Home Blog Page 20

Prof. Dewi Susita : Di Era Globalisasi Diperlukan Transformasi Perilaku Organisasi

0

EDURANEWS, JAKARTA-  Globalisasi telah mengubah pola kerja organisasi di seluruh Indonesia.  Dalam orasi ilmiah Prof. Dewi Susita dengan judul “Model Transformasi Perilaku Organisasi Menghadapi Tantangan Global” (6/10). 

Orasi ilmiah ini hasil dari pemikiran dan juga hasil beberapa penelitian mengenai perilaku organisasi dan pemimpin organisasi untuk menyikapi tantangan global. Prof. Dewi Susita banyak menelaah perilaku organisasi dalam menghadapi tantangan global.  Terutama mengenai isu digital dan yang terbaru tantangan dari covid 19. 

“Hendaknya SDM organisasi memiliki kualifikasi psikologis mindset global,” ucap Prof. Dewi Susita. 

Dalam amatan Prof. Dewi Susita, globalisasi banyak mempengaruhi terhadap praktik SDM. Ini mengubah pelbagai organisasi dalam menyusun perencanaan dan strategi sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi. Apalagi organisasi mempunyai tantangan yang berat dalam mempertahankan keunggulan kompetitif. 

Globalisasi juga mendorong pelbagai permasalahan yang mengacu pada konektivitas ekonomi, politik, sosial, nilai, teknologi dan integritas budaya berbagai bangsa. 

Transformasi Perilaku Organisasi

Inilah yang menurut Prof, Dewi Susita yang menyebabkan globalisasi mempunyai pengaruh terhadap praktik sumber daya manusia (MSDM) dalam suatu organisasi dalam indikasinya pada keunggulan kompetitif. 

“Keberhasilan manajemen dan pemimpin adalah yang  dapat menciptakan manusia yang inovatif dan menjadi solusi tantangan global,” ucap Prof. Dewi Susita. 

Organisasi yang berhasil juga memperhatikan tantangan global seperti persaingan, kekuatan tenaga kerja, budaya, teknologi, inovasi hukum politik dan ekonomi. 

Prof. Dewi Susita sangat memperhatikan perilaku organisasi terutama faktor pimpinan dalam menciptakan SDM unggul. 

Berdasarkan hasil survei Nasional Association of Colleges and Employers USA (2002) sikap sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan seseorang. Pemecatan yang terjadi di setiap perusahaan berkaitan  karena sikap Begitu juga The Carnegie Institute yang menganalisis bahwa 85 % kesuksesan berkaitan dengan kepribadian dan sikap.   

Begitu juga laporan Gallup di tahun 2016  karakteristik di generasi milenial tak punya keterikatan pekerjaan, memiliki perspektif global, ingin bebas dari aturan tempat kerja dan standar kinerja manajemen perusahaan. Digitalisasi juga melekat pada generasi ini. Perubahan perilaku para milenial digital ini diperlukan penanganan yang spesifik. 

“Manajemen yang baik dan kepemimpinan yang efektif diharapakan mampu mengelola perilaku individu termasuk resitensi perubahan perilaku individu,” ucap Prof. Dewi Susita.

Prof. Dewi Susita menyatakan pemimpin harus bisa mengajak setiap individu dalam melakukan perubahan antara lain transformasi digital. Ada keterikatan yang menarik antara transformasi digital dengan pendapatan perusahaan, ini bisa dilihat dari perusahaan seperti Nike, Disney dan Amazon.

 

Prof. Hafid Abbas : UNJ Terlihat Menjadi Center of Excellence Bidang PPKn

0

EDURANEWS, JAKARTA-  Pengukuhan guru besar tetap Prof. Sarkadi dan Prof. Etin Solihatin bertepatan pada kejadian historis yang penting yaitu masyarakat internasional sedang memperingati hari guru dan dosen Internasional. Pada hari ini pula masyarakat Indonesia sedang  memperingati hari TNI yang ke 76.  

