Home Blog Page 11

Songsong Pendidikan Abad 21, Program Doktor Teknologi Pendidikan UNJ Adakan Seminar Internasional 

0

EDURANEWS, JAKARTA. Pengembangan teknologi pendidikan mutlak harus dikejar dalam pendidikan abad 21. Pembelajaran pun harus terpusat pada peserta didik dengan memperhatikan infrastruktur dan akses. The 1ST ISCET (International Seminar and Conference on Educational Technology) memetakan tren terkini dalam menghadapi pendidikan abad 21 (12/10).

The 1ST ISCET adalah seminar dan konferensi Internasional pertama Program Doktor Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, hal ini terwujud atas Kerjasama antara Program Doktor Teknologi Pendidikan UNJ dengan APS-TPI (Asosiasi Program Studi Pendidikan Indonesia) dengan ketua Pelaksana Marsofiyati, S.Pd., M.Pd. 

Tema The 1ST ISCET mengurai trend dan dampak pendidikan di abad 21. Lima tren itu adalah Teknologi Digital, Akses Inovasi, Globalisasi, Ekuitas dan Akuntabilitas.  

Dalam seminar ini menghadirkan pembicara utama diantaranya Prof. David Stein, Ph. D dari The Ohio State University (USA) mendeskripsikan tentang pembelajaran daring yang membahas bagaimana Instruktur memfasilitasi pembelajaran daring khususnya Synchronous yang efektif dan efisien. Prof. Zoraini Wati Abas, Ph. D dari University of Nottingham Malaysia menjelaskan bagaimana e-learning di masa depan.

Prof. Cher Ping Lim, Ph. D dari University of Hongkong menjelaskan skala kualitas dalam pengajaran dan pembelajaran yang inklusi. Prof. Dr. R. Benny Agus P., MA. Dari Universitas Terbuka menguraikan gagasan bagaimana menghadapi tren teknologi baru dalam pembelajaran Serta Dr. Uwes Anis Chaeruman, M. Pd. Dari UNJ memaparkan gagasan terkini mengenai keterlibatan siswa dalam pembelajaran daring  asynchronous menggunakan komunitas kerangka inkuiri.

The 1ST ISCET  menjadi jalan dalam memetakan isu terkini dalam teknologi pendidikan. Layanan pembelajaran yang tepat menjadi kunci dalam pembelajaran abad 21. Maka pendidik diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan kompetensinya. Inovasi Teknologi Pendidikan yang semakin pesat dibutuhkan pemahaman yang komprehensif dari para pakar pendidikan, inovator, dan peneliti di bidang Teknologi pendidikan. Pembelajaran abad 21 juga harus menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Pendidikan abad 21 identik dengan pengembangan teknologi terkini. Kepala Program Studi S3 Teknologi Pendidikan Dr. Mochamad Sukarjo, MPd. mengatakan Prodi S3 Teknologi Pendidikan akan mengoptimalkan pengembangan dan pemanfaatan media-media pembelajaran seperti mengintegrasikan teknologi AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) yang dapat memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja peserta didik serta penelitian mobile learning.

In Memoriam Conny R Semiawan

0

Pada dua-tiga dekade terakhir abad ke-20, Conny R Semiawan dikenal oleh masyarakat luas sebagai seorang pendidik, tokoh nasional, ilmuwan, guru besar Ilmu Pendidikan, dan rektor pertama perempuan Indonesia. Saya amat bersyukur, dapat mengenal dari dekat sosok dan peribadi seorang Conny. Dalam masa yang relatif panjang, selama lebih tiga dekade, kedekatan itu terjalin karena beliau adalah dosen dan promotor saya ketika kuliah di Pascasarjana IKIP Jakarta (UNJ) dari September 1986 hingga Agustus 1990.

Setelah itu, saya diangkat oleh beliau sebagai asistennya untuk dua matakuliah yang diembannya yakni Filsafat Ilmu, dan Isu-Isu Kontemporer Pendidikan di jenjang pendidikan doktoral. Demikian juga, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Konsorsium Ilmu Pendidikan (KIP) di era Fuad Hassan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K), saya ditugaskan beliau sebagai salah seorang stafnya yang menangani beragam hal yang terkait dengan tugas-tugas sehari-hari KIP, menelaah beragam persoalan keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Berikut ini dikemukakan refleksi singkat atas jasa, keteladanan dan karya monumental Conny di dunia pendidikan yang patut dirawat abadi di negeri tercinta ini.

