Pengalaman Kawan dalam Berdoa

0
938

Doa yang terkabul, katanya dalam suasana hati yang tidak “kemrungsung”. Sehingga frekuensi hati sama dengan frekuensi ikhlas, yang berakhir dengan kebahagiaan. Biasanya kita berdoa selalu dalam keadaan, kecewa, marah, khawatir sehingga suasana hati kita penuh “bara”. Penuh nafsu untuk segera mengubah suasana atau hasil sesuai apa yang kita mau.

Namun ada kisah seorang pengusaha yang sedang menderita kerugian, perasaannya penuh kekhawatiran, PHK karyawan, terlilit hutang dan miskin. Sungguh menyeramkan bagi sang pengusaha. Hanya berdoa yang dapat dia lakukan, dengan niat agar usahanya bangkit lagi. Setiap hari berdoa awalnya dengan kekecewaan dan kemarahan. Dengan ketekunannya berdoa, amarah dan kecewanya mulai menurun. Sampai akhirnya sang pengusaha menemukan atau mendapatkan sesuatu berupa ketenangan hati. Hati terasa lapang, keinginan dan kekhawatirannya sudah musnah, berganti perasaan damai di hati. Ayem dan bahagia. Keinginan untuk lebih kaya, lebih maju berbisnisnya sudah terlupakan.

Meminta kekayaan ternyata yang diperoleh ketenangan hati. Sang pengusaha sekarang lebih bijak dan bukan lebih giat berbisnis. Malah gemar mengurusi agama dan perbuatan sosial.

Apakah ini berarti terkabulnya doa? yang diminta kekayaan malah jadi ngurusin agama dan berbagai hal yang bersifat spiritual?

Dengan kedamaian hatinya, sang pengusaha memulai lagi usahanya. Sambil terus berdoa. Dan “anehnya” sekarang usahanya bertambah maju. PHK tidak terjadi, hutang dilunasi dan kehidupannya lebih tenang dan berkecukupan. Perjalanan doa yang “berputar’ dan butuh waktu.

Cerita di atas adalah pengalaman kawan dalam berdoa. Ternyata terkabulnya doa, harus memutar, menunggu sampai terjadinya ketenangan hati. Sepertinya Tuhan tidak akan mengabulkan doa orang yang sedang marah, sedang galau, memaki, maki dan berteriak-teriak. Orang galau hanya akan membuat kacau. Sebenarnya dalam berbagai agama banyak menjelaskan tentang terkabulnya doa, namun kita sering hanya ingin meminta dengan memaksa, cepat terjadi apa yang kita minta dan hati yang masih membara, kemrungsung dan penuh dendam.

Memahami apa yang terjadi dalam hidup kita sekarang. Memohon dibuka pikiran dan hati untuk memahaminya serta kekuatan untuk menghadapinya. Konon akan mempercepat rasa ayem di hati.

BSA/23/6/20
Foto : sumber Google.