Prof. Hafid Abbas dalam sambutannya menjelaskan Hari guru internasional 5 oktober mengadopsi status guru pada 1966 yang memberikan landasan internasional terhadap hak dan kewajiban guru. Orasi ilmiah kedua guru besar ini menempatkan guru sebagai topik yang sangat penting.

Orasi ilmiah Prof. Sarkadi memperkuat dan memberikan keyakinan pada masyarakat luas bahwa PPKN merupakan pembelajaran yang sangat penting. 

“PPKN ditempatkan sebagai wahana menciptakan masyarakat yang cerdas dan terampil,” ucap Prof. Hafid Abbas.   

Begitu pula orasi ilmiah Prof. Etin yang  meneguhkan  pendidikan nasional harus berfungsi dan berkarakter yang tercermin pada perilaku dengan hubungannya dengan  tuhan, dirinya, sesama manusia, dan lingkungan semesta. 

Kini UNJ khususnya  PPKN bertambah guru besar yang memiliki keilmuan yang sangat spesifik di bidangnya. Prof,. Sarkadi dalam bidang Ilmu Manajemen Pembelajaran PPKn  dan Prof. Etin di bidang Teknologi Pendidikan  PPKn.

“Dengan tambahan guru besar, UNJ kini  terlihat sudah center of excellent di bidang PPKN,” ucap Prof. Hafid Abbas.

Kini ada lima pakar di bidang PPKn sebagai center of excellent yang dimiliki UNJ. 

“Kedepannya  kemungkinan bidang pembelajaran PPKN ini berpusat berada di kelima guru besar ini,” kata Prof. Hafid Abbas.

Semoga dengan tambahan para guru besar ini menjadikan Universitas Negeri Jakarta dapat meraih mimpinya menjadi universitas yang bereputasi di Asia.

Orasi Ilmiah Prof. Sarkadi : Perspektif Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Abad 22

0

EDURANEWS, JAKARTA: Dua guru besar  telah dikukuhkan di Aula Latief Universitas Negeri Jakarta (5/10). Prof. Sarkadi anak dari seorang buruh tani adalah salah satu guru besar yang telah dikukuhkan di bidang Ilmu Manajemen Pembelajaran PPKn. 

Pendidikan menjadi kunci dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing. Ini dapat diwujudkan ketika setiap individu memiliki beragam kompetensi yang dibutuhkan bagi kehidupan bermasyarakat.

“Era global tidak bisa dihindari termasuk Indonesia,” ucap Prof.Sarkadi memulai orasinya dengan memberikan perspektif perkembangan global saat ini. 

Di era global inilah pendidikan diharapkan menjadi salah satu  pilar dalam meningkatkan produktivitas bagi bangsa. Kualitas inilah yang akan bermuara pada daya saing bangsa. 

Pelangi Pengetahuan-Keterampilan Abad 21

Partnership for 21st Century Skill (P21) telah mengidentifikasi keterampilan yang harus dimiliki di Abad 21. Keterampilan itu adalah keterampilan kecakapan hidup dan karir, keterampilan belajar dan inovasi, serta keterampilan teknologi dan media. 

Penggunaaan teknologi menjadi kunci dalam pendidikan di abad 21. Era ini disebut sebagai era digital di mana informasi mudah dan cepat menyebar ke segala lini. 

Prof. Sarkadi menekankan pada bagian inti keterampilan dasar yang harus dimiliki peserta didik. Kemampuan inilah meliputi reading, writing, arithmathic. Kemampuan ini melengkapi dari kemampuan atau keterampilan dalam belajar dan inovasi. 

“Keterampilan ini dikenal dengan calistung, ” kata Prof. Sarkadi. Artinya dengan kemampuan dasar inilah peserta didik dapat berhasil dalam pendidikan dan juga bermasyarakat.  

Selain itu, Prof Sarkadi juga menekankan pada keterampilan belajar dan inovasi mesti yang mesti dikembangkan dengan konsep berpikir kritis. Konsep berpikir kritis harus ada di setiap pembelajaran dan melibatkan peserta didik. 

“Proses pembelajaran terjadi karena adanya komunikasi,” ucap Prof. Sarkadi.