Pertama, Conny adalah seorang tokoh yang senantiasa memelihara pergaulan intelektualnya di tingkat nasional dan internasional. Sebagai asisten dan staf beliau, saya sering diajak mendampinginya ke berbagai pertemuan ilmiah dan pertemuannya dengan para pejabat negara, Menteri, para tokoh dan ilmuwan tidak hanya di lingkungan Kementerian P dan K, tetapi juga di institusi lainnya. Bahkan saya pernah ditugaskan mengikuti pertemuan internasional di Manila yang diselenggarakan oleh the Association of Southeast Institutions of Higher Learning (ASAIHL) dan pertemuan UNESCO di New Delhi. Juga, beliau telah mengizinkan saya mengikuti pendidikan post-doctoral di Syracuse University, New York (1991).

Ketika Soedjatmoko, Rektor Universitas PBB Tokyo (1980-1987), baru kembali ke tanah air saya dua kali mendampingi Conny ke kediamaan Soedjatmoko yang disapanya Bung Koko. Ada dua hal yang menarik dari dialog beliau dengan Koko. Pertama, Koko melihat sumber persoalan besar satu bangsa ketika para ilmuwannya larut dalam budaya konformitas (culture of conformity). Mereka tidak lagi kritis menyuarakan nurani intelektualnya untuk kepentingan bangsanya. Jika ini terjadi maka bangsa itu cenderung bergerak ke arah otoritarian karena tertutup dari pandangan kritis. Dampak lainnya, bangsa itu tidak akan maju dan akan tertinggal dari bangsa-bangsa lain karena dasar pengambilan kebijakan-kebijakan strategisnya bermutu rendah, tidak berasal dari kajian ilmiah. 

Karenanya, Koko berpesan agar warga kampus tetaplah kritis menyuarakan pandangan keilmuannya meski harus berbeda dengan suara penguasa. Ciri kehidupan akademik memang selalu dinamis karena menghendaki perubahan yang lebih baik. Sedangkan ciri kekuasaan sebaliknya karena mempertahankan comfort zone dan stabilitas meski harus melalui kepalsuan. Koko mengapresiasi Emil Salim karena meski ia berada di lingkaran kekuasaan, tetapi ia tetap tegar menyuarakan pandangan intelektualnya.      

Kerisauan Koko berikutnya adalah semakin melebarnya kesenjangan sosial di banyak negara di Asia. Ia mencontohkan India, para ilmuwannya terlihat menjauh dari persoalan bangsanya, seperti persoalan kemiskinan. Pemerintahnya menikmati kenyamanan kekuasaan, tetapi masyarakatnya dibiarkan tetap berada di alam keterbelakangannya.

Ini berbeda dengan Jepang sebagai negara yang dinilai oleh Koko, para ilmuwannya dan pemerintahnya selalu bergandengan tangan. Kampus bagai otaknya negara yang selalu memberi masukan berharga kepada politisinya dalam setiap pengambilan kebijakan bagi kemajuan bangsanya.

Koko berharap agar warga kampus tetaplah sensitif terhadap persoalan sosial bangsa dan tidak menggunakan toga keilmuannya sebagai karcis untuk mendekat atau mengemis kekuasaan.

Ketika mengetahui bahwa Koko telah meninggal, ia terjatuh dari podium pada saat memberi kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada 21 Desember 1989, seingat saya Muchlis R Luddin, Nusa Putra, Sugeng Suparwoto bersama saya menemani Conny melayat ke kediaman Koko di Menteng. Saya sempat melihat wajah Koko dari dekat dan membacakan doa dengan rasa haru atas kepergian salah seorang putra terbaik bangsa ini, seorang filsuf, diplomat,  dan seorang ilmuwan berkaliber internasional. Ketika saya menoleh ke belakang untuk memberi kesempatan ke pelayat lainnya mendekat ke jasad Koko, ternyata persis di belakang saya ada Pak Harto yang juga datang untuk memberi penghormatan terakhir kepada Koko.

Conny juga dekat dengan Makaminan Makagiansar, yang pernah memimpin UNESCO sebagai Asisten Direktur Jenderal UNESCO, dan ia pernah diundang oleh Conny untuk memberi kuliah umum di IKIP Jakarta.

Pada 19 Juni 1993, Federico Mayor, Dirjen UNESCO menyerahkan Avicenna Award kepada Presiden Soeharto karena Indonesia dinilai sebagai salah satu negara paling sukses menjalankan universalisasi pendidikan dasarnya. Pada saat itu, Makagiansar hadir mendampingi Mayor di Istana. Saat itu, saya menyaksikan pula suasana bahagia dari sejumlah Guru Besar IKIP Jakarta yang hadir di Istana, antara lain: Conny, Soedijarto, Napitupulu, Tilaar, Anah Suhaenah, dan sebagainya. Mereka sesungguhnya adalah arsitek yang telah amat berjasa pada keberhasilan Indonesia itu.

