Home Blog Page 19

LPTK CUP X, Menpora Amali: LPTK Memiliki Kewajiban Mensosialisasikan Desain Besar Olahraga Nasional

0

EDURANEWS, JAKARTA- Di Hotel Borobudur Jakarta LPTK CUP X telah resmi dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali (2/12). LPTK CUP X menjadi momentum terbaik menggelorakan olahraga dan pendidikan.  

Rektor UNJ Prof. Komarudin dalam sambutannya mengatakan pembangunan olahraga integral dengan pembangunan bangsa. Pembangunan sumber daya manusia tentu memerlukan pembangunan di bidang olahraga. 

“Melalui olahraga dapat ditanamkan karakter unggul, inovatif, disiplin, sportivitas semangat kerjasama, rasa kebanggan dan kehormatan,” ucap Prof. Komarudin. Nilai-nilai inilah yang mendasari UNJ menjalankan LPTK CUP X. 

Penyelenggaraan LPTK CUP X juga sejalan dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang dicanangkan Kemenpora sebagai acuan dalam pembinaan tata kelola olahraga nasional. LPTK memiliki peran sentral dalam pembinaan prestasi. 

“Kami siap Pak Menteri untuk mensukseskan DBON,” ucap Prof. Komarudin.

DBON juga menjadi momentum penting khususnya LPTK meningkatkan sinergitas prestasi olahraga nasional. 

Setali tiga uang dalam sambutan Menpora Amali juga menjelaskan mengenai DBON yang sangat relevan dengan LPTK CUP X yang diselenggarakan UNJ. 

Sejak Perpres 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional dicanangkan, kini stakeholder olahraga memiliki panduan dalam menentukan ukuran dan target yang ingin dicapai. 

Perpres 86  Tahun 2021 tentang DBON hadir dari kerisauan Presiden Joko Widodo mengenai pembinaan olahraga. Ekosistem pembinaan olahraga nasional harus segera dimiliki sebagai acuan. 

“LPTK menjadi bagian yang dirisaukan,” ucap Menpora Amali. 

Pemetaan permasalahan olahraga pun dilakukan dengan mengundang pelbagai praktisi olahraga, profesor olahraga, akademisi, KONI, KOI, pelatih, serta stakeholder keolahragaan. Pemetaan dilakukan mulai dari permasalahan olahraga dari hulu seperti kebugaran hingga nasib atlet. Kemenpora telah keliling ke pelbagai universitas. 

“Saya kira LPTK memiliki kewajiban mensosialisasikan kepada masyarakat Desain Besar Olahraga Nasional,” ujar Menpora Amali.

Menpora Amali berharap dengan hadirnya DBON akan menciptakan prestasi olahraga yang bukan berasal dari by accident tetapi by design.

“Kami diyakinkan praktisi olahraga,” ucap Menpora Amali yang optimis Indonesia dapat meraih prestasi terbaik di Olimpiade 2024.

Menpora Amali juga memberikan ucapan selamat kepada UNJ yang telah menyelenggarakan  LPTK CUP X yang menjadi bagian dari sinergitas perguruan tinggi dalam memajukan olahraga. Sekaligus mengumumkan piala bergilir Menpora untuk juara umum LPTK CUP.  

“Mulai sekarang LPTK CUP ini bisa memperebutkan piala bergilir Menpora,” ucap Menpora Amali disambut tepuk tangan yang meriah oleh para peserta. 

Alih Media Arsip Digital Menjadi Keharusan, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ekonomi Mengembangkan Aplikasi

0

EDURANEWS, JAKARTA- Arsip masih menjadi kebutuhan di zaman yang sudah serba digital. Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ekonomi UNJ menjelaskan bagaimana peran aplikasi database dalam pengelolaan arsip digital di Era Society 5.0. Dalam pengembangannya Team Pengabdian Masyarakat Fakultas Ekonomi melakukan riset mendalam mengembangkan aplikasi database yang memudahkan untuk alih media arsip digital ini. 

Penggunaan arsip terutama Big Data sudah menjadi keharusan di era digital. Kini arsip harus memudahkan dalam mencari entitas tertentu. 

“Arsip dapat membantu membuat keputusan,” kata Dr. Osly Usman yang merupakan Kepala Program Studi Bisnis Digital mengawali diskusi.  

Dalam aktivitasnya, arsip digital tidak hanya mengumpulkan saja. Tetapi juga harus dilakukan pengelompokan Arsip yang  dapat memberikan gambaran ke depan mengenai apa yang dilakukan oleh individu atau  perusahaan.

Misalnya Dr. Ously Usman menceritakan bagaimana MCD dalam mengarsipkan BTS Meal dengan hanya menggunakan platform sosial media Twitter. 

Dr. Ously Usman meyakini di masa depan arsip-arsip digital sangat berpengaruh dalam membuat keputusan bagi perusahaan maupun perkantoran. Arsip-arsip yang berbasis Big Data inilah yang akan membantu dalam membuat keputusan perusahaan maupun perkantoran dalam melangkah dan menentukan keberlangsungan bisnis ke depannya.. 

Penting Alih Media Arsip Digital

Arsip adalah rekaman kegiatan yang dapat ditampilkan kembali dalam pelbagai bentuk. Arsip ini dapat diterima oleh lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, perusahaan organisasi politik, organisasi masyarakat dan perorangan.  

Secara konvensional bisa diartikan sebagai arsip yang informasinya terekam dalam media kertas berupa tulisan tangan dan ketikan.

“Semua hal yang berkaitan dengan dokumen itu berkaitan dengan arsip dan big data,” ucap Marsofiyati S.Pd., M.Pd.

Dalam perkembangan sekarang arsip mengalami alih media. Kegiatan pengalihan ini dapat memudahkan dalam mengakses arsip. Alih media arsip dari awal yang berbasis kertas kini berubah menjadi arsip berbasis digital. Alih media ini bisa menggunakan scan dan rekaman berbasis suara. 

Marsofiyati S.Pd.,M.Pd. menjelaskan bagaimana kemudahan dalam manajemen arsip digital. Diantaranya retensi otomatis, dapat dihubungkan dengan jaringan komputasi, pencatatan lokasi fisik dokumen, fasilitas gambar dan suara, fasilitas pencarian dokumen, mudah dioperasikan, laporan kondisi arsip dan keamanan data. Selain digital arsip juga perlu disimpan file dalam dokumen fisik. 

