Udin Combo dan Keteladanan

0
728

Udin Combo, bukan grup band jadul seperti Zaenal combo. Tetapi nama warung makan Betawi di daerah Harapan Indah Bekasi. Pemiliknya adalah H. Samsudin. Penambahan nama Combo ditambahkan ketika masih menjadi penjual buah keliling, ketika berjualan di daerah Sunter Jakarta, ada seorang haji, pengusaha kaya raya, baik hati, suka menolong orang dan gemar bersedekah. Sejak itu babe Udin menggunakan nama Combo di belakangnya agar dapat seperti H. Combo, menjadi orang baik dan suka berderma.

Dan sekarang rupanya nasib Udin seperti H Combo, idolanya. Dengan rumah makan yang berlabel “Udin Combo”, warung makan khas Betawi, sekarang memiliki 7 cabang . Anaknya 9 yang laki-laki diwarisi warung. Tinggal menjalankan. Udin Combo juga memiliki usaha lain, memiliki 2 marketplace pribadi, membuka lapak untuk dijadikan pasar dengan 20 kios dengan sewa 800-an sampai sejuta sebulan. Memiliki sekolah dan kontrakan. Kalau direk- reka, pendapatan H.Udin mungkin sudah melebihi gaji direktur utama BUMN.

Namun Udin tetap Udin, masih memilih hidup dengan cara sederhana dengan telepon genggam jadulnya. Ada beberapa prinsip yang dianut dalam bisnisnya;
1) menghitung bon berdasarkan pengakuan atau self assessment. Dan selalu ikhlas kalau pembeli mau bohong.
2) kalau ada yang mendadak kurang bayar, diikhlaskan pelanggan berhutang, untuk dibayar pada kunjungan berikutnya.
3) berderma jangan pernah putus, meski seberapapun besarnya
4) jangan putus shalat.

“Ikhlaskan saja”, kata Udin Combo. Kalau ada pelanggan bohong, kenapa tidak takut rugi, katanya toh saya tidak butuh uang buat mudik. Sambil bergurau karena memang Udin asli Bogor, Bekasi Utara di mana tempat warungnya berada.

Kalau anda baca uraian di atas, ada nama Combo, ada contoh keteladanan, spirit, ada perjuangan, keuletan, ada nasib, ada keihlasan, ada sedekah dan ada doa. Sepertinya semuanya teroplos sebagai ramuan yang handal menuju sukses. Dan butuh waktu sekitar 23 tahun. Meski sekarang mengalami stroke, namun di wajahnya tetap terlihat semangat, tidak pernah memikirkan stroke-nya sebagai masalah atau halangan untuk hidup yang produktif.

Hidup mati sudah ada jalan-Nya. Katanya menutup pembicaraan dengan saya sore tadi, ketika Udin masih aktif mengawasi cara kerja pegawainya yang berjumlah 50 orang. Yang dijaganya adalah jangan sampai pegawainya “menyakiti” pelanggannya. Sementara saya masih sering mengeluh ya?

BSA/1/7/20