Dengan kedekatan Conny ke Makagiansar, saya pernah diusulkan untuk membantu UNESCO. Bahkan, Makagiansar pernah merekomendasikan saya ke Dirjen UNESCO untuk duduk sebagai salah seorang Direktur di UNESCO Paris, karena ia menilai saya ada pengalaman membantu UNESCO PROAP untuk wilayah Asia Pasifik sebagai Konsultan Internasional pada Asia Pacific Program of Education for All (APPEAL).

Kedua, Conny adalah seorang tokoh yang tidak enggan bersuara berbeda dengan kekuasaan. Sebagai Rektor IKIP Jakarta, di berbagai pertemuan dengan Menteri, dan pejabat lainnya di lingkungan kementerian P dan K, saya sering melihat respon beliau ketika ada pihak yang menuding rendahnya mutu guru yang berpangkal dari rendahnya mutu lulusan IKIP. Conny secara spontan menolak tudingan itu dengan santun menunjukkan bahwa penghasil guru bukan hanya dari 12 IKIP, tetapi ada Dikdasmen yang juga menghasilkan guru SD melalui SPG dan SGO, ada STKIP,  FKIP, IAIN, STAIN, dan seterusnya. 

Juga, Conny bersuara berbeda ketika ada  kebijakan yang memberi kesempatan ke PTN terkemuka di negeri ini untuk mencetak guru bidang studi Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi dan Bahasa Inggris. Conny menilai kebijakan itu diskriminatif karena anggarannya jauh lebih tinggi dan memberi kesan IKIP amat tertinggal di semua bidang itu. Conny meminta agar program elitis itu dievaluasi dan dibandingkan dengan mutu lulusan IKIP yang menggunakan anggaran yang jauh lebih rendah. Hasilnya, ternyata, lulusan IKIP masih lebih baik dibanding dengan lulusan UI, ITB, UGM dan PTN lain yang telah diberi mandat menyelenggarakan pendidikan guru karena peminatnya ternyata bukanlah dari siswa yang berprestasi. Akhirnya, program inovatif itu tidak berlanjut.     

Ketiga, Conny adalah seorang tokoh yang melembagakan gagasannya. Sebagai tokoh yang dinilai sukses melahirkan Lab-school IKIP Jakarta, dan sukses membantu sebagai konsultan pada pendirian SMA Taruna Nusantara Magelang, saya pernah ditugaskan beliau ke berbagai daerah untuk membantu pengembangan Sekolah Unggulan Berasrama di berbagai wilayah, seperti ke Irian Jaya untuk pengembangan SMA 17 Agustus sebagai sekolah unggulan, ke Jambi untuk pendirian Sekolah Unggulan Titian Teras, Sekolah Al-Kautsar di Lampung, dan SMA Taruna Bumi Khatulistiwa di Pontianak. Kepercayaan pemerintah dan masyarakat luas kepada Conny, kelihatannya terus berlanjut hingga ke era Wardiman Djojonegoro sebagai Menteri P dan K terakhir di era Orde Baru.

Terakhir, Conny juga dikenal sebagai tokoh yang dekat dengan berbagai kalangan, termasuk dengan mahasiswa, aktivis dan media. Ia juga dekat dengan tokoh-tokoh agama. Suatu hari, saya menemani beliau menerima Menteri Agama Munawir Sjadzali. Ada kesan yang menarik dari dialog santai antara keduanya, kata sang Menteri:

“Ada seorang yang dipenjara sekian tahun karena telah divonis bersalah atas berbagai kasus pencurian yang telah dilakukannya. Namun ketika menjalani hukumannya di penjara, orang ini terlihat berperilaku sebaliknya. Ia terlihat amat rajin beribadah. Ketika ditanya oleh salah seorang sipir Penjara. “Pak, saya melihat Anda ini adalah orang yang taat beribadah, shalat tepat waktu, tetapi Anda juga di sisi lain telah melakukan berbagai kejahatan pencurian.” Si Napi ini menjawab, “Lho apa yang salah di sini Pak Sipir. Saya kan beragama Islam, shalat adalah kewajiban saya, tetapi mencuri adalah pekerjaan saya.”

Munawir hanya ingin memberi kesan bahwa Agama belum terinternalisasi dalam perilaku sehari-hari bagi sebagian umat beragama. Inilah salah satu tantangan dunia pendidikan. Menyatukan kepribadian yang retak dengan mengharmoniskan tuturan, pikiran dan perilaku dengan menguatkan tegaknya kultur keteladanan. Tentu amat sulit membiasakan anak rajin beribadah apabila anak melihat ayahnya rajin berjudi.