“Terutama yang berkaitan dengan legalitas,” jelas Marsofiyati S.Pd.,M.Pd. seperti KTP dan Paspor.  Dokumen asli harus disimpan dengan prosedur yang harus dijalankan. Dengan adanya pengarsipan digital ini maka arsip dapat cepat ditemukan dan memungkinkan dalam pemanfaatan arsip. 

Di akhir sesi, Tim Pengabdian Masyarakat menjelaskan contoh  penggunaan aplikasi yang dapat digunakan. Ada beberapa langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pengelolaan surat misalnya.

Hybrid System juga masih digunakan dalam mendukung digitalisasi dan pengembangan aplikasi database ini. Aplikasi juga dalam proses pengembangan dan pendaftaran Hak Cipta. 

Hari Guru Nasional, Generasi Emas di Tangan Guru

0

EDURANEWS, JAKARTA-  Ikatan Alumni S3 Manajemen Pendidikan Pascasarjana UNJ mengadakan webinar bertajuk “Guru Hebat untuk Generasi Unggul Menuju Indonesia Emas” (27/11). Webinar ini sekaligus memperingati hari Guru Nasional dan PGRI yang ke 76. Menghadirkan Prof. Henry Eryanto, Dr. Encik Abdul Hajar, Dr. Debby Andriany dan Dr. Hamidah dan dimoderatori oleh Dr. Marganda Sitohang. Webinar ini melihat kembali peran guru dalam menciptakan generasi unggul.

Prof. Henry misalnya menyoroti peran dan visi besar yang harus diwujudkan bangsa Indonesia. Indonesia Emas diharapkan mampu bersaing tentu dalam koridor kolaborasi. Ada peran generasi muda yang perlu diperhatikan. Terutama generasi sekarang yang masih dalam tahap sekolah-sekolah dasar.

“Generasi muda yang berada di sekolah-sekolah dasar inilah yang akan menjadi generasi emas,” kata Prof. Henry. 

Penting sekali untuk  menyiapkan mereka menjadi generasi yang akrab dengan dunia digital. Peran guru memiliki peran yang besar. Guru yang hebatlah yang mampu menyiapkan generasi emas ini. Guru hebat adalah guru yang profesional.

“Guru yang profesional dan mumpuni di bidangnya,” ucap Prof. Henry yang yakin di tangan guru hebatlah generasi emas akan terwujud. 

Prof. Henry juga menjelaskan kriteria guru yang profesional. Pertama, memfasilitasi dan menginspirasi peserta didik belajar secara kreatif, kedua memiliki jiwa nasionalisme dan rasa tanggung jawab tinggi di era digital, ketiga mendesain dan mengembangkan media digital untuk pengalaman belajar dan mengevaluasi, keempat memanfaatkan media digital dalam bekerja dan belajar, kelima mampu menumbuhkan profesionalisme dan kepemimpinan.

Seorang guru juga harus mampu tampil sebagai guru yang mampu mempesona. Guru juga harus menjadi teman belajar yang menyenangkan, pandai berempati dan menyayangi peserta didik. memiliki rasa kesepenuhatian dan menyadari apa yang dilakukan adalah panggilan jiwa.  

“Jadi seorang guru bekerja dengan hati,” ucapnya. 

Kompetensi guru dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran harus memiliki profesionalisme. Di era digital guru harus mampu membuat pembelajaran yang berbasis digital. 

Belajar dari Sekolah Indonesia Kuala Lumpur

Dr. Encik Abdul Hajar memaparkan bagaimana menjadi guru sukses untuk pendidikan Indonesia yang unggul. Dalam pemaparannya banyak diungkapkan pelbagai best practice berdasarkan teori dan pengalaman di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). 

Ada beberapa nilai “TIF” yang harus dimiliki guru sukses dalam menciptakan pendidikan unggul. Nilai dan karakter itu adalah; Antisipatif, Proaktif, Inovatif, Kreatif, Aspiratif, dan Kolaboratif. 

“Nilai ini dapat menghasilkan anak-anak yang unggul,” kata Dr. Encik.

SIKL menyelenggarakan pendidikan WNI yang berintegritas dan berkualitas. SIKL ini berada di bawah KBRI Kuala Lumpur. 

“Kami ikut juga dalam pendidikan nonformal,” kata Dr. Encik yang menjelaskan SKIL ini memiliki pelbagai jenjang sekolah. 

PKBM selama masa pandemi dilaksanakan secara daring. Guru-guru dari Indonesia dan murid-murid banyak dari anak pekerja yang mencari nafkah di Malaysia. Guru-guru juga banyak direkrut dari mahasiswa. 

SIKL menjadi pusat budaya dan bahasa Indonesia. Mempromosikan budaya dan Indonesia seperti pentas budaya Indonesia, festival pantun pendidikan negeri serumpun, bahasa Indonesia penutur asing, seminar dan webinar internasional tentang budaya dan bahasa Indonesia, serta kolaborasi internasional pementasan budaya Indonesia. 

Dalam proses belajar mengajar, SKIL menerapkan IPTEK dan IMTAQ. Prosesnya mulai dari  rencana (penyelarasan kurikulum, RPP Digital, blueprint mingguan), proses (belajar di rumah dan di sekolah), dan evaluasi (as, of, for learning).  

Menuju Indonesia Emas Melalui Manajemen Pendidikan

Dr. Debby Andriany menjelaskan mengenai bagaimana peran guru dalam menciptakan manusia yang intelektual berbasis manajemen berbasis sekolah. Dunia pendidikan harus melakukan perubahan pola pikir. Serta Tipe kepribadian Adversity Quotiont (AQ) yakni kecerdasan yang mampu mengatasi kesulitan.

Dalam amatan Dr. Debby, ada 5 fungsi dasar manajemen yang harus dimatangkan dalam lembaga pendidikan dan pendidik yaitu Planning, Organizing, Actuating, Controlling, Evaluating.  

“Peningkatan manajemen akan meningkatan mutu sekolah,” jelasnya.

Pemahaman manajemen menjadi hal yang sangat penting untuk dipahami bagi guru dan juga kepala sekolah. Salah satu negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik yaitu Finlandia. Sekolah pemerintah banyak menghasilkan ahli dan kaum terpelajar. 

Dr. Debby juga menjelaskan mengenai kecakapan hidup Abad 21. Kebijakan guru penggerak dan merdeka belajar yang diterbitkan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menjadi kebijakan yang baik. 