Maka diperlukan keterampilan komunikasi dalam proses penyampaian ide atau gagasan informasi. Kompetensi ini perlu dipelajari oleh peserta didik. 

Mengenai konten pembelajaran  Prof. Sarkadi menjelaskan mengenai pembelajaran konten akademis yang memuat tema-tema interdisipliner abad 21. 

“Pembelajaran di sekolah harus memasukan konten yang tidak hanya berfokus pada penguasaan mata pelajaran utama,” kata Prof. Sarkadi

Civil Literacy atau literasi sipil/kewarganegaraan menjadi salah satu konten akademis yang sangat penting dipelajari peserta didik abad 22. 

Pendidikan Kewarganegaraan Abad 22

Prof. Sarkadi percaya bahwa PPKn menjadi wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter dan setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir. 

“Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya menekankan aspek pengetahuan saja,” ucap Prof Sarkadi, “Tetapi juga menekankan karakter dan keterampilan yang perlu dimiliki setiap warga negara,” lanjutnya penuh keyakinan. 

Amatan Prof. Sarkadi Pembelajaran PPKn di Indonesia belum sepenuhnya memuat materi yang mengarah kepada pembentukan warga negara global. 

Selama 27 tahun Prof. Sarkadi mengamati perkembangan pembelajaran PPKn. Dalam aspek pelaksanaan pembelajaran ada beberapa kendala yang sering terjadi ; pembelajaran yang hanya menekankan aspek pengetahuan saja da masih bersifat tekstual, kurangnya kompetensi guru dalam menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, serta pembelajaran terkesan berpusat pada guru. 

Abad 22 perlu didukung dengan keberadaan pendidikan dan pembelajaran PPKn dalam membentuk warga negara global yang baik dan cerdas. 

Prof. Sarkadi menekankan pada rekonstruksi pembelajaran PPKn yang berkualitas. Ketermapilan ini diperlukan untuk menjadikan peserta didik mampu menjadi warga negara global. Penambahan keterampilan baru  perlu direalisasikan seperti care (kepedulian), culture (kebudayaan), connection (koneksi), dan community (komunitas).  

Manajemen dalam pembelajaaran PPKn pun mutlak diperlukan dalam pembelajaran di abad 22. Manajemen itu meliputi perencanaan, pelaksanaan pembelajaraan, evaluasi pembelajaraan.

“Manajemen yang baik maka tuntutan terciptanya kualitas pembelajaran sesuai dengan tuntutan abad 22 dapat diperoleh,” pungkas Prof.Sarkadi.

 

 

Guru Kabupaten Indramayu Siap Gunakan Pengukuran Toleransi Sosial Menjadi Instrumen Pembelajaran PPKn

0

EDURANEWS, JAKARTA: Guru-guru PPKn SMP Kabupaten Indramayu siap menjadikan instrumen pengukuran toleransi sosial. Setelah mendapatkan pelatihan tentang “Penggunaan Instrumen Pengukuran Toleransi Sosial Sebagai Bagian Dari Penilaian Afeksi Pada Guru PPKN di Kabupaten Indramayu”.

BACA JUGA: Pengukuran Toleransi Sosial Diarahkan Menjadi Instrumen Indeks Toleransi Masyarakat di Indonesia

Acara tersebut merupakan Pengabdian Masyarakat (P2M) dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Penelitian yang dipakai untuk kegiatan tersebut milik Profesor Komarudin yaitu “Toleransi Sosial: Persemaian dan Pengukurannya dalam Pembelajaran PPKn”.

Profesor Komarudin menyadari betul masyarakat multikultural diperlukan toleransi sosial sebagai sendi berbangsa dan bernegara. Dalam lingkup pendidikan, pembelajaran PPKn menjadi jalan menguatkan nilai toleransi peserta didik.

Kasi Kurikulum dan Peserta DIdik SMP, Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu Dr. H. Pendi Susanto, M.Pd mengatakan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para guru. Sejauh ini belum ada instrumen yang dapat mengukur sejauh mana sikap toleransi itu. Dengan adanya pengukuran toleransi sosial guru bisa menyertakannya dalam pembelajaran PPKn.