Terima kasih guruku Professor Conny, hidupmu telah memberi cahaya di hati dan pikiran kami muridmu, semoga cahaya itu akan terus terpancar ke berbagai sudut kehidupan di planet ini.  “ars longa vita brevis” – cahayamu abadi meski hidupmu singkat.

 

Hafid Abbas

Ketua Senat UNJ

 

 

 

UNJ Lantik Anggota Satgas PPKS, Bukti Serius dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Kampus

0

 

EDURANEWS, JAKARTA. Universitas Negeri Jakarta (UNJ) telah melantik anggota Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) di Aula Latief Gedung Dewi Sartika Kampus A UNJ (12/9). Pelantikan ini menjadi komitmen serius UNJ dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan kampus. 

Rektor UNJ Prof. Komarudin menjelaskan UNJ gerak cepat dengan membuat pansel dan satgas sementara hingga satgas yang tetap sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan  dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2021. Rektor UNJ berharap seluruh civitas akademika UNJ mendukung Satgas PPKS UNJ. 

“Pekerjaan ini bukan pekerjaan gampang,” ujar Prof. Komarudin. 

Robertus Robet mengatakan fungsi satgas ini yakni menangani, menyelidiki juga fungsi edukasi dan pendampingan. Dengan adanya satgas ini UNJ memiliki peralatan institusional dan mekanisme untuk menangani kasus kekerasan seksual. 

“Dan ini yang lebih penting mekanisme perlindungan dan pelayanan bagi civitas akademika di UNJ,” ujar Robertus Robet yang menginkan UNJ menjadi kampus yang aman.

Ketua Satgas PPKS UNJ Ikhlasiah Dalimonthe mengatakan  kekerasan seksual di kampus menjadi isu yang sangat penting. Merujuk data yang dikeluarkan Kemdikbud Ristek 77% kekerasan seksual terjadi di kampus dan sekitar 63% tidak berani mengungkapkan. PPKS UNJ telah memiliki hotline dan juga bilik aduan untuk memproses kasus kekerasan seksual. 

“Yang penting sekarang kita mensosialisasikan sehingga banyak orang tahu dan tercipta kampus yang aman,” ujar Ikhlasiah Dalimonthe yang juga sudah membuat roadmap yang akan disesuaikan dengan program utama Satgas PPKS  di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian.

Rektor Komarudin Dirikan Akademi Badminton UNJ

0

EDURA NEWS, JAKARTA: Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Profesor Komarudin mendirikan Akademi Badminton UNJ. Akademi ini bertujuan untuk menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan badminton bagi atlet, serta kejuaraan dari usia dini, anak, hingga remaja.

Calon atlet Akademi Badminton UNJ

UNJ sebagai perguruan tinggi yang memiliki fakultas olahraga terbaik di Indonesia memiliki SDM dan fasilitas mumpuni untuk menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan badminton bagi atlet, serta kejuaraan.

Ketua Edura Professor Henry Eryanto menyatakan Akademi Badminton UNJ yang ke depan berada di bawah koordinasi Edura UNJ.

Ketua Edura UNJ Profesor Henry Eryanto

“UNJ melalui akademi ini berkomitmen untuk terus melakukan sinkronisasi dari kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sehingga tugas universitas terutama pada bidang pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat dapat berjalan selaras,” tambahnya.

Di sisi lain, UNJ ke depan juga akan menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Akademi ini merupakan salah satu dari program yang akan dijalankan seiring dengan transformasi universitas untuk terus berinovasi.

Rektor UNJ Komarudin sangat optimis keberadaan Akademi Badminton UNJ akan menjadi sentra pelatihan yang baik. Hal itu paling tidak bercermin dari universitas di luar negeri yang punya andil besar melahirkan atlet juara.

“Universitas di luar negeri sudah banyak yang membuat akademi pelatihan olahraga. Dari sana atlet kelas juara dunia banyak lahir. Maka UNJ harus juga belajar mewujudkan itu,” ungkapnya.

Rektor UNJ Profesor Komarudin

Profesor Komarudin juga mengatakan Akademi Badminton UNJ akan melakukan pelatihan dan pembinaan terprogram. Sehingga apa yang menjadi cita-cita orang tua atlet dapat tercapai.

Acara Grand Launching Akademi Badminton UNJ berlangsung di Hall A, Kampus B UNJ, Jalan Pemuda rawamangun (09/09). Acara ini dimeriahkan dengan turnamen mini para calon atlet binaan, didampingi pelatih dan orangtua.