Tentunya pembelajaran juga harus menerapkan Project-based Learning) dan High Order Thinking Skill.  Dengan penerapan HOTS dan PBl diharapkan siswa mampu memecahkan masalah dengan tahapan ilmiah serta membangun mental agar tidak mudah menyerah.

“Kita bisa mempersiapkan siswa dalam menghadapi masa depan yang semakin kompetitif,” kata Dr. Debby.  

Generasi Emas di Tangan Guru

Selain itu Dr. Hamidah juga memaparkan peran guru dalam menghadapi Abad 21. Dr. Hamidah mengingatkan bahwa guru berperan sebagai penentu dalam keberhasilan pendidikan.  Ada delapan peran mulia seorang guru yaitu sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengelola pembelajaran, model dan teladan, administrator, inovator, pendorong kreativitas. 

“Di sekolah bukan hanya tugas (guru) hanya memberikan pelajaran juga sebagai pendorong kreativitas,” kata Dr. Hamidah. 

Guru di era revolusi Industri 4.0 sudah memasuki era digital. Pembelajaran banyak dilakukan juga dengan virtual. Guru juga melakukan Penyesuaian melalui model dan alat yang digunakan. Guru harus memiliki semangat mengajar yang tinggi dan memiliki kemampuan mengajar yang inovatif. Digitalisasi ini harus digunakan dalam pengajaran dan juga evaluasi. 

“Jika diterapkan guru dapat mempersiapkan generasi yang unggul,” jelas Dr. Hamidah

Dialog Civitas Akademik, Wadah Aspirasi Serta Evaluasi Bagi Pimpinan Kampus

0

EDURANEWS, JAKARTA- Di Gedung Rektorat diadakan Dialog Civitas Akademik (DIVA) yang diadakan BEM UNJ dan MTM UNJ. Acara ini menjadi agenda penting dalam menciptakan dialog yang baik antara mahasiswa dan pimpinan UNJ. DIVA adalah wadah bagi seluruh mahasiswa/mahasiswi aktif untuk menyampaikan permasalahan dan aspirasi.

DIPA  menghadirkan Rektor UNJ Prof. Komarudin, Wakil Rektor 1 Prof. Suyono, Wakil Rektor 2 Dr. Dudung, Wakil Rektor 3 Dr. Abdul Sukur.

Ketua BEM UNJ M. Abdul Basid mengatakan DIPA ini sesuai dengan visi rektor dalam pencapaian UNJ menuju kampus bereputasi di Asia. Untuk mencapai visi itu kolaborasi diperlukan antara mahasiswa, dosen, dan pimpinan kampus. Aspirasi pun perlu disampaikan melalui DIVA. 

Rektor menyambut baik DIVA ini. Bagi Rektor, kolaborasi mahasiswa ini tentu sangat menentukan kemajuan universitas.

Dialog untuk menyampaikan apa yang kurang dan yang perlu diperbaiki,” ucap Prof. Komarudin.  

BEM UNJ dan MTM UNJ memaparkan hasil kuesioner yang diadakan untuk menyerap aspirasi mahasiswa. Ada beberapa permasalahan yang dipaparkan diantaranya ; Disabilitas,  pembelajaran jarak jauh, UKT, akses internet, mata kuliah, sampah, dan keamanan di lingkungan kampus. 

DIPA mengevaluasi setiap permasalahan yang muncul kemudian didialogkan kepada pimpinan kampus. Misalkan masalah UKT, pimpinan universitas diminta untuk melihat kembali kebijakan bantuan, kemudahan pembayaran. Selama pagebluk mahasiswa ada yang mengalami kesulitan untuk membayar UKT karena pelbagai permasalahan. 

“Prinsipnya jangan sampai ada yang putus kuliah,” kata Prof. Komarudin yang pernah juga menangani permasalahan serupa ketika menjabat wakil rektor 2 UNJ. 

Selama Pembelajaran Jarak Jauh mahasiswa sering juga mengalami perubahan jadwal kuliah oleh dosen. Pembelajaran pun bisa molor sampai di hari sabtu dan minggu dini hari.

“Harapannya tidak dirubah jam operasional,” ucap Prof. Suyono. Jadwal harus disesuaikan dengan alokasi dan beban mata kuliahnya.

Prof. Komarudin juga menjelaskan perubahan jam operisonal harus dengan persetujuan dari mahasiswa dan dosen. Kongkritnya pimpinan akan membuat edaran mengenai pembelajaran yang sesuai dengan jam kuliah dan kesepakatan jika ada perubahan.

Begitu juga dengan permasalahan kuota serta akses dalam pembelajaran daring. Pimpinan kampus telah berupaya memperbaiki permasalahan yang ada.

“Kampus menyediakan 3,2 Miliar untuk pembelian server untuk kemudahan dalam pembelajaran,” ujar Dr. Dudung. 

 Untuk prestasi mahasiswa UNJ pimpinan kampus coba mengintegrasikan pelbagai kegiatan yang bermanfaat mulai dari seminar, kegiatan olahraga, penelitian serta pengabdian masyarakat. 

“Kami berharap mahasiswa dan pembina selalu melaporkan setiap kegiatan serta prestasi yang diukir mahasiswa UNJ,” ujar Wakil Rektor 3 Dr. Abdul Syukur. Beasiswa juga disediakan bagi mahasiswa berprestasi. 

Prof. Komarudin juga memaparkan kegiatan DIPA ini menjadi agenda yang baik yang harus terus dilaksanakan. Sejak 1999, ketika Prof. Komarudin menjadi ketua jurusan PPKN juga pernah mengadakan DIPA ini untuk menilai dan memperbaiki pelayanan kampus. 

Dari DIVA ini diharapkan setiap catatan penting yang didapatkan oleh BEM UNJ dan MTM UNJ untuk dibuatkan resume yang dapat dibawa ke rapat pimpinan.

