Putch, itu kata Tan Malaka, dalam buku yang ditulisnya tahun 1920-an. Artinya sekumpulan orang yang ingin melakukan perubahan namun menawarkan “angan-angan” kosong. Dan itu tidak akan berhasil, karena tidak akan mendapat dukungan rakyat. Model perjuangan kemerdekaan yang tidak didukung oleh Tan Malaka.
“Pergerakan perubahan radikal, dapat dilakukan dan mendapat respon atau dukungan apabila menyangkut ekonomi, menyangkut isu perut mereka,” ujar Tan Malaka.
Kata Kardun, kelompok putch seperti buku, apabila disandingkan dengan rengginang di atas meja, orang lapar akan lebih banyak memilih rengginang ketimbang buku.
Menawarkan gagasan tidak jelas, hanya seperti tukang obat kurap yang badannya penuh kurap. Seperti menjual pendingin udara di Antartika yang penuh salju.
Kita hidup butuh solusi, kadang ketika kita kalap, yang dianggap solusi, ternyata hanya sebuah ilusi.
Para penipu sangat paham petuah Tan Malaka, maka mereka mempromosikan dirinya sebagai pemberi solusi ekonomi. Sekarang banyak berkeliaran penipu. Mereka dengan dalih bisnis arisan berantai, atau investasi berganda, mereka menjanjikan solusi kesulitan keuangan di kala krisis, mereka menyasar kaum ibu, tentu yang dibidik Ibu-ibu, karena ibu-ibu banyak perasaan “tidak enaknya”, gengsinya, meskipun bapak bapak yang baru pensiun, yang bingung ingin kaya juga dijadikan target sasaran.
Berbagai penawaran arisan berantai atau skema Ponzi, seperti sebagai solusi. Seolah-olah logis, anda setor uang sekian ratus ribu, anda akan mendapatkan uang puluhan juta, kalau anda dapat menggaet puluhan anggota lainnya. Ternyata anda memasuki perangkap seperti “bubu” ikan, sudah masuk tidak dapat keluar, kecuali merelakan uang yang disetor hilang, atau melanjutkan dengan “menipu” kerabat anda.
Konsep jalan pintas, sak dek sak nyet, instan dan cespleng, ternyata sangat manjur di masa krisis, pandemi atau bencana. Banyak orang kalap, tidak percaya semuanya harus berproses dan butuh waktu. Katanya Tuhan saja butuh 6 masa menciptakan bumi. tetapi ada manusia ingin melakukan perubahan dalam semalam. Mungkin hanya terjadi dalam mimpi saja.
Janganlah kita sudah hidup susah dan miskin, bermimpi pun menjadi kere dan kelaparan. Siangnya kecapean gowes dan minta pijit, malamnya mimpi mencangkul sawah 1 hektar. Seperti di film Night on Elm Street. Freddy Krueger sang setan hadir dalam kenyataan dan mimpinya. Terus bagaimana kita menyelesaikannya?
Kita akan menemukan jalan penyelesaiannya, meskipun kadang kita harus “kejedot” beberapa kali, yang penting pagi ini, nikmati saja LONSAY, lontong sayur padang selagi masih bisa dan enak makan.
BSA/21/8/20