EDURANEWS, JAKARTA – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) terus berupaya untuk meningkatkan kualitas mutu hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui Pascasarjana UNJ itikad tersebut diwujudkan dalam standar penilai yang disebut dengan monitoring dan evaluasi (Monev) Hibah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tahun 2020. Hal itu berpedoman pada Standar Nasional Penelitian, Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Rektor UNJ Prof. Dr. Komarudin, M.Si menegaskan kembali Visi UNJ menjadi universitas bereputasi Asia dalam Rencana Strategis yang sudah dicanangkan akan tercapai pada 2045. Dengan visi tersebut, ia mengharapkan ada kesadaran bersama untuk mencapainya.
Komarudin melihat itikad kuat Pascasarjana UNJ yang bercita-cita menjadi episentrum unggulan dalam pendidikan. Kalau begitu, semua program harus mengarah kesana. Jajaran pimpinan harus mengawal terus prosesnya sampai konsisten tercapai.
“Saya berharap Pascasarjana UNJ kembali ke era kejayaannya di periode 70-an akhir sampai dengan 80-an awal. Menjadi pusat dari LPTK di Indonesia dan banyak pemikiran yang lahir, serta tokoh-tokoh nasional,” ungkapnya dalam sambutan Monev Hibah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tahun 2020.
Komarudin juga memberikan tips agar penelitian di UNJ dapat terus meningkatkan produktivitas. “Bagaimana agar bisa menjaga mutu? Kita harus saling bekerjasama untuk saling membantu. Jangan pernah bekerja sendirian. Karena akan lebih mudah mengatasi semuanya bila kita bersama-sama,” tambahnya.
Di sisi lain, Direktur Pascasarjana UNJ Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd mengatakan hasil riset ke depannya tidak hanya berujung pada Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) semata, lebih lanjut diharapkan para dosen dapat juga melakukan Hak Paten terhadap penelitiannya. Itu harus dipikirkan strateginya ke depan.
“Potensi kita sebenarnya banyak yang bisa berpeluang mendapatkan paten, mudah-mudahan dalam acara monev ini akan diketahui mana penelitian yang berpeluang paten,” ungkap Nadiroh.
Nadiroh melanjutkan, hal yang juga penting yaitu penelitian yang dilakukan haruslah sesuai dengan ranah keahliannya masing-masing. Untuk itu, harus ada korelasi antara mahasiswa dan dosen untuk bersinergi saling membantu sesuai program studinya. Penting untuk diketahui hal itu akan memupuk kepemilikan terhadap bidang keilmuannya.
Selain itu, Ketua LPPM UNJ Dr. Ucu Cahyana, M.Si mengharapkan dari hasil penelitian tersebut UNJ bisa masuk ke jajaran 15 besar. Dengan posisi saat ini yang baru mencapai 20 besar paling tidak kita bisa mencapai target.
Ucu menyampaikan tentang posisi pemeringkatan HaKi UNJ saat ini yang mencapai posisi 638, target sampai akhir tahun mudah-mudahan terkejar sampai 700 lebih. Karena banyak yang dalam proses pengurusan di Dirjen HaKi. Karena itulah kita berada di tingkat 4 nasional untuk hal ini. Semua itu sangat tergantung dengan Kegiatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang berpengaruh terhadap pemeringkatan.
“Saya berharap Pascasarjana UNJ harus menjadi pemantik tumbuhnya semangat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang berkualitas,” jelas Ucu.
Ia juga menegaskan harus dipikirkan muara daripada kegiatan Monev Hibah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ini. Karena sayang sekali bila hanya berhenti pada aktivitas di lapangan saja. Harus ada tindakan lanjutan berupa penerbitan buku, publikasi media, dan postingan di media sosial. Itu semua menjadi bagian dari penilaian suatu universitas.
Monev Hibah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tahun 2020 Pascasarjana UNJ adalah upaya mengukur sejauh mana penilaian penelitian dan pengabdian masyarakat yang sudah dilakukan oleh para dosen.. Standar penilaian sangat dipengaruhi oleh standar proses. Standar tersebut tidak sekedar dokumen semata, tapi harus diterapkan betul dalam aplikasi mutu.