 

  

Guru Pencetak Wirausaha

0

Dalam pertemuan negara G20, 2021 di Roma, kemarin telah menghasilkan   butir-butir kesepakatan antara lain di bidang ekonomi dan produktifitas sepakat bahwa Transformasi digital berpotensi dapat meningkatkan produktivitas, hal ini harus terus didorong dalam upaya  memperkuat pemulihan dan berkontribusi pada kemakmuran berbasis luas dan bersama. Peran teknologi dan inovasi sangat vital sebagai penggerak utama bagi pemulihan global dalam pembangunan berkelanjutan.   Kebijakan untuk menciptakan ekonomi digital  memungkinkan, adanya  aksesibilitas atau inklusif, terbuka, adil, dan tidak diskriminatif. Penerapan teknologi baru, ahrus terus didorong, karena  memungkinkan bisnis dan pengusaha berkembang,  melindungi dan memberdayakan konsumen, sambil terus mengatasi tantangan yang terkait dengan aspek privasi, perlindungan data, intelektual hak milik, dan keamanan.

Mengingat perlunya mendukung inklusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)  yang lebih baik ke dunia digital ekonomi, negara harus berkomitmen untuk memperkuat tindakan   menuju digital transformasi produksi, proses, layanan, dan model bisnis. Dengan mempertimbangkan kebutuhan spesifik UMKM dan start-up maka perlu terus  mendorong persaingan dan inovasi, seperti dalam hal keragaman dan inklusi, dan  mempromosikan penelitian, pengembangan dan penerapan Artificial intelejen.

Peran pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan berbagai aspek pengembangan ekonomi UMKM dengan model bisnis digital. Pendidikan harus dapat menjadi  alat penting untuk inklusif dan berkelanjutan dalam pemulihan ekonomi paska pandemi. Mudah-mudahan pemerintah merespons dengan cepat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi paska pandemi.

Mendorong institusi pendidikan dalam merespon digitalisasi bisnis di UMKM, sepertinya dapat menjadi pilihan. Seperti diketahui tugas pendidikan adalah menyiapkan sumber daya yang berkualitas untuk meneruskan pembangunan, sehingga pemerintah menempatkan pendidikan sebagai prioritas pembangunan yang berkelanjutan yang mampu menciptakan sumber daya manusia yang unggul pada tataran dunia yang semakin mengglobal. Setiap tingkat dan jenis pendidikan diharapkan mampu mencapai fungsi pendidikan nasional dari berbagai aspek. Tingkat dan jenis pendidikan yang sekarang menjadi sorotan adalah pendidikan kejuruan atau SMK. Dimana diharapkan lulusannya sudah siap memasuki dunia kerja.

Lulusan SMK wajib memiliki keterampilan yang mumpuni agar dapat bersaing di dunia usaha dan dunia kerja. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa SMK adalah keterampilan berwirausaha. Keterampilan berwirausaha adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai bentuk penguasaan pengetahuan dan menerapkan pada kegiatan nyata dalam kehidupannya. Penguasaan keterampilan berwirausaha ini sesuai dengan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan.

Dalam rangka menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, maka perlu dikembangkan model pembelajaran atau pun sebuah program yang dapat menumbuhkan jiwa wirausaha. Ada beberapa program yang dikembangkan di SMK seperti Technopark, Teaching Factory, Koperasi Sekolah, Sekolah Pencetak Wirausaha, dan sebagainya. Salah satu program di SMK yang cukup mendukung adalah Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang sering disingkat dengan sebutan SPW. Program ini berguna sebagai wadah serta sarana untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha. Dengan adanya program SPW ini di sekolah diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berwirausaha.

“Program Sekolah Pencetak Wirausaha ini untuk mengintegrasikan konsep BMW yaitu bekerja, melanjutkan studi, wirausaha,” ujar Kepala Subdirektorat Kurikulum Direktorat Pembinaan SMK, Mochamad Widiyanto, di kegiatan Bimbingan Teknis Bantuan Pengembangan Pembelajaran Kewirausahaan, Bandung (5/6/2018). Pada masa mendatang diharapkan agar rekan-rekan pengajar kewirausahaan dapat memahami potensi siswanya dan mau terus mengembangkan diri. Pola pikir wirausaha harus dibentuk dengan literasi yang baik dan keberanian melakukan atau mempraktekan, dan melakukan terobosan,   dengan memanfaatkan berbagai perkembangan teknologi informasi.  Berbisnis berbasis digital sudah mulai dikenal dalam berbagai level usaha, digital bisnis telah membuat berbagai level usaha memiliki akses yang sama. Hal ini membuat keterbukaan usaha bagi para pebisnis pemula.

Guru SMK, memiliki peran strategis dalam mencetak wirausaha baru,   para guru dapat membangun ekosistem bisnis namun ketika tidak dapat membangun eko sistem bisnis sendiri, guru dapat menggunakan aplikasi yang sudah ada

Ada sebuah startup dengan nama Madaber, sebuah Aplikasi bisnis UMKM  Madaber (Maju Dagang Bersama) dengan merk dagang MdB, adalah usaha rintisan (startup) dalam binaan inkubator LPPM UNJ,  yang membuat aplikasi/platform digital   yang mencoba untuk mengakomodasi semua persoalan pokok dalam membangun ekosistem usaha terutama UMKM.

Seandainya  pandemi covid berakhir, kebangkitan usaha diperkirakan akan terjadi. Para pengusaha akan merajut kembali hubungan  dengan mitra bisnisnya. Namun akibat pandemi, para mitra bisnis  mungkin saja sudah banyak yang bangkrut, kekurangan modal atau berganti usaha. Khusus UMKM dimana memiliki populasi yang sangat besar, memiliki problem yang sama, Kekurangan modal, karena modalnya habis untuk keperluan menutup kerugian bisnisnya, demikian pula dengan penjualan yang sepi akibat berbagai pembatasan operasi usaha.

Secara umum  permasalahan UMKM,   masih tetap berkutat pada   akses pemasaran seluas-luasnya, aksesibilitas terhadap permodalan baik dari sumber perbankan maupun crowd funding, akses kemudahan memperoleh bahan baku dengan harga kompetitif, memerlukan bimbingan yang tepat guna, pengendalian usaha, dan terbukanya kemitraan dengan berbagai pihak.

Paska pandemi, pemerintah berkepentingan membina pengusaha, khususnya kelas Usaha mikro. Pemerintah sepertinya akan berusaha mendorong perekonomiannya,   dengan memberi stimulus permodalan melalui pengglontoran dana kredit usaha, khsusnya untuk usaha UMKM, untuk tahun 2021 sebesar 161 triliun. Namun untuk tahun 2022 hanya dianggarkan 22 triliun.  Untuk  menyalurkan  kredit  secara masif, tepat sasaran dalam waktu singkat tentu saja  pemerintah membutuhkan peran chanelling kredit yang handal, karena tidak dapat mengandalkan bank yang memiliki cakupan terbatas, dengan skala kredit yang sangat mikro atau “printilan”.