Dalam peresmian, Profesor Komarudin melakukan atraksi simbolik dengan menepuk bulu tangkis bersama para atlet dan panitia sebagai simbol telah resmi berdiri Akademi Badminton UNJ.

Rektor UNJ Menggagas Kurikulum Adaptif Untuk Atlet

0

EDURA NEWS, JAKARTA: Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Profesor Komarudin menggagas kurikulum adaptif untuk atlet Sentra Latihan Olahragawan Muda Potensial Nasional (SLOMPN). Untuk itu, UNJ berkomitmen memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana serta layanan yang bertemu dan terstandarisasi.

Para atlet SLOMPN UNJ berfoto bersama pelatih, dosen, dan rektor UNJ

UNJ menjadi bagian dari pusat Sentra Latihan Olahragawan Muda Potensial Nasional (SLOMPN). Kampus yang memiliki fakultas olahraga terbaik di Indonesia ini akan menyelenggarakan sentra pelatihan untuk cabang olahraga atletik, panjat tebing, menembak, panahan, dan sepeda. Tidak menutup kemungkinan untuk cabang olahraga lainnya.

Profesor Komarudin menyatakan UNJ akan memberikan kesempatan bagi atlet untuk beasiswa di SMP Labschool Jakarta, Rawamangun. Dia berharap tidak ada lagi atlet yang mengalami kendala dalam pendidikan, karena antara pelatihan, pembinaan, dan pendidikan formal akan terintegrasi.

“Kami juga akan membuat kurikulum khusus bernama Kurikulum Adaptif. Dengan model pembelajaran ini, atlet dapat belajar di mana saja, tidak harus ke sekolah,” ungkapnya.

Rektor UNJ Profesor Komarudin

Profesor Komarudin mengatakan bahwa pihak manajemen universitas akan segera mematangkan Kurikulum Adaptif ini di pertemuan khusus yang diselenggarakan setelah acara peresmian SLOMPN UNJ.

“Kurikulum Adaptif ke depan juga bisa jadi model di DKI Jakarta, maupun daerah lain. Tentu dengan daya dukung pelatih yang berperan sebagai pamong atau orang yang selalu ngemong kepada atlet,” tambahnya.

Putra Nababan, anggota DPR RI Komisi X bidang Pendidikan, Olahraga, dan Sejarah

Putra Nababan, anggota DPR RI Komisi X bidang Pendidikan, Olahraga, dan Sejarah, mengapresiasi inisiatif UNJ soal integrasi Kurikulum Adaptif dalam SLOMPN UNJ.

“Ini merupakan suatu gagasan yang baik, terutama dalam konteks Rancangan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas). salah satu poin penting dalam RUU tersebut adalah juga pendidikan atlet. UNJ harus melakukan supervisi dalam menyukseskan sentra pelatihan atlet berbakat ini,” terangnya.

SLOMPN UNJ merupakan bagian dari peran UNJ menjadi salah satu sentra pembinaan atlet dalam program pemerintah, yaitu Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

UNJ Resmikan Sentra Olahragawan Muda Potensial Nasional (SLOMPN)

0

EDURANEWS, JAKARTA: Universitas Negeri Jakarta (UNJ) resmikan Sentra Latihan Olahragawan Muda Potensial Nasional (SLOMPN) di Aula Lantai 3, Gedung Olahraga UNJ (08/09). Dalam agenda besar tersebut universitas juga mengumumkan hasil seleksi atlet, pelatih, dan tim pendukung.

Dalam peresmian tersebut, UNJ melakukan pengenalan lingkungan terhadap fasilitas dan program. Peserta, orang tua, dan pelatih diharapkan mengetahui gambaran umum tentang SLOMPN UNJ yang segera akan dimulai.

SLOMPN UNJ merupakan bagian dari peran UNJ menjadi salah satu sentra pembinaan atlet dalam program pemerintah, yaitu Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

Johansyah Lubis, Dekan FIK sekaligus Direktur SLOMPN UNJ

Dekan FIK sekaligus Direktur SLOMPN UNJ, Johansyah Lubis menyampaikan, para atlet memiliki tugas suci membela bangsa dan negara mengibarkan merah putih ke ajang internasional.

“Untuk itu, hari ini akan ada orientasi dan pengenalan kampus di tempat training, dan juga melihat langsung ke asrama dan langsung menginap hari ini,” ujarnya samal sambutan.

Rektor UNJ Profesor Komarudin

Rektor UNJ Profesor Komarudin mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan orang tua kepada UNJ untuk pembinaan atlet. UNJ selaku pelaksana dari program DBON Kemenpora akan membina atlet dengan baik.

“Para atlet muda potensial selamat bergabung. Kalian harus menjadi yang terbaik dalam mengharumkan nama Indonesia di masa depan,” himbau Profesor Komarudin.

