru kebanyakan terkonsentrasi di Jawa,” ujar Prof. Yudi Latif, Ph.D.

Ia berpendapat bahwa permasalahan pendidikan di Indonesia itu maslah pemerataan. Konsekuensi dari ketidakmerataan ini adalah kesenjangan mutu pendidikan yang lebar. Akses dan mutu menjadi masalah besar, dan pandemi Covid-19 ini akan membuat kesenjangan makin lebar, ujarnya. Ia mengatakan pendidikan Indonesia harus lebih memperhatikan mereka yang tidak mendapat akses terhadap pendidikan.

Lebih lanjut, Yudi Latif memaparkan bahwa pandemi Covid-19 ini menyadarkan ada banyak keragaman ruang, orang,, peradaban, dan politik pendidikan di Indonesia perlu menerapkan kebijakan asimetri. Salah satunya denga desentralisasi secara parsial, urusan sarana prasarana fisik diserahkan ke daerah, urusan pembinaan kurikulum dan guru jadi tanggung jawab pusat.

Materi selanjutnya disampaikan oleh Koordinator Penjaminan Mutu Pendidikan dan Kerjasama, Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen Katman, S.Pd, M.A yang akan membahas “Kebijakan dan Strategi Kemendiskbudristek dalam Mengimplementasikan Kebijakan Pemerintah Pusat dan Koordinasinya Pada Pemerintah Daerah, Para Pengelola Satuan Pendidikan dan Lainnya” dan Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Dr. Jejen Musfah, M.A. yang akan membahas “Peran PGRI Serta Program-Program yang Telah Dilaksanakan Untuk Mendukung Upaya Pemerintah Dalam Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas”.

Mahasiswa Pascasarjana Manajemen Pendidikan UNJ Gelar Seminar Nasional tentang Pendidikan

0

EDURA NEWS, JAKARTA – Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) gelar seminar nasional bertajuk “Antara SDGs dan COVID-19: Menyelamatkan Kualitas Pendidikan di Masa Pandemi COVID-19” pada Rabu, (30/6). Seminar nasional ini digelar secara daring melalui Zoom Meeting dan siaran langsung melalui kanal Youtube Edura TV.

Ada empat narasumber yang dihadirkan untuk menjawab permasalahan pendidikan Indonesia di masa pandemi ini, di antaranya:  (1) Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas Dr. Ir. Subandi Sardjoko, M.Sc yang akan membahas “Kebijakan dan Strategi Pemerintah Dalam Memastikan Pencapaian Tujuan Untuk Mencapai Pendidikan Yang Berkualitas”; (2) Pengamat Pendidikan Prof. Yudi Latif, Ph.D yang akan memaparkan tentang “Mengulas Situasi Kebijakan Dunia Pendidikan di Indonesia dan Strategi yang Ditetapkan Pemerintah Serta Kondisi Di Lapangan”;  (3) Koordinator Penjaminan Mutu Pendidikan dan Kerjasama, Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen, Kemendikbudristek Katman, S.Pd, M.A yang akan membahas “Kebijakan dan Strategi Kemendiskbudristek dalam Mengimplementasikan Kebijakan Pemerintah Pusat dan Koordinasinya Pada Pemerintah Daerah, Para Pengelola Satuan Pendidikan dan Lainnya”; dan terakhir (4) Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia dan Staf Ahli Komite III DPD RI Dr. Jejen Musfah, M.A. yang akan membahas “Peran PGRI Serta Program-Program yang Telah Dilaksanakan Untuk Mendukung Upaya Pemerintah Dalam Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas”.

Rektor UNJ Prof. Dr. Komarudin, M.Si dalam sambutannya memaparkan tingkat pengangguran di Indonesia yang meningkat selama pandemi COVID-19. Tantangan yang tidak sederhana ini memerlukan strategi perguruan tinggi untuk menyelamatkan kualitas para sarjana dan pascasarjana, umumnya kualitas pendidikan di masa pandemi.

“Untuk menyelamatkan kualitas pendidikan di masa pandemi COVID-19 ini maka perlu dirumuskan desain dan strategi pendidikan yang tepat dan dapat diturunkan dalam bentuk kebijakan dan program-program yang nyata,” ujarnya.

Prof. Dr. Komarudin, M.Si berharap semua yang mengikuti seminar nasional ini dapat mengetahui strategi pemerintah melalui paparan narasumber dan pandangan para ahli pendidikan dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional dalam masa pandemi COVID-19.

Direktur Pascasarjana UNJ Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd mengatakan bahwa seminar ini diinisiasi oleh mahasiswa Program Doktoral Manajemen Pendidikan Pascasarjana UNJ Kelas Non Reguler dalam rangka tugas akhir mata kuliah Manajemen Satuan Pendidikan.

Tema yang diusung ini berangkat dari kegelisahan para mahasiswa dalam melihat fenomena pendidikan yang terjadi pada masa pandemi. Di masa ini, dunia pendidikan Indonesia mengalami berbagai hambatan dalam proses pembelajaran lantaran pembelajaran dilaksanakan dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Recent Posts