MdB adalah aplikasi yang akan menggarap berbagai aspek UMKM secara terintegrasi, mulai dari aspek pasar, manajemen, pengadaan bahan baku, akses kredit, kepada bank atau  Crowd funding, akses kerja sama bisnis dan berbagai informasi bagi UMKM yang berhubungan dengan pembinaan. Dalam platform MdB akan menggandeng beberapa fihak  yang terlibat berkaitan dengan UMKM, sebagai mitra dalam satu ekosistem bisnis yang saling menguntungkan. Nilai tambah dalam ekosistemnya, antara lain

  • UMKM sendiri memiliki kebutuhan perluasan pasar, bahan baku, permodalan,dan
  • Konsumen, sebagai pembeli produk UMKM
  • Perbankan, sebagai pemberi pinjaman dan fintech
  • Kreditor/ventura /angel investor/crowd funding, sebagai calon kemitraan dalam membantu  penyaluran kredit atau permodalannya.
  • Pabrikan, sebagai supplier bahan baku terhadap kebutuhan UMKM
  • Perusahaan Logistic , sebagai pendistribusi fisik arus barang
  • Kalangan Industri yang menginginkan mitra bisnis UMKM
  • Pemerintah, sebagai Pembina UKM berupa pelatihan dan perijinan
  • UMKM menampilkan profile  bisnisnya sehingga  membuka kemitraan dengan pihak-pihak lainnya

Melihat tingkat kompetisi startup aplikasi  yang berorientasi pasar sudah banyak, dari yang besar, sampai yang berskala kecil,  namun aplikasi yang  menggabungkan rantai pasokan, seperti Madaber sebenarnya sangat diperlukan dalam kawasan bisnis terbatas, menjadi aplikasi yang dapat mengkoneksi para pebisnis yang bergabung pada kawasan atau berbasis komunitas tertentu. Peran pemerintah di level daerah (Pemda) sebagai pembina UMKM mungkin dapat mulai menginisiasinya.

Menggunakan guru-guru SMK sebagai motivator usaha di kalangan pelajar  mungkin menjadi salah satu pilihan untuk menciptakan wirausaha baru   dikalangan anak muda, dan memulainya dengan menggunakan aplikasi MDB sebagai media pembelajarannya. Sehingga  guru dapat membantu sekolah SMK dalam mewujudkan sekolah sebagai pencetak wirausaha.

*Penulis adalah dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

 

Seminar Kewirausahaan Fakultas Ekonomi UNJ Tumbuhkan Minat Wirausaha Siswa Sekolah

0

EDURANEWS, JAKARTA- Fakultas Ekonomi UNJ mengadakan seminar Nasional Kewirausahaan dan Pembelajarannya. Seminar ini menggandeng SMAN 1 Parung untuk menciptakan dan menumbuhkan cara pandang wirausaha di kalangan Siswa. Pembicara kunci di seminar ini adalah Prof. Dedi Purwana dan Muhammad Ikhwan. 

Prof. Dedi Purwana menjelaskan mengenai bagaimana menumbuhkan cara pandang wirausaha. Wirausaha ini sejalan dengan Visi Indonesia 2045 yang akan menjadi lima besar negara yang memiliki perekonomian terbesar dunia. 

Menurut Prof. Dedi Purwana karakteristik untuk bisa menjadi negara dengan perekonomian terbesar ada dua cara yang mesti di fokuskan. Pertama, memperkuat infrastruktur, Kedua, sumber daya manusianya dibuat unggul. Jika melihat pertumbuhan dan pendapatan perkapita, Indonesia mulai merangkak naik menjadi negara dengan pendapatan perkapita yang tinggi. 

“Kata kuncinya kemampuan pemerintah menghasilkan sumber daya manusia yang unggul,” ujarnya. 

SDM yang unggul tidak hanya dilihat dari latar belakang pendidikan tetapi juga memperbanyak wirausaha di Indonesia. Menurut data GEM infrastruktur yang mendukung minat wirausaha juga cukup naik signifikan. 

“Program-program yang mendukung wirausaha di Indonesia cukup baik,” kata Prof. Dedi Purwana. Skor dari tahun ke tahun yang terus membaik untuk pendidikan wirausaha. Misalnya skor untuk entrepreneurial education at school yang memiliki  skor 6.6. 

“Saya optimis di tahun 2045 Indonesia meraih visinya,” kata Prof. Dedi Purwana yang merupakan profesor bidang pendidikan ekonomi. 

Pertanyaan mendasar jika ingin menjadi negara terbesar perekonomian adalah apakah menjadi negara produsen atau konsumen. Faktor konsumsi masyarakat masih dominan bukan menjadi produsen. Ada beberapa potensi  yang dapat dikembangkan seperti produk kuliner, musik, film dan usaha rintisan digital. 

Benahi Sektor Pendidikan 

Sektor pendidikan menjadi fokus yang perlu segera dibenahi. Terutama melihat dari generasi milenial yang akan menjadi tumpuan wajah ekonomi ke depan. Prof. Dedi Purwana menjelaskan mengenai generasi milenial ini yang memiliki usia produktif dan berani wirausaha. Dukungan digital mempengaruhi aktivitas yang berbasis digital terhubung media sosial dan memiliki jaringan lintas batas.

Pendidikan wirausaha pada dasarnya adalah mengelola sumber daya manusia. Jiwa wirausaha yang perlu dimiliki seperti inspiratif, berani menanggung resiko, fleksibel terhadap perubahan, memiliki kemampuan komunikasi, kreatif dan inovatif.  

“Harus dibangun atmosfer wirausaha bagi siswa dan mahasiswa,” ucapnya. 

Pada akhirnya setiap siswa dan mahasiswa mantap untuk berwirausaha. Pimpinan lembaga pendidikan menciptakan iklim yang berorientasi budaya entrepreneurship. 

Manfaatkan Teknologi Informasi

Muhammad Ikhwan menyampaikan mengenai bagaimana melihat dan menyiapkan peluang usaha melalui teknologi informasi. Perubahan signifikan seiring terjadi dengan kemajuan teknologi informasi. 

“Biasanya kita mengandalkan lapak dan toko,” ucap Muhammad Ikhwan mengawali pemaparan. 