Profesor Komarudin berkomitmen penuh untuk mendukung penuh sentra pembinaan atlet ini. UNJ terutama akan menyediakan fasilitas yang terstandar mutunya. Hal tersebut bertujuan agar atlet dapat berkembang dengan baik dan berprestasi menyumbangkan emas.

Putra Nababan, anggota DPR RI Komisi X bidang Pendidikan, Olahraga, dan Sejarah

Putra Nababan, anggota DPR RI Komisi X bidang Pendidikan, Olahraga, dan Sejarah, menguatkan dukungan terhadap SLOMPN UNJ. Dia mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk segera membuat kepastian bagi atlet yang sudah lulus seleksi.

“Dari 1.000 peserta, hanya 35 atlet yang lulus seleksi. Kalian harus bangga berada di tempat terbaik seperti UNJ ini, karena kampus ini memiliki fakultas olahraga terbaik di Indonesia,” tegas Putra Nababan.

Putra berpesan, atlet harus memberikan yang terbaik dan totalitas dalam latihan dan pembinaan. Tidak perlu memikirkan biaya, karena pemerintah akan memperjuangkan anggaran untuk mendukung program SLOMPN UNJ.

Para atlet muda yang mengikuti pembinaan di SLOMPN UNJ

UNJ sendiri akan menjadi sentra pelatihan untuk cabang olahraga atletik, panjat tebing, menembak, panahan, dan sepeda. Tidak menutup kemungkinan untuk cabang olahraga lainnya.

Hadir dalam acara ini yaitu Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Kepala Biro Umum dan Kepegawaian dan para pejabat lainnya di lingkungan UNJ.

Sedangkan dari eksternal turut dihadiri Asdep Prestasi Kemenpora, Putra Nababan (Anggota DPR RI Komisi X), Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta, dan Purwosusilo (Wakil Dinas Pendidikan DKI Jakarta).

UNJ Menjadi Tuan Rumah Konferensi Internasional “The 3rd Science and Mathematics International Conference (SMIC) 2022”

0

EDURANEWS, JAKARTA: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA, Universitas Negeri Jakarta menyelenggarakan seminar internasional di Avenzel hotel and Convention Center, Cibubur, Bekasi (07/09).

Panitia, yang terdiri dari dosen, karyawan, dan mahasiswa, berfoto bersama dengan para pembicara

Adapun panitia mengambil tajuk “Emerging Post Pandemic: Trends of Research and Education in Mathematics and Science”.

Acara ini mengundang 12 pembicara di bidang matematika, ilmu pengetahuan alam, dan pendidikan sains. Sementara negara yang turut bergabung dalam agenda ini berjumlah delapan (Prancis, Jepang, Turki, Taiwan, malaysia, new Zealand, Singapura, dan Austria).

Ketua Pelaksana Ns. Sri Rahayu, M.Biomed. menyatakan konferensi ini selain mempresentasikan berbagai temuan penelitian, juga mempertemukan akademisi, praktisi, industri, dan mahasiswa. Mereka saling berinteraksi untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Selain itu, mereka juga secara aktif mendiskusikan tren apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Mereka membentuk suatu komunitas yang saling bersinergi bersama.

Sesi paralel dengan Invited Speaker

Dalam laporan, Sri menjelaskan konferensi ini telah berhasil menghimpun 200 hasil penelitian dari delapan negara (Australia, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, Nigeria, Filipina, dan Taiwan).

Semua hasil penelitian tersebut akan dipublikasikan dalam bentuk prosiding di American Institute of Physics (AIP).

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Profesor Muktiningsih mengatakan konferensi internasional merupakan bagian dari pengejawantahan visi Fakultas MIPA sebagai unggulan di Asia.

Profesor Muktiningsih mengatakan konferensi ini bisa menjadi salah satu kontribusi  untuk meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi dosen kami dan mahasiswa.

Selain itu, konferensi ini juga memungkinkan para peneliti di seluruh dunia untuk berbagi temuan dan menginspirasi semua peserta lainnya.

Rektor Universitas Negeri Jakarta Profesor Komarudin mengatakan konferensi ini sangat berguna dalam mencari solusi kehidupan pasca pandemi Covid-19. Dia berharap hasil penelitian ini dapat membawa perubahan dan transformasi ke arah yang lebih baik.

Acara ini diselenggarakan dengan kerjasama dengan University Technology Malaysia. Adapun keynote speaker dalam acara ini yaitu Prof Neil Dodgson, Ph.D. dari Victoria University of Wellington, New Zealand, Ong Yann Shiou dari Nanyang Technological University, Singapore, Prof. Dr. Hesham Ali El Enshasy dari University of Technology Malaysia, dan Prof. Dr. Muktiningsih, M.Si dari Universitas Negeri Jakarta, Indonesia. 

