EDURANEWS, JAKARTA. Kesetaraan gender menjadi tema utama dalam orasi ilmiah Prof. Suherman dengan tajuk “Peran Eksekutif Perempuan dalam Kebijakan dan Kinerja Perusahaan” di Aula Latief Hendraningrat Gedung Dewi Sartika UNJ (4/7). Orasi ilmiah ini sekaligus pengukuhan Prof. Suherman sebagai guru besar bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi UNJ.
Prof. Suherman menjelaskan bahwa ada tiga hal yang perlu digarisbawahi mengenai peran perempuan ini yaitu bagaimana eksekutif perempuan mempengaruhi keputusan kepemilikan uang tunai, pendanaan perusahaan, dan kinerja perusahaan. Keberadaan perempuan berada dalam lingkup eksekutif ini menandakan perusahaan telah memberikan kesempatan yang sama tanpa diskriminasi.
Sejauh penelitian yang dilakukan Prof. Suherman, ditemukan bahwa eksekutif perempuan memiliki kecenderungan untuk menghindari resiko. Sehingga eksekutif perempuan diasosiasikan secara positif dengan kepemilikan kas perusahaan.
“Hal ini merefleksikan bahwa eksekutif perempuan lebih konservatif dan menghindari resiko,” ujarnya
Selain itu Prof. Suherman juga memaparkan bagaimana eksekutif perempuan yang memiliki jabatan setara dengan presiden direktur dan lainnya dapat mempengaruhi dalam tata kelola perusahaan. Ini ditandai dengan keputusan dalam pendanaan atau struktur modal (utang). Dapat dikatakan bahwa bisnis yang dimiliki perempuan kemungkinan akan memiliki utang yang lebih rendah.
Sepanjang tahun 2022 Prof. Suherman telah melakukan uji empiris terhadap sampel 378 perusahaan yang terdaftar di BEI (2021-2021). Hasilnya memberikan fakta bahwa eksekutif perempuan memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap struktur modal yang diukur dengan debt to equity ratio dan short term debt to total asset.
Dalam tata kelola perusahaan perempuan dianggap lebih luwes dalam pergaulan sehingga perempuan lebih memahami kebutuhan dan perilaku pelanggan. Sehingga menciptakan peluang untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Dalam pengamatan Prof. Suherman dari tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura ditemukan studi bahwa CEO perempuan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan dari sektor makanan dan minuman. Ini berbeda dengan sektor perbankan yang dalam penelitian didapatkan adanya pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukan perempuan berpengaruh positif kepada kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA dan ROE.