Sekarang bisnis dan wirausaha bisa mengandalkan marketplace daring yang hanya membutuhkan internet. 

Untuk menjadi wirausaha di era digital dengan memperhatikan langkah-langkahnya. Muhammad Ikhwan menceritakan mengenai dua orang kakek dan satu sahabatnya. Pekerjaan dua orang kakek itu untuk menetap dan mancing di danau.

“Satu orang baru ikut dan memancing,” ucap Muhammad Ikhwan. cerita ini diambil untuk menjadi wirausaha digital tetapi sering melupakan langkah-langkahnya. 

Google Trends salah satu aplikasi yang bisa gunakan untuk menganalisa sesuatu yang trending. Google Trends adalah layanan dari google yang menyediakan data dan grafik mengenai popularitas yang sedang terjadi di halaman pencarian google.

Tahun 2020 menandakan virtual meeting jarak jauh menjadi tren. Zoom pun menjadi salah satu perusahaan yang tumbuh padahal perusahaan ini sebelumnya ada di ujung kebangkrutan. Zoom menjadi tren dan mengangkat penghasilan perusahaan. 

Menurut Muhammad Ikhwan Google Trend dapat menampilkan topik yang sedang banyak dibahas, mencari keyword yang sering dipakai dan membandingkan performa antar keyword. Google trend juga mudah digunakan bagi semua kalangan. 

Google Trend dibuat untuk  masyarakat luas jadi tidak perlu kemampuan khusus,” kata Muhammad Ikhwan yang merupakan praktisi dan dosen Fakultas Ekonomi UNJ.

Selain Google Trend, Muhammad Ikhwan juga menjelaskan mengenai Google Sites yang merupakan tool yang digunakan untuk menciptakan costume website.

“Kelebihan Google Sites kita bisa lebih efektif membuat platform usaha digital,” ucapnya. 

Google Sites juga gratis, mudah dibuat dan situs yang mudah dicari. Siswa dapat mempraktikan wirausahanya dengan memanfaatkan platform digital ini.

Prof. Sunaryo: Pendidikan Fisika Lingkungan Menciptakan Individu Tanggap Lingkungan  

0

EDURANEWS, JAKARTA- Prof. Sunaryo membawakan orasi ilimiah “Tantangan dan Harapan Pendidikan Fisika Lingkungan Berkelanjutan dalam Era Disrupsi” di Aula Latief Hendraningrat (8/10). Prof. Sunaryo dalam orasi ilmiah mengawali dengan menyoroti pendidikan lingkungan yang belum disadari sebagai kebutuhan dasar.

Manusia secara antroposentris memang mempunyai daya merusak tetapi juga dipercaya sebagai agen perubahan dalam perlindungan lingkungan. Maka untuk menciptakan individu tanggap lingkungan diperlukan pendidikan lingkungan secara formal.

“Dengan demikian, perlunya pedoman baku untuk melakukan aktivitas sistematis dalam upaya mendorong pendidikan lingkungan di semua lini,” ujar Prof. Sunaryo yang merupakan guru besar bidang Ilmu Pendidikan lingkungan.

Integrasi lintas disiplin ilmu mutlak diperlukan dalam menciptakan pendidikan lingkungan yang berkelanjutan.

Prof. Sunaryo mencoba mengintegrasikan ilmu fisika dalam jangkauan lingkungan. Program Studi Pendidikan Fisika pun meluncurkan materi kuliah yang sangat fundamental yakni Pendidikan Fisika Lingkungan yang berkelanjutan.

“Dengan outcome terbentuknya calon pendidik menggunakan lingkungan sebagai basis integrasi pengajaran serta membentuk karakter individu yang sangat paham akan perlunya lingkungan berkelanjutan,” ujar Prof. Sunaryo yang telah mengajar pendidikan fisika lingkungan  selama 15 tahun.

Pendidikan Fisika Lingkungan

Tahun 2018 ketika itu Greta Thunberg berorasi di Gedung parlemen Swedia. Si bocah berani ini mengkritik pemimpin dunia mengenai kebijakan lingkungan di Gedung Parlemen Swedia.

Menurut Prof. Sunaryo, kritik yang dilontarkan Greta tentang kebijakan lingkungan relevan dengan para peneliti  yang bersuara mengenai krisis lingkungan.

Dalam kesempatan orasi ilmiah itu Prof. Sunaryo memaparkan kajian dari sudut pandang fisika mengenai tiga indikator yang memberikan gambaran mengenai lingkungan saat ini.

Pertama, pemanasan global yang menjadi ancaman global ini dalam kajian fisika menggambarkan kondisi nyata dengan indikator struktur dan fisiologi atom penyusun laporan udara yang dapat dijelaskan secara fisis.

Kedua, Energi terbarukan yang merupakan sumber daya non fosil yang dapat diperbarui dan apabila dikelola dengan baik maka sumber dayanya tidak akan habis.

Ketiga, Polusi atau pencemaran lingkungan yang mengakibatkan berubahnya  tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun.

Ketiga indikator itulah yang memberi keyakinan Prof. Sunaryo perlunya antisipasi dengan mengembangkan pendidikan lingkungan yang berkelanjutan.

Menurut Prof. Sunaryo banyak tantangan yang terjadi dalam pendidikan lingkungan. Terutama membentuk generasi milenial yang cinta lingkungan. Serta sifat konsumtif manusia yang membuat pemanasan global semakin terasa dampaknya. Kompleksitas ini perlu diantisipasi bersama.

Dalam amatan Prof. Sunaryo,  pendidikan fisika lingkungan hadir untuk dapat menganalisis permasalahan lingkungan yang kompleks itu. Kondisi kekacauan dalam lingkungan akibat perubahan iklim  dapat diantisipasi ke depan salah satunya melalui pendidikan fisika lingkungan.

“Pendidikan fisika lingkungan berkelanjutan mencoba memaknai kompleksitas masalah lingkungan,” ujarnya.

 

Prof. Muktiningsih: Diperlukan Metode Cepat, Akurat dan Efisien dalam Penanganan Keracunan Makanan

0

EDURANEWS, JAKARTA- Prof.Muktiningsih menilai kasus keamanan makanan terutama  keracunanan makanan dari tahun ke tahun marak terjadi. Kasus keracunan makanan juga masuk ke dalam Kasus Luar Biasa (KLB) mengingat korbannya dalam jumlah besar. 