Para operator sedang mengatur peserta melalui aplikasi daring

Adapun invited speaker yang berlangsung secara paralel melalui ruang yang berbeda yaitu:

Parallel session 1, Prof. Yusaku Fujii, Ph.D. (Gunma University, Japan), Prof. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd. (Universitas Negeri Malang, Indonesia), dan Prof. Jungshan Chang, Ph.D. (Taipei Medical University, Taiwan)

Parallel session 2, Prof. Abdallah Makhoul, Ph.D. (University of FrancheComté, France), Assoc. Prof. Dr. Bekir Yildirm (Mus Alparslan University, Turkey),  Prof. Dr. Jalifah Binti Latip (Universiti Kebangsaan Malaysia, Malaysia), Prof. Dr. Ir. Sudarsono, M.Sc. (IPB University, Indonesia).

Prof. KH. Said Aqil Siradj: Pemahaman Agama yang Benar Akan Membawa Agama Kepada Kemanusiaan

0

EDURANEWS, JAKARTA. Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggarakan Tadarus Kebangsaan bersama Prof. KH. Said Aqil Siradj  di Aula Maftuchah Yusuf Gedung Dewi Sartika Kampus A UNJ (6/9). Tadarus kebangsaan bertajuk “Agama, Negara, dan Kearifan lokal” merupakan acara yang diinisiasi Pusat Pengembangan Pendidikan Karakter dan Peradaban UNJ. Prof. KH. Said Aqil Siradj memberikan pandangan yang memberikan cakrawala luas mengenai hubungan Agama, Negara dan Kearifan lokal. 

Rektor UNJ Prof. Komarudin dalam sambutannya mengatakan tadarus kebangsaan ini untuk memberikan pencerahan kepada civitas akademika UNJ. Tema yang diangkat pun menjadi tepat ketika melihat kondisi bangsa Indonesia. 

“Kondisi bangsa Indonesia yang memang masih terus perlu merajut ikatan kebangsaan yang belum selesai,” ucap Prof. Komarudin. Upaya memperkuat tali ikatan kebangsaan ini menjadi penting untuk terus dirajut.   

Belajar dari Perjuangan Nabi Muhammad

Prof. KH. Said Aqil Siradj mengawali tadarus kebangsaan dengan menjelaskan perjuangan Nabi Muhammad dalam berdakwah. Perjuangan Nabi Muhammad untuk menyebarkan Islam sebagai agama yang menyejukan dari kota ke kota. 

“Nabi muhammad dari Abad 15 yang lalu  telah mencoba dan berhasil membangun sebuah masyarakat bukan dari konstitusi agama dan etnik tetapi kesamaan cita-cita dan visi misi,” ujar Prof. KH. Said Aqil Siradj. 

Menurut Prof. KH. Said Aqil Siradj di sinilah Nabi Muhammad tidak pernah memproklamirkan negara Islam. Yang dibangun Nabi Muhammad adalah negara modern yang berasaskan kesamaan di mata hukum. Nabi Muhammad telah berhasil membangun masyarakat yang madani. 

Prof. KH. Said Aqil Siradj juga mengingatkan ada dua amanah yang diberikan oleh Allah SWT yakni, Pertama, amanah yang bersifat ilahiah yang sakral berupa agama yang berisi aqidah dan syariah. Kedua, yang bersifat imaniah yakni amanah yang tergantung pada manusia berupa “ijtihad” hasil kesepakatan manusia. Ijtihad inilah yang dapat dibangun berdasarkan kemampuan dan kreativitas manusia itu sendiri. 

Merajut Benang Kebangsaan

Menurut Prof. KH. Said Aqil Siradj Islam dibawa ke Nusantara oleh para wali. Para Wali ketika itu melihat masyarakat Nusantara telah berkarakter dan berbudaya. Para Wali menganggap kebudayaan harus dilestarikan bahkan dijadikan pondasi dalam beragama. Ijtihad para Wali inilah yang menjadikan kebudayaan sebagai pondasi awal dalam beragama. Prof. KH. Said Aqil Siradj juga percaya bahwa Islam yang dibawa ke masyarakat adalah dengan pendekatan kebudayaan.

Prof. KH. Said Aqil Siradj juga menjelaskan pemikiran KH. Hasyim Asy’ari yang membangun format berpikir bagaimana menyatukan antara teologi dan budaya dan teologi dengan politik kebangsaan. 

