Petuah Pak Tua

0
320

Ada aja, atau istilah Jawa ndilalah kersaning Allah. Semua kehendak Illahi. Pagi tadi ketika nggowes, saya berjumpa orang tua sedang istirahat jalan pagi, dan leyeh-leyeh di warung. Pak Tua berusia 90 tahun. Sudah 35 tahun pensiun. Dengan uang pensiun setiap bulan, eks ASN. Namun tetap mampu membiayai kehidupan dengan rumahnya yang besar dan terawat rapih, membayar pembantu dan supir. Menurutnya semua berkat selama ini setiap bulan ada subsidi dari anaknya yang menjadi pejabat sebesar 10 juta perbulan.

35 tahun pensiun bukan waktu yang sebentar. Tetapi toh Pak Tua masih tetap bertahan, dengan istri sambungnya yang seusia anaknya, 65 tahun. Kata Pak Tua, hidup itu dijalani saja, jangan terlalu banyak analisis dan kekhawatiran. Kadang hidup di dunia ada banyak kejadian di luar hitungan manusia. Anak-anak itu ada yang berhasil dan ada yang gagal. Namun Tuhan akan memberi tugas kepada masing-masing anak kita untuk orang tuanya. Dan itu akan diwujudkan pada masanya. Luar biasa sekali petuah pak tua ini.

Pak tua setiap pagi jalan-jalan di sekitar perumahan, dan sesekali mampir ke warung seperti pagi ini bertemu saya, sambil nyeruput teh manis panas dan makan pisang goreng di bawah pohon kersem yang rindang. Nikmat sekali pagi ini mendapat pencerahannya.

Kita tidak dapat menduplikasi kehidupan Pak Tua dengan berbagai subsidi dari anaknya, namun kita dapat meniru cara berpikir Pak Tua.

Usia 90 tahun, hidup hanya ditemani istri, teman seangkatannya sudah almarhum semua. Terus mau ngapain lagi. Selain menikmati yang ada. Sesekali anak cucu dan buyut datang menengoknya dan itulah kegembiraan di sisa hidupnya.

Pak tua semangatmu luar biasa.

Sambil melihat pak tua menyeruput teh manis panas seharga 4 ribu rupiah dan pisang goreng seharga seribu rupiah per potong, Nikmat sekali. Pelajaran hidup dan guru kehidupan ada di mana-mana. Termasuk di bawah pohon Kersem, tadi pagi.

BSA/26/6/20