“Selain itu, karena pembelajaran PPKn bersifat value based education. Sehingga dalam ranah penilaian tidaklah melulu aspek kognitif. Maka pembelajaran ini harus secara komprehensif memenuhi kemampuan siswa,” ujar Pendi Susanto.

Instrumen toleransi sosial merupakan penelitian yang dikembangkan Profesor Komarudin sejak 2012/2013. Diskursus ini terus mengalami penyempurnaan dan pembakuan dengan melakukan survei pada kelompok masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan dengan berbagai demografi masyarakat.

BACA JUGA: Orasi Ilmiah, Prof. Komarudin : Pembelajaran PPKn Kunci Persemaian Toleransi Sosial

Ada tiga dimensi sosial yang ditemukan yaitu agama, etnik dan politik. Pengukuran toleransi sosial pun dilakukan agar mengetahui indeks toleransi sosial. Terutama pengukuran mengenai afektif. 

 

Pembelajaran PPKn Harus Dapat Menyentuh Perubahan Sikap Toleransi Peserta Didik

0

EDURANEWS, JAKARTA: Dalam acara Pengabdian Masyarakat (P2M) bertajuk “Pelatihan Penggunaan Instrumen Pengukuran Toleransi Sosial Sebagai Bagian Dari Penilaian Afeksi Pada Guru PPKN di Kabupaten Indramayu”, para guru dihimbau untuk dapat memperhatikan perubahan sikap siswa dalam pembelajaran PPKn 

Acara ini bertujuan untuk mengoptimalkan perubahan sikap yang mengarah pada toleransi peserta didik. Toleransi sosial adalah kesadaran kehidupan bersama di tengah masyarakat yang multietnik dengan perbedaan keyakinan agama dan preferensi politik.

BACA JUGA: Pengukuran Toleransi Sosial Diarahkan Menjadi Instrumen Indeks Toleransi Masyarakat di Indonesia

Profesor Sarkadi yang juga menjadi pemateri dalam acara ini mengatakan bahwa pembelajaran PPKn lebih tepat bila diterapkan dalam aspek afektif atau kecenderungan sikap. Karena kontekstualisasi dalam bermasyarakat dan bernegara agar lebih dapat terlihat.

“Dalam mengukur seberapa jauh efektifitasnya dapat saja memakai metode observasi,” ujar Profesor Sarkadi.

Selain itu, Profesor Komarudin menambahkan bahwa pengukuran afektif dapat juga menggunakan instrumen kuesioner. Ia menambahkan bahwa penelitiannya dapat menjadi alternatif dalam mengukur sikap peserta didik.

BACA JUGA: Professor Komarudin Lakukan Pengabdian Masyarakat (P2M) Untuk Guru SMP Se-Kabupaten Indramayu

Pendidikan menjadi jalan terciptanya masyarakat yang penuh toleransi sosial. Terkhusus mengenai pendidikan formal dalam pembelajaran PPKn. Pelajaran tersebut dipercaya sebagai wahana pengetahuan yang integratif dalam menciptakan kecakapan kewarganegaraan. Profesor Komarudin menyebut secara khusus pengembangan pembelajaran PPKn ini sebagai pedagogi toleransi sosial. 

“Pendidikan sesungguhnya menjadi lembaga yang pas untuk menumbuhkembangkan toleransi sosial,” ucap Profesor Komarudin. 

Pedagogi toleransi sosial inilah yang diharapkan adanya perubahan sikap dan perilaku yang membentuk habitus dan menciptakan karakter.

 

Pengukuran Toleransi Sosial Diarahkan Menjadi Instrumen Indeks Toleransi Masyarakat di Indonesia

0

EDURANEWS, JAKARTA: Di tengah tantangan disintegrasi bangsa yang saat ini semakin marak di kalangan masyarakat, perlu adanya upaya dalam melakukan persemaian toleransi sosial.