Fenomena keracunan makanan dan cara penanganan dipaparkan Prof. Muktiningsih dalam orasi ilmiah “Potensi Kit Pendeteksi Bakteri Penyebab Keracunan Pangan dalam Memperkuat Kemandirian Bangsa” di Aula Latief Hendraningrat (7/10).

“Sangat diperlukan kolaborasi dan penanganan yang efisien,“ ucap Prof. Muktiningsih menekankan pada kolaborasi antar lini dalam mengurai masalah keracunan makanan. 

Keracunan makanan adalah penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan berbahaya/toksik atau terkontaminasi. Kini ada 31 jenis bakteri penyebab keracunan makanan diantaranya yang sering ditemukan adalah Salmonella enterica spesies. shigella spesies, Campylobacter dan lainnya. 

“Karena Karakteristik yang dimiliki bakteri sangat diperlukan metode deteksi yang tepat,“ ujar Prof. Muktiningsih agar mendapatkan akurasi dalam penanganan.

Di negara berkembang seperti Indonesia, kasus keracunan makanan diakibatkan karena faktor sanitasi, fasilitas, pengetahuan masyarakat serta pola hidup. Keracunan makanan yang marak dan berulang kali terjadi diperlukan cara metode detektif yang mampu mengurai masalah ini. 

Mengembangkan Metode Baru

Metode deteksi yang cepat mutlak harus dilakukan dalam menangani keracunan makanan. Metode deteksi yang digunakan sangat berpengaruh dalam kecepatan  sensitivitas, spesifisitas dan kesesuaian sampel uji.

“Dalam proses deteksi korban keracunan, industri pangan, terutama untuk menentukan bakteri patogen pada olah makanan,” ucap Prof. Muktiningsih yang merupakan guru besar bidang Ilmu Biokimia FMIPA UNJ. 

Prof. Muktiningsih mengatakan metode deteksi yang ideal memiliki 5 ciri yaitu ;  spesifisitas tinggi yang hanya mendeteksi bakteri uji, sensitivitas tinggi yang mampu mendeteksi pada konsentrasi yang sangat rendah, memberikan hasil uji pada waktu yang singkat, dapat dilakukan  secara sederhana yang tidak memerlukan teknik sampling yang rumit dan menngunakan special instrumen yang kompleks, dan biayanya murah. 

Prof. Muktiningsih bersama Tim Salmonella UNJ telah mengembangkan metode deteksi bakteri penyebab keracunan pangan berbasis Nucleic acid-based methods (genomik). 

“Nucleic acid-based methods memiliki sensitifitas tinggi sehingga menghasilkan kualitas deteksi yang baik,” papar Prof. Muktiningsih.  

Sejak tahun 2016 Prof. Muktiningsih dan Tim Salmonella UNJ telah melakukan pelbagai tahap pengembangan Kit mulai dari Analisis in silico Genome sampai dengan pengembangan model Kit Deteksi Foodborne Pathogen. Salah satu hasil pengembangan prototype adalah Kit pendeteksi bakteri Salmonella typhi. 

Kit Deteksi bakteri S. typhi ini telah terdaftar dalam inkubator Bisnis LLPM UNJ. Prototype itu terdiri dari Master diagnostik Salmonella typhi (10 reaksi berwarna kuning), Kontrol Positif Salmonella typhi (10 reaksi berwarna merah muda), Kontrol Negatif Salmonella typhi (10 reaksi berwarna biru), Nuclease free water (berwarna hijau).

Sejauh ini Prof. Muktiningsih dan Tim Salmonella UNJ  telah menghasilkan empat publikasi dan satu buah paten. 

Prof. Hafid Abbas mengapresiasi hasil penelitian Prof. Muktiningsih dan Tim Salmonella UNJ yang telah melakukan penelitian Kit. 

“Hemat saya temuan ini pantas dan dapat diajukan untuk nobel di bidang kimia,” ucap Prof. Hafid Abbas.

Prof. Ucu Cahyana: Literasi Sains Bukan Menghafal Tetapi Mampu Menganalisis, Memberikan Gagasan dan Memecahkan Masalah

0

EDURANEWS, JAKARTA- Prof. Ucu Cahyana memaparkan orasi ilmiah Integrasi Framework Pedagogi pada Mobile Learning dalam Manajemen Pembelajaran : Alternatif Meningkatkan Literasi Sains” di Aula Latief Hendraningrat (7/10). 

Ada tiga alasan utama mengapa tingkat literasi sains Indonesia rendah.  Pertama, capaian literasi sains siswa Indonesia masih rendah ini persoalan besar karena sains komponen kunci bagi bangsa dalam penguasaan sains dan teknologi, kedua, Pendidikan sains ke depan akan berkaitan dengan media digital, ketiga kebijakan pemerintah harus didukung oleh kegiatan riset terutama konsep kebijakan media digital dalam pembelajaran.

Pendidikan sains menjadi komponen penting dalam penguasaan sains dan teknologi. Literasi sains secara sederhana adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan sains dan teknologi yang didasari.

“Bukan menghafal konsep, tapi mampu menganalisis, memberikan gagasan dan memecahkan masalah,” ucap Prof. Ucu Cahyana yang merupakan guru besar di bidang Ilmu Manajemen Pembelejaran Kimia FMIPA UNJ.  

Amatan Prof. Ucu Cahyana, tahap peserta didik Indonesia hanya baru bisa memahami. Ini adalah kemampuan yang paling lemah dari siswa dalam penguasaan literasi sains. 

Aspek Literasi Sains

Berdasarkan PISA salah satu yang dapat mendefinisikan literasi sains yaitu pengetahuan ilmiah dan menggunakan pengetahuan untuk mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh, menjelaskan fenomena ilmiah dan menarik kesimpulan. Kemampuan ini menjadi fondasi awal bagaimana siswa memahami literasi sains. 

“Proses Pembelajaran sains di Indonesia banyak di konsep teori,” ucap Prof. Ucu Cahyana, “tetapi prosedur mekanisme sainnsya masih sangat lemah,” lanjut Prof. Ucu Cahyana.

Dilihat dari sisi pembelajaran praktikum juga masih lemah, siswa juga hanya mengerjakan sesuatu kemudian melihat tetapi tidak diajarkan bagaimana menyimpulkan  fenomena sains termasuk menganalisis dan berpikir kreatif. 