“Politik yang berdasarkan agama tidak lagi bisa menjawab tantangan zaman,” ujar Prof. KH. Aqil Siradj.

Prof. KH. Aqil Siradj menjelaskan bahwa KH. Hasyim Asy’ari telah membaca tanda-tanda zaman dengan  memberikan pandangan “Hubbul wathon minal iman” yaitu nasionalisme bagian dari keimanan. Kata-kata ini sepertinya ringan tetapi memiliki filosofi yang kuat. Juga pandangannya mengenai “mati demi tanah airnya adalah mati syahid”. Pun di tahun 1936 Muktamar Nahdlatul Ulama di Banjarmasin juga memutuskan Indonesia sebagai Darussalam yakni negara yang damai.

“Diperkuat lagi ketika Gus Dur menjadi ketua Nahdatul Ulama bahwa NKRI dan Pancasila sudah final,” ujar Prof. KH. Aqil Siradj yang juga mengingatkan untuk mempertahankan kedamaian dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. 

Kepada EduraNews Prof. KH. Aqil Siradj juga menjelaskan bagaimana pemahaman agama yang benar pasti akan membawa agama kepada kemanusiaan, persatuan, persaudaraan dan keadilan. Prof, KH. Aqil Siradj juga berpesan agar para pendidik dan calon guru untuk dapat menjadi contoh yang baik yang dapat diteladani anak didiknya.

“Kita sekarang krisis keteladanan,” ujar Prof. KH. Aqil Siradj.

 

 

 

Foto: Arum

Kameramen: Ramdhani

 

 

Dr. Abdul Syukur: Semangat Kolaborasi Sukseskan PKKMB UNJ 2022

0

EDURANEWS, JAKARTA– Universitas Negeri Jakarta melaksanakan PKKMB UNJ 2022 secara luring di GOR Atletik Rawamangun UNJ (22/08).

Dr. Abdul Syukur selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni memberikan laporan kegiatan pada pembukaan PKKMB UNJ 2022.

Dalam laporannya, Abdul Syukur menyampaikan rangkaian kegiatan PKKMB UNJ 2022 dilaksanakan selama enam hari mulai dari tanggal 22-27 Agustus 2022. Rangkaian kegiatan PKKMB UNJ 2022 dilaksanakan secara hybrid meliputi pembukaan PKKMB luring, PKKMB Fakultas dan Prodi secara Hybrid, dan penutupan PKKMB luring.

Pada pembukaan PKKMB UNJ 2022, Abdul Syukur melaporkan terdapat 5117 mahasiswa baru yang diterima UNJ tahun 2022 ini yang turut mengikuti rangkaian kegiatan PKKMB UNJ 2022.

Dengan mengangkat tema “PKKMB Mewujudkan Mahasiswa Unggul dan Berprestasi di Era Digital”, PKKMB UNJ 2022 menetapkan tujuan kegiatan ini adalah memberikan pembekalan terhadap mahasiswa baru agar lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan kampus UNJ.

Mengakhiri laporannya, Abdul Syukur menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam PKKMB UNJ 2022.

“Terima kasih atas kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas untuk menyukseskan PKKMB UNJ 2022. Ini memang bukan hal mudah tapi dengan semangat kolaborasi saya yakin kita dapat menjalankan program ini sesuai dengan yang dicita-citakan,” ujarnya di penghujung penyampaian laporan kegiatan.

Nadiem Makarim: Program MBKM, Peluang bagi Mahasiswa Baru Menemukan Minat Bakat

0

EDURANEWS, JAKARTA— Universitas Negeri Jakarta melaksanakan pembukaan PKKMB UNJ 2022 secara luring di GOR Atletik Rawamangun UNJ (22/08).

Pada kegiatan PKKMB UNJ 2022, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Nadiem Makarim memberikan sambutannya secara daring melalui rekaman video.

Dalam sambutannya, Nadiem menyatakan urgensi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bagi mahasiswa baru.

Nadiem berharap dengan program MBKM yang sudah berjalan dua tahun ini akan sangat membantu mahasiswa untuk menemukan minat dan ketertarikan yang dapat menentukan karier di masa depan.

“Bekerja sesuai minat adalah salah satu hal yang sangat berharga,” ujar Nadiem.

Selain program MBKM, Nadiem mengungkapkan terdapat program Praktisi Mengajar di mana para pakar terjun langsung ke dunia kampus untuk turut menyebarkan pengetahuan dan pengalamannya.

Hal yang disampaikan Nadiem Makarim diharapkan dapat diterapkan sesuai tema yang diusung PKKMB UNJ 2022 “PKKMB Mewujudkan Mahasiswa Unggul dan Berprestasi di Era Digital.”

Recent Posts