Sejatinya, upaya itu bertujuan untuk membangun kesadaran kehidupan bersama di tengah masyarakat yang multietnik dengan perbedaan keyakinan agama dan preferensi politik.

Professor Komarudin, yang sudah hampir sepuluh tahun meneliti tentang toleransi sosial ini, mengatakan bahwa saat ini risetnya sedang menjalani pembakuan dengan mengujicobakan sebanyak mungkin pada berbagai kelompok masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan dengan berbagai demografi masyarakat.

“Ke depan, penelitian ini dapat diproyeksikan sebagai instrumen pengukur indeks toleransi masyarakat di Indonesia,” ujarnya dalam acara pelatihan ini Guru PPKN di Kabupaten Indramayu (02/10//2021).

Dari hasil riset tersebut, kemudian Profesor Komarudin melakukan Pengabdian Masyarakat (P2M) bertajuk “Pelatihan Penggunaan Instrumen Pengukuran Toleransi Sosial Sebagai Bagian Dari Penilaian Afeksi Pada Guru PPKN di Kabupaten Indramayu”.

P2M tersebut mendorong para guru SMP dalam menjadikan instrumen pengukuran toleransi sosial sebagai penilaian dalam pembelajaran PPKn. Diharapkan dengan akurasi penilaian afektif pada siswa, guru dapat objektif melakukan evaluasi.

BACA JUGA: Guru Kabupaten Indramayu Siap Gunakan Pengukuran Toleransi Sosial Menjadi Instrumen Pembelajaran PPKn

Instrumen toleransi sosial merupakan penelitian yang dikembangkan Profesor Komarudin sejak 2012/2013. Diskursus ini terus mengalami penyempurnaan dan pembakuan dengan melakukan survei pada kelompok masyarakat. Baik di perkotaan maupun pedesaan dengan berbagai demografi masyarakat.

Ada tiga dimensi sosial yang ditemukan yaitu agama, etnik dan politik. Pengukuran toleransi sosial pun dilakukan agar mengetahui indeks toleransi sosial. Terutama pengukuran mengenai afektif. 

Professor Komarudin telah menjadi Guru Besar Tetap UNJ di bidang Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sewaktu dilantik, beliau menyampaikan orasi ilmiah dengan judul, “Toleransi Sosial: Persemaian dan Pengukurannya dalam Pembelajaran PPKn”.

Ada tiga sintesis penting yang diungkapkan dalam penelitiannya. Pertama, konstruksi dimensi dan indikator toleransi sosial. Kedua, instrumen baku mengukur toleransi sosial. Ketiga, aplikasi pengolahan data mengukur indeks toleransi sosial. Ketiga sintesis inilah menjadi kunci serta kebaruan atau novelty yang didapatkan Professor Komarudin dalam penelitiannya.

BACA JUGA: Orasi Ilmiah, Prof. Komarudin : Pembelajaran PPKn Kunci Persemaian Toleransi Sosial

 

Professor Komarudin Lakukan Pengabdian Masyarakat (P2M) Untuk Guru SMP Se-Kabupaten Indramayu

0

EDURANEWS, JAKARTA: Dalam menjalankan amanah Tri Dharma Perguruan Tinggi, Profesor Komarudin memberikan pelatihan kepada guru PPKN tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se-Kabupaten Indramayu (02/10//2021). 

Pelatihan ini bertajuk “Pelatihan Penggunaan Instrumen Pengukuran Toleransi Sosial Sebagai Bagian Dari Penilaian Afeksi Pada Guru PPKN di Kabupaten Indramayu”. Selain itu kegiatan ini juga terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata bagi mahasiswa.

BACA JUGA: Orasi Ilmiah, Prof. Komarudin : Pembelajaran PPKn Kunci Persemaian Toleransi Sosial

“Semoga mahasiswa yang ikut dalam KKN ini mendapatkan pengalaman dan pembelajaran nyata dari masyarakat,” ungkap Profesor Komarudin.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi guru PPKN tingkat SMP dalam menggunakan instrumen pengukuran toleransi sosial dalam pembelajaran PPKn. Terutama dalam aspek afektif atau kecenderungan sikap.