Pengetahuan tentang sains juga tidak dikaitkan dengan kontekstual lokal dan global yang mengakibatkan siswa berhenti untuk memahami fenomena sains. 

“Akibatnya sikap terhadap kepedulian terhadap sains dan fenomena alam menjadi rendah,” ucap Prof. Ucu Cahyana. Itulah mengapa di Indonesia tidak banyak anak-anak muda untuk mendalami ilmu sains dan menjadi akademisi di bidang sains. 

 

Mobile Learning

Agar pembelajaran sains menjadi kontekstual dan interaktif maka diperlukan pendekatan dalam manajemen pembelajaran. Di sinilah Prof. Ucu Cahyana menjelaskan mengenai integrasi framework pedagogi mobile learning  dalam manajemen pembelajaran sains. 

Secara sederhana mobile learning ini melibatkan perangkat telepon genggam (smartphone) dalam proses pembelajaran dan berkolaborasi dengan teman siswa.  Jadi dengan penggunaan mobile learning ini dapat meningkatkan kolaborasi, jangkauan menjadi lebih luas dan siswa dapat belajar lebih mendalam

“Proses belajar tidak ditentukan hanya dari guru tetapi juga siswa sesuai dengan kebutuhannya,” ucap Prof. Ucu Cahyana. Proses pembelajaran pun menjadi lebih mendalam.

Efektivitas mobile learning tergantung dengan framework mobile learning itu sendiri. Intinya dari beberapa framework ada enam faktor yang harus dipikirkan yakni karakteristik pembelajaran sains, lingkungan belajar, desain platform mobile learning, konteks belajar sains, pengalaman belajar sains, dan tujuan pembelajaran sains. 

Amatan Prof. Ucu Cahyana, mobile learning ini tidak dapat digunakan oleh siswa yang memiliki motivasi belajar sains yang rendah. Oleh karena itu mobile learning ini akan sangat efektif jika digunakan siswa yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi. 

juga Tipe framework pedagogi mobile learning yang paling cocok adalah jarak transaksional rendah dengan pembelajaran mobile melalui aktivitas sosial yang tinggi. Terutama untuk daerah 3 T. 

“Mobile learning dapat menggantikan guru,” ucap Prof. Ucu Cahyana yang guru-guru sains di daerah 3 T sulit untuk berinteraksi dengan siswa. 

Tentunya mobile learning ini akan menambah kompetensi di abad 21 dan 22. Terkini Prof. Ucu Cahyana juga sedang mengembangkan mobile learning dalam bidang kebudayaan.

Prof. Harya Kuncara: Kita Perlu Membangun Kredibilitas Kebijakan

0

EDURANEWS, JAKARTA- Perkembangan ilmu ekonomi modern sejak abad 18 hingga hari ini mencatat peran pemerintah masihlah relevan. Peran pemerintah itu dapat dilihat dari kebijakannya fiskalnya. Keterlibatan pemerintah dalam perekonomian pada tataran tertentu mampu mengefisienkan aktivitas ekonomi sektor privat.

Namun kegagalan intervensi juga membayangi setiap menjalankan kebijakan dalam menjalankan perekonomian. Sebagai contoh Amerika Latin di tahun 1980-an dan Jepang yang terpuruk di tahun 1990-an yang harus ditebus dengan kebijakan lanjutan yang lebih mahal. Prof. Harya Kuncara mengurai lebih jauh bagaimana peran pemerintah itu dalam pemulihan ekonomi dalam orasi ilmiah di Aula Latief (6/10). 

Prof. Harya Kuncara Wiralaga menekankan mengenai peran pemerintah itu dalam orasi ilmiah berjudul “Mewujudkan Kredibilitas Fiskal dalam Rangka Pemulihan Ekonomi”. Prof. Harya Kuncara banyak mendedahkan pemikirannya mengenai kredibilitas fiskal. 

Menurut Prof. Arya Kuncara ada dua aliran utama yang mempengaruhi pemerintah  dalam kebijakan fiskalnya. Yang pertama adalah kebijakan fiskal yang berbasis aturan, kedua kebijakan fiskal yang berbasis diskresi. 

“Aliran ekonomi manapun nampaknya mendukung berbasis kebijakan fiskal yang berbasis aturan,” ucap Prof. Harya Kuncara menekankan.

Kredibilitas Fiskal

Amatan Prof. Harya Kuncara, jika melihat dari sisi kebijakan fiskal yang berbasis aturan maka turunan yang penting dari kebijakan fiskal itu adalah atribut kebijakannya. Kebijakan fiskal pun berada di persimpangan jalan antara ranah ilmu ekonomi dan politik. 

Yang menarik adalah ketika kredibilitas kebijakan fiskal ini sering diklaim oleh politisi sebagai ‘stempel persetujuan’ atas program dan kebijakan. 

Kebijakan fiskal pemerintah dapat memberikan gambaran detail mengenai langkah dalam jalannya roda perekonomian, juga langkag dalam menghadapi krisis.  Sebelum pandemi rasio defisit tata tidak melebihi 3% dari amanat undang-undang  begitu juga rasio hutang. 

“Kita diajak untuk melihat ke depan, “ kata Prof. Harya.

Tantangan  ekonomi eksternal sudah disiapkan konstruksinya.  Di Indonesia salah satunya adalah dalam penyusunan APBN, suku bunga, inflasi,  perpajakan, rasio defisit. 

Prof. Harya Kuncara mengatakan apakah ketaatan dalam rules menjamin kredibilitas fiskal itu sendiri.

“Ketaatan kita pada rules ternyata tidak menjamin kredibilitasnya,” kata Prof. Harya Kuncara menekankan.

Artinya kebijakan fiskal yang tadinya mengacu rencana dalam implementasinya mengacu kepada kebutuhan politisi. Kebijakan fiskal yang tadinya untuk stabilisasi menjadi destabilisasi. Indikasi yang penting salah satunya adalah implikasi ekonomi mengenai Krisis yang berulang dan tergopoh-gopoh ketika IMF gagal memprediksi krisis.

“Karena kita tidak punya rules base policy dan kredibilitas kebijakannya,” kata Prof. Haryo menekankan. 

Maka diperlukan membangun  kredibilitas kebijakan bukan ketaatan lagi rules base policy.  Tantangannya adalah membangun dan mengelola kredibilitas atau kepercayaan itu.

Recent Posts