“Toleransi sosial ini penting, dalam konteks berbangsa dan bernegara, agar kesatuan dan persatuan tetap terjaga. Tidak ada lagi disintegrasi di kalangan masyarakat,” ujar Profesor Komarudin.

Instrumen toleransi sosial merupakan penelitian yang dikembangkan Profesor Komarudin sejak 2012/2013. Diskursus ini terus mengalami penyempurnaan dan pembakuan dengan melakukan survei pada kelompok masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan dengan berbagai demografi masyarakat.

Ada tiga dimensi sosial yang ditemukan yaitu agama, etnik dan politik. Pengukuran toleransi sosial pun dilakukan agar mengetahui indeks toleransi sosial. Terutama pengukuran mengenai afektif. 

Asimilasi menjadi toleransi paling tinggi. Perbedaan etnik maupun politik diperlukan sikap asimilasi dalam mengurai perpecahan. 

“Toleransi adalah kesadaran untuk hidup berdampingan dengan saling menghargai antar kelompok masyarakat,” tutur Profesor Komarudin.

BACA JUGA: Guru Kabupaten Indramayu Siap Gunakan Pengukuran Toleransi Sosial Menjadi Instrumen Pembelajaran PPKn

Inilah Pemenang Kejuaraan Bulutangkis UNJ Open 2021

0

EDURANEWS, JAKARTA.  Kejuaraan Bulutangkis UNJ Open 2021 berlangsung 18-19 September di GOR UNJ. Kejuaraan dibagi dalam tiga kategori ; Ganda Dewasa Putra, Ganda Dewasa Prestasi dan Ganda Dewasa Eksekutif. Kejuaraan Bulutangkis ini menjadi momentum untuk menggelorakan kembali bulutangkis serta menjadi ajang silaturahmi bagi antar perguruan tinggi.

Pertandingan-pertandingan yang luar biasa terjadi di kejuaraan bulutangkis UNJ Open 2021.  EduraNews merangkum para juara di masing-masing kategori;

Juara Ganda Eksekutif

Peringkat Pertama

  •  Prof. Dr. Komaruddin, M.Si (Universitas Negeri Jakarta)
  • Fajar Arie Mangun, M.Pd (Universitas Negeri Jakarta)

Perangkat Kedua

  • Prof. Dr. H. Rudi Priyadi, Ir, M.S. (Universitas Siliwangi)
  • Yuldan Faturahman, S.KM., M.Kes. (Universitas Siliwangi)

Peringkat Ketiga

  • Dr. Ir. M. Ichsan Ali, M.T.  (Universitas Negeri Makassar)
  • Dr. Suarlin, S.Pd., M.Si (Universitas Negeri Makassar)

 

Juara Ganda Prestasi

Peringkat Pertama

  • Khaeroni, M.Pd   (Universitas Negeri Jakarta)
  • Fajar Arie Mangun, M.Pd  (Universitas Negeri Jakarta)

Peringkat Kedua

  • Donny Wira Yudha Kusuma, M. Pd., Ph. D. (Universitas Negeri Semarang)
  • Agus Raharjo, S. Pd., M. Pd. (Universitas Negeri Semarang)

Peringkat Ketiga

  • Uded Darusalam, S.Pd., M.AP (Universitas Negeri Jakarta)
  • Arpani, S.Pd (Universitas Negeri Jakarta)

Juara Ganda Umum

Peringkat Pertama

  • Hardianto (PB.Hore)
  • Muhammad Alfian Sangaji (PB.Hore)

Peringkat Kedua

  • Ade Yusuf (PB.Hore)
  • Alfian Eko (PB.Hore)

Peringkat Ketiga

  • Juan Elgiffani  (Universitas Negeri Jakarta)
  • Reza Dwicahya Purnama (Universitas Negeri Jakarta)

 

Univeritas Negeri Jakarta mengucapkan terimakasih kepada sponsor yang telah memberikan dukungan  atas terselengaranya acara; Bank BTN, Eagle, RS Mitra Family, Michle Royce, Edura Sports.

Monster of Tarkam Hardianto/Sangaji Juarai Kategori Ganda Dewasa Umum UNJ Open 2021

0

EDURANEWS, JAKARTA: Final Ganda Dewasa Umum UNJ Open 2021 mempertemukan dua pasangan ganda putra dari PB. Hore, Hardianto/Sangaji melawan Ade Yusuf/Alfian Eko (19/9). Pertemuan kedua pasangan PB. Hore ini terjadi setelah pasangan Raja Tarkam Juan El Ghifani/Reza Dwi Cahya kalah dari permainan cepat Hardianto/Sangaji. 

Di babak pertama pasangan Ade Yusuf/Alfian Eko langsung gaspol dengan smash-smash keras. Permainan indah  drive backhand dari Alfian Eko yang keras dan terarah  memberikan tontonan yang menarik.

Jual beli pukulan terjadi dengan saling kejar poin. Pasangan Ade Yusuf/Alfian Eko mengunci babak pertama dengan skor 21-19. 

Babak kedua pasangan Hardianto/Sangaji mulai bermain efektif dengan permainan netting dan smash-smash keras mampu meninggalkan jarak 4 poin di awal babak kedua. Akhirnya Permainan netting Hardianto mengunci babak kedua dengan poin 13-21. 

Di awal babak ketiga, kesalahan-kesalahan netting dari pasangan Ade Yusuf/Alfian Eko kembali membuat pasangan Hardianto/Sangaji unggul. 

Tekanan-tekanan yang diberikan pasangan Ade Yusuf/Alfian Eko sering diredam dan dikembalikan dengan smash-smash yang keras dari Hardianto/Sangaji. Permainan netting yang cepat dan efektif dari Sangaji mampu melebarkan poin.

Diakhir babak ketiga sebetulnya pasangan Ade Yusuf/Alfian Eko mengejar poin. Namun Pasangan Hardianto/Sangaji menjadi juara dengan rubber set, 21-19, 13-21, 18-21. 

Fajar Arie/Khaeroni Raih Juara Pertama Ganda Prestasi UNJ Open 2021

0

EDURANEWS, JAKARTA: Pasangan ganda putra UNJ  Fajar Arie/Khaeroni meraih juara pertama Ganda Prestasi UNJ OPEN 2021. Pasangan ini mengalahkan pasangan ganda putra UNNES  Agus Raharjo/Donny Wira Yudha Kusuma. 

Fajar Arie/Khaeroni menang dua set langsung dengan skor 19-21 dan 13-21. Pertandingan berjalan dengan ketat. Di babak pertama pasangan ganda putra UNNES mampu mengimbangi permainan cepat, efektif dan kontrol yang tepat dari Fajar Arie/Khaeroni.

Smash yang keras sering dilakukan dosen berbakat UNJ, Fajar Arie untuk menambah poin. Hingga unggul dan memenangkan babak pertama. 

Di babak kedua permainan dari ganda putra UNNES tertekan. Penempatan bola netting yang baik dari Khaeroni membawa pasangan ini mendapatkan match point. Pengalaman dari Khaeroni dalam servis yang baik sering menambah poin bagi pasangan ini.  

Fajar Arie/Khaeroni memenangkan pertandingan dengan skor 13-20. 

Khaeroni mengakui pernah kalah dengan salah satu pasangan dari UNNES ini di kejuaraan di Padang. Kemenangan ini membayar kekalahan dari pasangan Donny. 

“Servis Donny sangat bagus dan kami pernah kalah,” ucap Khaeroni.

Fajar Arie juga mengakui dari kekuatan pasangan ganda putra dari UNNES ini. Terlebih Khaeroni pernah bertemu dengan salah satu pasangan ini sehingga pasangan ganda putra UNJ ini dapat memetakan kekuatan lawan.

Selain Fajar/Arie, pasangan ganda putra UNJ Arpani/Uded juga menempati juara ketiga dengan mengalahkan pasangan ganda putra Hermawa Pamot Raharjo/Heru Kiswohandono dari UNNES.

Recent Posts